Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Orang Indonesia yang Dianggap Tidak Sopan di Luar Negeri

kebiasaan orang Indonesia yang dianggap tidak sopan di luar negeri (unsplash.com/Tyler Morgan)

Setiap negara, bahkan setiap bangsa, pasti memiliki kebiasaan mereka sendiri. Gak hanya Indonesia tapi juga mereka yang tinggal di negara lain. Kebiasaan ini gak jarang akan berpengaruh pada tingkah laku dan juga pola pikir sebuah bangsa di suatu negara. 

Namun, siapa sangka kalau ternyata sejumlah kebiasaan orang Indonesia berikut ini justru malah dianggap kurang sopan bagi orang luar negeri. Wah, kok bisa begitu, ya? Memangnya kebiasaan apa saja yang dimaksud? Cari tahu sama-sama, yuk!

1.Menghabiskan makanan tanpa sisa

ilustrasi menghabiskan makanan tanpa sisa (vecteezy.com/inuyasha.tp837217)

Di Indonesia, kita diajarkan untuk selalu menghabiskan makanan sebagai bentuk menghargai kepada orang yang sudah memasak. Gak hanya itu, menghabiskan makanan tanpa meninggalkan satu butir nasi sekali pun juga dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang kita dapatkan.

Namun, kalau kamu pergi ke negara lain, misalnya, ke Tiongkok, baiknya jangan dilakukan. Sebab, menurut kepercayaan mereka, menghabiskan makanan tanpa bersisa dianggap sebagai perbuatan yang kurang sopan. Wah, sangat bertolak belakang sekali.

2.Membunyikan klakson saat di jalan

ilustrasi membunyikan klakson saat di jalan (vecteezy.com/nopphonpattanasri)

Saat berada di jalan raya, kadang ada banyak situasi yang membuat kita mengharuskan membunyikan klakson. Entah karena sedang terburu-buru, mobil atau motor yang ada di depan gak segera jalan, dan sebagainya. Hal ini terasa biasa dan wajar di Indonesia. Bahkan, saat lampu masih kuning, pengendara di belakang sudah membunyikan klakson.

Namun, gak demikian halnya kalau kamu sedang berkendara di Norwegia. Membunyikan klakson di Norwegia dianggap sebagai perbuatan tidak sopan. Sebab, di negara tersebut, klakson boleh dibunyikan asal dalam kondisi yang darurat saja.

3.Tersenyum kepada orang asing

ilustrasi tersenyum kepada orang lain (vecteezy.com/tone.ff290377)

Kamu pernah bertanya gak kenapa orang Indonesia disebut sebagai bangsa paling ramah oleh orang luar negeri? Salah satunya karena hal ini, nih!

Orang Indonesia gemar menebar senyum kepada orang lain, apalagi terhadap orang asing atau siapa pun, yang gak dikenal bahkan baru ditemui. Kebiasaan ini terasa wajar dan sangat normal di Indonesia.

Eits, tunggu dulu. Bagi orang yang tinggal di Rusia, kebiasaan seperti ini dianggap tidak sopan. Senyuman ramah yang diberikan pada orang asing dianggap sebagai sebuah tindakan yang mengarah pada sikap menggoda. Itulah mengapa kalau kamu di Rusia jangan melakukan kebiasaan tersenyum pada orang asing seperti saat di Indonesia, ya!

4.Duduk di bangku belakang saat naik taksi

ilustrasi duduk di bangku belakang saat naik taksi (pexels.com/Ono Kosuki)

Kalau pergi ke Australia, Selandia Baru, Skotlandia, atau Irlandia, ada baiknya segera ubah kebiasaan duduk di bangku belakang saat naik taksi. Negara-negara tadi menjunjung tinggi derajat sesama manusia. Jadi, meski sendirian, kamu wajib duduk di depan di samping sopir.

Kebiasaan semacam ini justru gak terjadi di Indonesia. Kita kerap kali duduk di bangku belakang karena merasa sungkan. Padahal, di sejumlah negara, kebiasaan duduk di bangku belakang saat naik taksi malah dianggap tidak sopan dan tidak menghargai.

5.Menanyakan kesibukan orang lain

ilustrasi membahas hal yang kurang sopan (vecteezy.com/nopphonpattanasri)

Siapa yang kerap tanya teman atau orang lain dengan kata “Kamu sedang apa?” atau “Kamu lagi ngapain?”? Pertanyaan semacam ini terasa sangat biasa di Indoensia, bahkan menanyakan kesibukan mereka kadang diartikan sebagai salah satu bentuk perhatian.

Namun, lain halnya jika di Belanda. Kebiasaan menanyakan kesibukan orang lain semacam itu dianggap sebagai hal yang tidak sopan. Bagi mereka, bertanya seperti itu sama dengan melanggar privasi orang lain.

Layaknya peribahasa “Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” kita juga wajib menghargai apa yang mereka yakini meskipun sebenarnya di Indonesia kebiasaan semacam itu hal yang wajar dan biasa. Ingat-ingat selalu, siapa tahu suatu saat berguna, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us