5 Hal yang Dirasakan Seseorang saat Kembali ke Perantauan

Apakah kamu seorang perantau yang sudah berada di kampung halaman untuk merayakan Lebaran? Jika sudah, kamu termasuk orang yang beruntung dapat mudik tahun ini.
Banyak perantau yang gak bisa mudik dan berharap bisa pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama orangtua. Jika kamu berkesempatan mudik, manfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya. Menyia-nyiakan momen ini akan membuatmu menyesal, terlebih kerinduan dengan kampung halaman pasti sudah tak tertahankan saat di perantauan. Perasaan ini akan semakin terasa saat kamu kembali ke perantauan setelah berlebaran.
Namun, di balik rasa sedih berpisah, mungkin juga kamu merasakan kebahagiaan saat kembali ke perantauan. Berikut lima hal yang mungkin kamu rasakan sebelum meninggalkan kampung halaman.
1. Perasaan sedih dan haru

Momen Lebaran merupakan momen yang penuh kebahagiaan dan kehangatan bersama orang-orang tercinta di kampung halaman. Setelah momen penuh makna ini usai, para perantau harus kembali ke kota perantauan.
Bagi sebagian perantau, momen ini seringkali menjadi momen yang berat. Mereka harus meninggalkan orangtua, saudara, kerabat, dan suasana kampung halaman yang hangat untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari di kota perantauan.
Rasa sedih dan rindu meninggalkan kampung halaman, terutama orangtua, tak terhindarkan. Kesedihan itu membuat mereka berat untuk kembali ke perantauan. Terlebih bagi perantau yang memiliki ikatan yang kuat dengan orangtua. Meninggalkan mereka di kampung halaman bisa menjadi momen yang haru dan penuh air mata.
2. Kesepian dan kehilangan

Bagi perantau, kembali ke kota tempat bekerja setelah Lebaran merupakan hal yang biasa. Mudik kembali ke perantauan berarti kembali menjalani aktivitas sehari-hari di kota perantauan. Namun, bagi perantau yang memiliki ikatan kuat dengan keluarga di kampung halaman, meninggalkan kampung halaman setelah Lebaran bisa menimbulkan perasaan yang campur aduk.
Di antara perasaan haru dan bahagia saat kembali ke kota perantauan, ada pula perasaan berat hati dan sedih untuk meninggalkan orangtua dan kampung halaman. Kehangatan, keceriaan, dan kebersamaan yang terjalin saat Lebaran kembali sirna.
Perantau harus kembali beradaptasi dengan kesendirian dan kesepian di kota perantauan tanpa orangtua. Hal ini sering kali dialami oleh sebagian perantau dan menjadi sebuah dilema yang harus dihadapi.
3. Perasaan rindu dengan kampung halaman kembali menghampiri

Momen Lebaran di kampung halaman merupakan momen istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh perantau. Kesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang tercinta, terutama orangtua, tak ternilai harganya. Bagi sebagian perantau, momen ini jarang didapatkan karena kesibukan pekerjaan atau keterbatasan biaya transportasi. Oleh karena itu, momen mudik Lebaran menjadi sangat berharga dan tak boleh disia-siakan.
Namun, kebahagiaan Lebaran di kampung halaman tak berlangsung lama. Perantau harus kembali ke perantauan untuk melanjutkan kehidupan dan pekerjaan mereka. Momen ini terasa berat, terutama bagi mereka yang memiliki ikatan kuat dengan orangtua dan jarang merasakan momen Lebaran di kampung halaman.
Rasa rindu yang sempat terobati saat mudik kembali muncul. Kerinduan akan kehangatan, kebersamaan, keceriaan, dan suasana kampung halaman semakin terasa selama perjalanan kembali ke perantauan.
4. Ingin selalu dekat dengan orangtua

Menjadi perantau yang mengais rezeki di negeri orang memang tidak mudah. Beban tanggung jawab, terlebih bagi yang menjadi tulang punggung keluarga di kampung halaman, semakin menambah berat perjuangan perantau.
Meninggalkan orangtua tercinta menjadi momen haru yang penuh dengan linangan air mata. Berat hati perantau meninggalkan orangtua di kampung halaman, terutama ketika melihat kondisi mereka yang semakin tua dan tidak sanggup bekerja.
Dilema pun pasti muncul. Di satu sisi, perantau ingin dekat dengan orangtua dan mengawasi mereka setiap saat. Di sisi lain, tuntutan ekonomi dan tanggung jawab menghidupi keluarga di kampung halaman mengharuskan mereka merantau ke kota. Keinginan untuk kembali ke kampung halaman dan bekerja di dekat orangtua selalu ada, namun terbentur dengan kenyataan finansial yang belum tentu menjanjikan.
5. Rindu dengan suasana perantauan

Kembali ke kota perantauan setelah Lebaran menghadirkan perasaan yang campur aduk bagi para perantau. Di satu sisi, mereka merasakan kesedihan dan keharuan karena harus meninggalkan keluarga dan kampung halaman. Di sisi lain, mereka juga merasakan kebahagiaan dan kerinduan dengan suasana kota perantauan.
Bagi perantau yang rindu dengan kota perantauan, mungkin ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, mereka mungkin sudah merasa nyaman dengan kehidupan di sana. Mereka telah membangun rutinitas, memiliki teman dan komunitas, dan merasa diterima di lingkungan tersebut.
Kedua, perantau mungkin memiliki kenangan indah di kota perantauan. Kenangan tentang perjuangan meraih mimpi, pencapaian yang diraih, dan momen-momen bahagia bersama teman-teman. Kenangan ini menjadi daya tarik yang kuat untuk kembali ke kota perantauan.
Ketiga, perantau mungkin memiliki pekerjaan yang mereka sukai dan tekuni di kota perantauan. Pekerjaan ini memberikan mereka rasa puas dan makna dalam hidup. Rasa rindu dengan pekerjaan dan tanggung jawab ini membuat mereka ingin segera kembali ke kota perantauan.
Kembali ke perantauan memang menghadirkan dilema bagi para perantau. Di satu sisi, mereka ingin dekat dengan keluarga dan kampung halaman. Di sisi lain, mereka juga memiliki kehidupan dan tanggung jawab di kota perantauan. Dilema ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perantau.