Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Gagal Hemat meski Sudah Bikin Anggaran, Kurang Disiplin?

ilustrasi menghitung (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Belajar berhemat bisa dimulai dengan rutin membuat anggaran bulanan. Anggaran ini memperjelas berapa dana yang tersedia dan akan digunakan buat apa saja. Kamu sudah punya pengalaman panjang betapa tanpa budgeting, pengeluaranmu menjadi tak terkendali. Berapa pun pendapatanmu nyaris tidak bersisa setiap bulannya.

Padahal, secara jumlah sudah cukup besar. Dengan memulai kebiasaan membuat anggaran diharapkan lebih banyak uang bisa diselamatkan. Tapi ternyata hidup berdasarkan rencana anggaran yang sudah dibikin pun tidak mudah. Budgeting gak secara otomatis membuatmu lebih hemat.

Kamu mungkin mengalami overbudget  beberapa bulan dan bikin ragu akan melanjutkan pembuatan anggaran atau stop saja. Jangan menyerah dulu serta tergesa-gesa kembali seperti ketika dirimu gak pernah bikin anggaran. Pelajari kira-kira apa penyebab anggaran yang sudah disusun tidak bekerja dengan baik. Salah satunya mungkin ada di bawah ini.

1. Anggaran cuma ditulis, gak diikuti dengan disiplin

ilustrasi membuat anggaran (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Kalau dilihat dari buku anggaranmu memang segalanya tampak rapi. Di sana jelas sekali tertulis berapa jatah uang untuk setiap pos pengeluaran. Jika semua pengeluaran ditotal, hasilnya masih ada sejumlah uang buat ditabung. Namun, di akhir bulan dirimu selalu mendapati hasil yang sama.

Pendapatanmu tetap gak bersisa atau sisanya jauh lebih kecil dari angka yang tertulis di rencana anggaran. Pertanyaan pertama untuk menyelidiki titik kebocoran dalam anggaranmu ialah, apakah kamu benar-benar mengikuti semua yang tertulis di situ? Jika ada sikap tidak disiplin sedikit saja tetapi berulang, tentu di akhir bulan akan terlihat pembengkakan pengeluaran.

Anggaran yang telah disusun dengan banyak pemikiran ini tidak bisa bekerja secara otomatis. Itu tak lebih dari pedoman untukmu membelanjakan uang. Penentunya tetap kamu sendiri. Selama rencana anggaran ditaati bahkan sebisa mungkin lebih dihemat, tentu target tercapai. Imbangi pembuatan anggaran dengan kedisplinanmu dalam mematuhinya.

2. Bikin anggarannya terlalu mepet, malah over budget terus

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bikin anggaran bukan sekadar memberikan batasan yang ketat untuk setiap uang yang dikeluarkan. Niatmu berhemat dengan cara membuat anggaran sekecil mungkin. Akan tetapi, hasil akhirnya malah berantakan. Pengeluaranmu sampai akhir bulan bahkan bisa 2 kali lipat atau lebih dari anggaran yang ditetapkan.

Ini terlihat parah sekali seakan-akan kontrol dirimu terkait penggunaan uang amat rendah. Namun, dugaan itu belum tentu benar. Periksa kembali anggaran yang sudah dibikin. Bila dalam penyusunannya kamu terlalu memaksakan agar anggarannya sekecil mungkin, inilah akibatnya.

Kebutuhanmu tidak dapat ditekan secara ugal-ugalan. Hidupmu memerlukan biaya yang tak sedikit, sedangkan anggaranmu tidak realistis. Dirimu mungkin berharap bisa otomatis mengikuti anggaran yang tertulis.

Namun, kenyataannya kebutuhan-kebutuhan penting gak dapat begitu saja dipangkas. Longgarkan anggaranmu sesuai pengeluaran rutin biar kamu tidak stres duluan dan merasa gagal berhemat. Biar keuanganmu stabil saja dulu baru lain waktu pikirkan pos mana yang masih mungkin untuk dirampingkan.

3. Ada banyak kebutuhan di luar dugaan

ilustrasi menghitung (pexels.com/Viktoria Slowikowska)

Sekalipun anggaranmu sudah realistis, adanya kebutuhan tidak terduga di tengah bulan dapat mengacaukannya. Kamu tidak bisa serta-merta memakai dana darurat karena itu hanya boleh digunakan untuk situasi yang amat genting. Seperti dirimu kehilangan pekerjaan.

Apabila dana darurat sedikit-sedikit diusik, mengumpulkannya lagi tak mudah. Nanti dana darurat belum kembali seperti semula, telah terjadi sesuatu yang sangat buruk dan dirimu tidak lagi mempunyai cukup uang. Maka sebisa mungkin kebutuhan mendadak diambil dari penghasilan bulananmu saja.

Seperti kendaraanmu terserempet atau ditabrak orang dan butuh perbaikan segera. Atau, bulan ini ada saudara yang menginap di rumahmu beberapa hari sehingga kamu perlu menambah jumlah dan variasi hidangan agar ia merasa senang. Kebutuhan tak terduga begini kerap tidak terelakkan.

Sebaiknya di samping anggaran buat pengeluaran yang sudah pasti, tetap sediakan dana cadangan. Kalau dana cadangan tak terpakai tinggal dimasukkan ke tabungan. Namun bila ada kebutuhan mendesak seperti di atas, dirimu masih aman dari overbudget.

4. Bikin anggaran, tapi kebutuhan gak diseleksi dengan baik

ilustrasi menghitung (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Apa dasar untuk pembuatan anggaran keuangan pribadi? Dasar pertama adalah besaran pendapatanmu. Kedua, kebutuhan-kebutuhan yang sudah diseleksi dengan baik. Apabila kamu bahkan belum menyaring kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulan dari kebutuhan yang bisa ditunda sampai dihapus, anggaran sulit diikuti dengan disiplin.

Misalnya, anggaran belanja harianmu dalam sebulan 1,5 juta rupiah. Uang sebesar itu mestinya hanya cukup buat memenuhi 10 jenis belanja. Seperti belanja makanan, bahan bakar, air isi ulang, dan sebagainya. Tapi karena kebutuhanmu belum terseleksi dengan baik, totalnya ada 12 hingga 15 macam.

Tentu saja uangnya menjadi sering kurang. Maka sebelum membuat anggaran keuangan, catat dulu berbagai kebutuhan yang terlintas di kepala sebanyak apa pun itu. Baru coret satu per satu kebutuhan yang setelah dipikir-pikir lagi ternyata gak perlu-perlu amat. Nanti kamu akan sampai pada kebutuhan-kebutuhan yang paling penting saja.

5. Merevisi anggaran berkali-kali dalam sebulan

ilustrasi menghitung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Boleh gak sih, kamu merevisi anggaran keuanganmu? Dilihat dari hakmu tentu saja boleh. Kamu sendiri yang membuatnya, maka gak masalah jika dirimu ingin mengubahnya sewaktu-waktu. Tapi ingat konsekuensi dari merevisi anggaran terlalu sering. Yaitu, menurunkan kepatuhanmu terhadap rencana anggaran.

Dirimu bakal selalu menemukan alasan yang seolah-olah mendesakmu buat mengubahnya lagi dan lagi. Di awal bulan, total dana yang dianggarkan untuk berbagai kebutuhan hanya 2 juta rupiah. Namun seiring revisi berulang, sampai akhir bulan anggaranmu telah membengkak menjadi 3 sampai 4 juta rupiah.

Kalaupun gajimu lebih dari itu, berarti lebih sedikit uang yang bisa ditabung. Memang dalam pembuatan anggaran terkadang ada kekeliruan karena kamu kurang cermat atau ada kebutuhan tidak terduga seperti dalam poin 3. Tetapi batasi revisi anggaran setiap bulannya. Maksimal 2 kali saja biar konsistensi dan kedisiplinanmu dalam mematuhi rencana anggaran masih tergolong baik.

Penyusunan anggaran keuangan membantu memudahkanmu dalam usaha mengontrol pengeluaran. Namun, perlu kesadaran tinggi dari diri sendiri untuk menjalankannya. Jangan terlalu kaku pada rencana anggaran biar gak stres.

Tapi buat apa pula repot-repot bikin budgeting kalau hanya untuk dilanggar terus? Semoga bulan depan kamu sukses mengatur pengeluaran sesuai dengan anggaran yang sudah dibuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us