5 Langkah Mengampuni Diri Sendiri Paska Alami Kekerasan Emosional

Tindakan kekerasan dalam hubungan bukan hanya bisa terjadi secara fisik, melainkan juga emosional. Bisa dengan menghujamimu dengan beragam kritik dan ucapan negatif yang membuatmu sulit untuk benar-benar memahami kebenaran tentang siapa dirimu sebenarnya.
Orang yang baru lepas dari relasi toksik tidak semudah itu untuk mendapat kepercayaan dirinya lagi. Bahkan mungkin, tidak jarang mereka menyalahkan diri atas apa yang sudah terjadi.
Apa kamu pun sedang kesulitan dengan hal ini? Ketahuilah, bila kamu benar-benar ingin lepas dari masa lalu, kamu harus bisa memaafkan diri sendiri. Mulailah dengan melakukan lima langkah di bawah.
1.Berhenti menoleh ke masa lalu

Kebanyakan orang mengalami pelecehan emosional tidak bisa berhenti untuk melihat masa lalunya. Walau sudah lepas dari hubungan toksik, kamu terus terngiang-ngiang dengan sikap dan ucapan pelaku. Kamu merasa kecil dan tidak berharga.
Namun Guys, tahukah kamu bahwa kebiasaan ini hanya akan membuatmu terjebak lebih dalam? Kalau kamu benar-benar mau lepas dari masa lalu, maka kamu harus secara sengaja melepas setiap tuduhan pada dirimu. Kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi dalam hidup, tapi setidaknya kita bisa mulai ambil kendali atas respon kita sendiri.
2.Memaafkan diri sendiri dan orang lain

Seorang pelaku kekerasan emosional pasti akan menghancurkan semangatmu sehingga kamu lebih “patuh” dan mudah dikendalikan. Setelah berhasil lepas dari relasi itu, banyak orang yang menyimpan rasa benci dan sakit hati bertahun-tahun pada diri sendiri dan pelaku.
Padahal, itu tidak membuatmu merasa lebih baik. Alih-alih, kamu akan semakin terperangkap dalam rasa sakit bertubi-tubi. Ketika kamu tidak bisa melepas maaf, baik pada dirimu atau pun orang lain, kamu secara tidak langsung sedang mengikat diri pada pola rasa sakit dari masa lalu. Pengampunan, sebaliknya, menunjukkan kesediaan dan kesiapanmu untuk menciptakan awal yang baru.
3.Klaim kembali apa yang seharusnya menjadi milikmu

Paska lepas dari relasi toksik, kamu akan berpikir bahwa kamu tidak punya hak apa pun atas hidupmu sendiri. Kamu akan dengan mudah menyerahkan pilihan dan hakmu pada orang lain. Salah satu contoh praktiknya, kamu akan sulit untuk percaya pada keputusan sendiri.
Untuk benar-benar sembuh, kamu perlu klaim kembali apa yang menjadi hakmu. Berani dan percaya dirilah ketika memilih dan memutuskan sesuatu. Katakan “ya” pada hal yang memang kamu ingin lakukan, katakan “tidak” pada hal yang tidak kamu mau. Perlahan, kamu akan mendapat kekuatan dan keberanianmu kembali.
4.Jauhi orang-orang toksik

Pasti rasanya melelahkan ketika harus berhadapan dengan orang-orang toksik, terlebih pelaku pelecehan emosional. Setiap hari, kamu diperhadapkan dengan konflik dan pertikaian tanpa henti.
Dari pengalamanmu, kamu pun harus bisa menjaga diri dari orang toksik. Jangan sampai bertemu dengan orang yang salah membuatmu kembali jatuh dalam perangkap yang sama.
5.Isi waktumu dengan hal-hal produktif dan menyenangkan

Proses penyembuhan tidak bisa terjadi dalam satu malam. Perlu proses dan waktu yang tidak sebentar. Selama itu, isilah waktumu dengan sesuatu yang produktif dan membuatmu bahagia.
Entah menghabiskan waktu dengan orang tersayang, melakukan hobi, atau memperdalam ilmu dan memperbanyak pengalaman. Dengan ini, kamu pun belajar untuk memperbaiki hubunganmu dengan diri sendiri.
Kunci untuk sembuh dan lepas dari masa lalu ialah berhenti terus menoleh ke hal yang sudah terjadi. Kamu memang tidak bisa mengubah pengalaman itu, tapi kamu bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Biarkan dirimu bersinar lagi, kamu layak mendapatkannya.