Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Candaan yang Sebaiknya Tak Dilakukan, Lucu atau Melukai?

ilustrasi tertawa (pixabay.com/pexels)

Bercanda adalah salah satu jenis interaksi sosial yang sering dilakukan. Bercanda dianggap dapat mencairkan suasana dan mendekatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua jenis candaan dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Beberapa jenis candaan justru dapat menyakiti perasaan, merusak hubungan pertemanan, bahkan membahayakan keselataman orang lain.

Penting bagi kita agar bijak dalam memilih jenis candaan yang tepat agar tidak melampaui norma kesopanan dan menyakiti orang lain. Berikut adalah beberapa jenis candaan yang sebaiknya tidak dilakukan. Cek, yuk!

1. Bercanda tentang bentuk fisik orang lain

ilustrasi penyandang disanilitas (pixabay.com/stevepb)

Bercanda tentang bentuk fisik seseorang sebaiknya dihindari karena dapat melukai perasaan dan merendahkan harga diri orang yang menjadi sasarannya. Meskipun terasa ringan, bercanda tentang bentuk fisik seseorang bisa menjadi hal sensitif yang melukai perasaan, seperti timbulnya rasa malu, rendah diri, bahkan trauma. Terlebih jika candaan fisik dilakukan di hadapan banyak orang.

Pahami bahwa setiap orang mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap ciri fisik yang dimiliki. Membuat lelucon tentang berat badan, tinggi badan, warna kulit dan ciri fisik lainya dapat membentuk budaya body shaming yang tidak ramah lingkungan. Yuk, stop candaan tentang fisik seseorang!

2. Bercanda dengan merendahkan orang lain

ilustrasi mengejek teman (pixabay.com/olga-filo)

Bercanda dengan merendahkan orang lain harus dihindari karena dapat menimbulkan efek negatif yang sangat serius, baik bagi hubungan sosial maupun kesehatan mental seseorang. Contohnya bercanda dengan merendahkan profesi atau pekerjaan tertentu, merendahkan kemampuan kognitif seseorang, mengolok status sosial, serta latar belakang seseorang. Candaan seperti ini sering dianggap sebagai penghinaan meskipun pelakunya hanya menganggapnya sebagai lelucon. 

Bercanda dengan merendahkan orang lain dapat menciptakan suasana yang tidak nyaman dan merusak keharmonisan di lingkungan sosial. Orang lain mungkin merasa terintimidasi atau takut menjadi sasaran berikutnya, sehingga memilih untuk menjauh. Bercanda dengan merendahkan orang lain juga dapat memperkuat budaya negatif seperti bullying, diskriminasi, atau pelecehan verbal, yang berdampak buruk tidak hanya pada individu tetapi juga pada komunitas secara keseluruhan.

3. Bercanda tentang agama

ilustrasi berdoa (pixabay.com/setthayos)

Agama tidak boleh dijadikan bahan candaan karena menyangkut nilai-nilai suci, keyakinan yang mendalam, serta identitas pribadi seseorang. Agama menjadi hal yang sensitif bagi banyak individu, bercanda tentang agama dapat dianggap sebagai pelecehan dan penghinaan terhadap keyakinan yang dianut seseorang. 

Selain dampak interpersonal, bercanda tentang agama juga dapat menimbulkan konsekuensi sosial yang lebih luas. Candaan tentang agama berisiko memicu konflik antar individu atau kelompok yang memiliki pandangan berbeda, sehingga menciptakan ketegangan dalam hubungan sosial.

Dalam banyak budaya dan sistem hukum, penghinaan terhadap agama dianggap sebagai pelanggaran moral atau bahkan hukum. Hal ini menunjukkan bahwa agama memiliki tempat yang harus dihormati di masyarakat. Sebaiknya hindari menjadikan agama sebagai bahan candaan dan memilih topik yang lebih netral untuk menjaga kerukunan dan menghormati keberagaman keyakinan.

4. Bercanda tentang trauma yang dialami seseorang

ilustrasi menutup mulut (pixabay.com/RobinHiggins)

Hindari candaan yang menyangkut trauma yang dialami oleh orang lain, contohnya pengalaman kehilangan, kecelakaan, kekerasan dan kejadian traumatis lainya. Candaan semacam ini dapat memperparah rasa cemas, stres, atau bahkan memicu kembali reaksi emosional yang ekstrem seperti depresi atau serangan panik.

Ketika suatu kejadian trauma dijadikan bahan candaan, maka dapat memicu kenangan buruk yang seharusnya dilupakan. Hal ini dapat membuat orang yang mengalaminya merasa tidak dihormati dan tidak dipahami. Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan dalam bercanda dan selalu menunjukkan rasa hormat terhadap pengalaman pribadi orang lain.

5. Bercanda yang membahayakan keselamatan

ilustrasi adegan berbahaya (pixabay.com/RonaldPlett)

Candaan yang dapat membahayakan keselamatan seseorang sangat dilarang karena dapat menimbulkan risiko yang serius, baik fisik maupun psikologis. Candaan jenis ini biasanya melibatkan tindakan yang tidak bertanggung jawab, seperti menakut-nakuti, mendorong seseorang ke situasi bahaya, atau menyembunyikan informasi penting. Tindakan seperti ini tidak hanya melanggar norma sosial tetapi juga memiliki potensi melanggar hukum.

Selain itu, candaan yang membahayakan keselamatan merusak kepercayaan dan hubungan antar individu. Orang yang menjadi korban candaan akan merasa dikhianati, direndahkan, dan tidak dihargai, terutama jika candaan tersebut dilakukan tanpa izin dan tanpa batasan. Penting diingat, bahwa bercanda harus selalu dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan semua pihak yang terlibat.

Bercanda adalah bagian dari interaksi sosial yang dapat mempererat hubungan, tetapi harus dilakukan dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab. Dengan bersikap bijak dalam bercanda, kita tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi juga menunjukkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita. Ingat ya, jangan lakukan lima jenis candaan di atas!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rinda Septiana
EditorRinda Septiana
Follow Us