Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bicara dengan rekan kerja (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi bicara dengan rekan kerja (pexels.com/Artem Podrez)

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi seberapa besar seseorang menyukai pekerjaannya, mulai dari peran dan tanggung jawab, fasilitas yang tersedia, budaya perusahaan, hingga rekan kerja. Tentu, jika semua faktor tersebut positif, hal itu akan memberimu banyak manfaat, seperti membuatmu lebih bersemangat bangun di pagi hari, merasa lebih percaya diri, dan tetap termotivasi dalam bekerja.

Sebaliknya, jika faktor-faktor tersebut negatif, hal itu dapat berdampak buruk terhadap produktivitas, kesejahteraan, hingga kesehatan mentalmu di tempat kerja. Berada di lingkungan kerja yang negatif, apalagi jika memiliki rekan kerja yang toxic bisa sangat merugikan, lho.

Sayangnya, tidak semua orang dapat dengan mudah mengenali apakah rekan kerja mereka termasuk toxic atau tidak. Oleh karena itu, berikut telah IDN Times rangkum lima kebiasaan yang menunjukkan jika rekan kerjamu toxic. Yuk, kenali!

1.Selalu mementingkan diri sendiri

ilustrasi berbicara dengan rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu kebiasaan paling menonjol yang dilakukan oleh rekan kerja toxic adalah selalu mementingkan diri sendiri atau lebih dikenal sebagai egois. Menurut April Masini, seorang pakar hubungan dan etiket, dilansir Bustle, seorang rekan kerja yang toxic biasanya kerap melakukan tindakan yang bertujuan untuk menguntungkan diri mereka, tanpa peduli seberapa besar dampak buruk yang akan ditimbulkannya kepada orang lain.

Meski begitu, tindakan yang beracun ini terkadang sukar untuk dikenali. Sebab, orang-orang yang toxic biasanya akan berusaha menutupi apa yang mereka rencanakan dengan cara bersikap baik atau peduli di hadapan orang lain. Jadi, sangat penting bagi kamu untuk berhati-hati apabila menemukan rekan kerja seperti ini di tempat kerjamu.

“Jauh lebih sulit bagi seseorang yang tidak memiliki pengalaman dengan orang-orang toxic untuk mengidentifikasi apakah rekan kerjanya toxic atau tidak, dan itu mungkin membutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi, kamu dapat mengenalinya dengan mencari tanda-tanda yang jelas, seperti mereka hanya peduli atau menghargai hasil kerja orang lain jika hal itu dapat menguntungkan diri mereka,” terang Masini.

2.Suka bergosip dan menjelek-jelekkan orang lain

ilustrasi bergosip di tempat kerja (pexels.com/Felicity Tai)

Salah satu kebiasaan jelas dari rekan kerja yang toxic adalah suka bergosip dan menjelek-jelekkan orang lain. Menurut Masini, gosip adalah akar dari banyak masalah di dalam kantor sekaligus menjadi tempat berkembang biaknya hal-hal negatif. Oleh karena itu, jika kamu mendapati rekan kerja yang sering bergosip atau menjelek-jelekkan orang lain, itu artinya kamu telah menemukan rekan kerja yang toxic.

“Rekan kerja yang toxic biasanya akan berkumpul secara diam-diam di sekitar bilik kerja setelah rapat untuk memberikan pandangan negatif terhadap apa yang baru saja terjadi. Di sisi lain, mereka juga mungkin berusaha keras untuk berteman dengan karyawan baru dengan tujuan menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu dan kemudian menyebarkan pengaruh negatifnya kepada orang tersebut,” ujar Marcel Schwantes, seorang pelatih eksekutif, pembicara, dan penulis, dikutip Inc.

Siobhan Neela-Stock, seorang penulis dan jurnalis yang tinggal di Vermont, dikutip The Muse, menambahkan bahwa, biasanya tindakan ini sering dilakukan lantaran mereka merasa kurang percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Sehingga, gosip pun menjadi cara bagi mereka untuk mengembalikan kepercayaan diri, membantu menjalin hubungan dengan rekan kerja, serta berusaha mencari perhatian. Kendati demikian, kamu dapat menghadapinya dengan cara menghindari ikut serta atau berpura-pura mendukung mereka.

“Ambil respons yang tepat dengan cara tidak terlibat atau tidak mendukung percakapan tersebut. Kamu bisa memilih untuk diam, lalu menjauh atau menegur orang tersebut atas sikap negatifnya,” ujar Masini.

3.Kerap menyinggung perasan orang lain

ilustrasi dua rekan kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bukan hanya senang bergosip, salah satu kebiasaan yang sering ditunjukkan oleh rekan kerja yang toxic adalah sering menyinggung perasaan orang lain. Hal itu, bahkan dilakukan secara terang-terangan. Tidak peduli apakah teman kerja yang disinggung tersebut merasa sedih, marah, ataupun jengkel.

Namun Masini menjelaskan bahwa, umumnya rekan kerja yang toxic tidak menyadari bahwa perilaku mereka salah. Jadi, sangat penting untuk memberitahu mereka dengan cara yang lembut dan hati-hati, namun tetap tegas dan jelas.

“Jika mereka tidak menghormati ruang pribadimu atau secara aktif menciptakan permusuhan denganmu, maka inilah saatnya untuk berani bertindak tegas. Misal dengan melapor hal tersebut kepada atasan atau ke bagian sumber daya manusia,” kata Katherine Glick, seorang terapis di Talkspace, menambahkan, dilansir Bustle.

4.Sering mengeluh dan mengkritik, tetapi tidak pernah memberikan solusi

ilustrasi seorang perempuan sedang bicara (pexels.com/SHVETS production)

Mengeluhkan pekerjaan yang berat atau mengkritik sesuatu yang menurut diri kita masih kurang merupakan hal yang wajar. Namun, jika kedua hal itu dilakukan secara terus-menerus, terlebih tidak ada pilihan solusi yang ditawarkan, maka bisa jadi perilaku itu adalah perilaku yang toxic dan kamu perlu waspada terhadap rekan kerja yang bersikap seperti ini.

“Rekan kerja yang beracun umumnya memiliki persepsi negatif tentang tempat kerja dan beban kerja, serta secara aktif membagikan hal-hal negatif tersebut kepada orang lain,” ujar Glick. “Mendengarkan keluhan-keluhan ini akan membawamu ke dalam jalur negatif menuju ketidakbahagiaan di tempat kerja,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Robert H. Johnson Jr, selaku konsultan DEI dan kepala pemimpin International Diversity, Equity & Inclusion Enablement di DoorDash, dikutip The Muse, menambahkan bahwa tipe rekan kerja ini bisa menimbulkan frustasi karena sikap negatifnya dapat menular serta memengaruhi perasaanmu di tempat kerja. Oleh karena itu, jika kamu menemukan rekan kerja seperti ini, sebaiknya berhati-hati.

5.Mengambil keuntungan dari kegagalan orang lain

ilustrasi bertanya saat presentasi di kantor (pexels.com/Christina Morillo)

Ketika kamu mendapati ada rekan kerjamu merasa senang saat melihat rekan kerja lainnya gagal atau membuat kesalahan, itu berarti kamu sedang berhadapan dengan rekan kerja yang toxic. Oleh karena itu, sebaiknya jauhi rekan kerja yang memanfaatkan kesalahan dan kekurangan orang lain untuk mendapatkan promosi atau mengambil hati atasan.

“Meski begitu, ada cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi rekan kerja yang toxic ini, seperti jangan bersikap buruk terhadap mereka. Sebaliknya, tunjukkan kepedualianmu terhadap orang lain dan alihkan pembicaraan negatif kepada hal yang positif,” ujar Masini.

Memiliki rekan kerja yang toxic bisa sangat melelahkan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental. Belum lagi, rekan kerja yang toxic sering kali membawa pengaruh buruk. Oleh karenanya, sangat penting untuk mengenali kebiasaan-kebiasaan yang sering mereka lakukan agar kamu dapat menemukan respons yang tepat ketika berhadapan dengan mereka.

Di sisi lain, menetapkan batasan yang jelas di tempat kerja juga patut dipertimbangkan. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan mentalmu dapat tetap terjaga dan kamu pun bisa bekerja secara profesional tanpa merasa tertekan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team