5 Penyebab Kamu Mengalami Mati Rasa Secara Emosional, Rasanya Hampa!

Pernah gak sih kamu merasa seperti tidak memiliki emosi sama sekali? Atau mungkin kamu merasakan kekosongan yang sulit dijelaskan? Kondisi ini dikenal dengan istilah emotional numbness atau mati rasa secara emosional.
Bagi sebagian orang, fenomena ini mungkin terlihat sepele. Namun, sebenarnya ada banyak faktor yang memicunya. Yuk, kenali lebih dalam lima penyebab kamu mengalami mati rasa secara emosional di bawah ini!
1. Stres

Stres memang sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. Akan tetapi, stres berkepanjangan bisa jadi pemicu kamu mengalami mati rasa secara emosional. Kok bisa sih?
Saat dalam kondisi stres, tubuh memproduksi banyak hormon kortisol. Kortisol yang tinggi ini dapat mempengaruhi cara otak memproses emosi. Termasuk dalam sulit untuk merasa atau merespons perasaan dengan benar (The Journals of Gerontology Series B, 2013).
Sebaliknya, kamu mungkin merasa hampa atau tidak peduli terhadap apa pun. Bahkan terhadap suatu hal yang biasanya membuatmu emosional. Mati rasa ini sering kali menjadi bentuk perlindungan diri tubuh untuk menghindari beban emosi yang terlalu berat.
2. Mekanisme koping penderita PTSD

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah gangguan yang sering dialami oleh seseorang yang pernah melalui pengalaman traumatis. PTSD sering kali menyebabkan penderitanya merasa mati rasa secara emosional sebagai mekanisme koping (BMJ, 2015). Hal ini terjadi karena trauma masa lalu yang belum terselesaikan.
Penderita PTSD bisa merasa terpisah dari emosinya. Bahkan kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi dengan jelas atau emotional numbness (Journal of traumatic stress, 2016). Fenomena ini disebut dissociation, di mana seseorang merasa terpisah dari dirinya sendiri atau lingkungannya. Meskipun membantu, dalam jangka panjang situasi ini perlu untuk segera diselesaikan.
3. Periode pelepasan emosi penderita BPD

Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang juga bisa menyebabkan mati rasa emosional. Penderita BPD sering kali mengalami pergeseran emosi yang ekstrem. Mulai dari emosi yang intens hingga fase pelepasan emosi (Journal of Psychotherapy Integration, 2016).
Pada saat fase pelepasan emosi, penderita BPD mungkin kehilangan koneksi dengan perasaannya. Emosi yang sedang dirasakan terasa asing, seolah-olah bukan milik sendiri. Tak jarang penderita merasa kebingungan dengan emosi yang dialami, dan sering kali menimbulkan perasaan hampa atau kosong.
4. Anxiety atau gangguan kecemasan

Anxiety tidak hanya membuat seseorang merasa khawatir atau takut secara terus-menerus. Namun, juga dapat memunculkan perasaan mati rasa secara emosional. Fenomena tersebut adalah respons alami dari tubuh terhadap stres atau ketakutan yang tinggi (The Journal of Nervous and Mental Disease, 2004).
Perasaan takut, khawatir, atau tegang yang intens membuat tubuh memasuki mode pertahanan. Salah satu cara mengatasinya dengan menonaktifkan perasaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit emosional yang mungkin muncul akibat situasi yang menakutkan. Akibatnya, kamu mungkin tidak bisa merasakan emosimu atau mati rasa secara emosional.
5. Sedang berduka

Mengalami duka mendalam, seperti kehilangan orang yang dicintai, dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi yang parah. Ketika rasa sedih terlalu mendalam, tubuh bisa merespons dengan mematikan emosi secara sementara. Pada beberapa kasus, individu yang mengalami duka berkepanjangan bisa merasa tidak terhubung dengan emosinya atau mengalami disasosiasi (Dialogues in Clinical Neuroscience, 2012).
Sehingga, tidak mengherankan jika kamu mengalami mati rasa saat terjadi peristiwa duka. Perasaan ini biasanya tidak permanen. Akan tetapi, jika dibiarkan berlarut-larut, mati rasa emosional dapat memperburuk kondisi mental.
Mati rasa secara emosional bisa menjadi reaksi terhadap berbagai kondisi psikologis. Seperti stres, trauma, gangguan kecemasan, hingga duka mendalam.
Meskipun membantu dalam jangka pendek, dalam jangka panjang dapat menghambat kemampuanmu untuk menikmati hidup dan berhubungan dengan orang lain.
Jika kamu merasa mengalami mati rasa emosional dalam waktu lama, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Dengan dukungan yang tepat, kamu bisa kembali merasakan kehidupan dengan lebih penuh dan bermakna. Gimana, apakah kamu pernah merasakan hal yang sama?