5 Resolusi Sederhana untuk Kesehatan Fisik, Mental, dan Finansial

Resolusi tahun baru gak harus muluk-muluk. Semua hal yang didasari oleh niat dan tujuan yang baik patut disebut sebagai resolusi. Bahkan resolusi yang terdengar simpel pun boleh jadi berdampak besar dan positif bagi diri sendiri. Bonusnya, beberapa orang di sekitarmu juga dapat terinspirasi.
Mereka tidak menitikberatkan pada kehebatan resolusi yang ditulis atau dikatakan olehmu. Namun, mereka merasa tertarik setelah melihat tindakanmu kemudian hasilnya. Resolusimu meliputi aspek fisik, mental, dan finansial.
Tiga hal di atas tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Abai pada aspek fisik akan membuatmu sakit-sakitan. Cuek terhadap kesehatan mental juga menghancurkan hidupmu. Begitu pula keuangan yang gak diperhatikan cuma bikin hidupmu sengsara.
Lima resolusi di bawah ini cocok buat semua orang, apalagi untukmu yang masih muda dan kerap terpengaruh tren pergaulan.
1. Lebih memperhatikan gaya hidup sehat

Menjaga pola hidup harus meliputi makanan dan minuman, istirahat, dan olahraga. Ketiganya mesti ada dan porsinya diperhatikan betul. Menu makanan yang komposisinya sehat pun menjadi buruk untuk kesehatan kalau porsinya berlebihan. Demikian juga dengan olahraga dan istirahat.
Jangan menunggu penyakit berat datang untuk memulai gaya hidup sehat. Walaupun kesibukanmu tinggi, hindari mengesampingkan pentingnya menjaga keseimbangan hidup dan keteraturan. Stop pandangan usia muda membuatmu pasti kuat makan dan minum sembarangan, tidur sesedikit mungkin, dan gak usah capek-capek berolahraga.
Bila penyakit berat telanjur menyerang, kamu cuma bisa menyesalinya. Lebih baik mencegahnya sekarang untuk kehidupan yang lebih berkualitas.
Masa tua adalah gambaran dari masa mudamu. Jika kamu tak hanya ingin setahun ini dikaruniai kesehatan yang cukup prima melainkan sampai lansia, investasinya dari sekarang. Perubahan ini tak boleh ditunda-tunda lagi.
2. Bebaskan diri dari teror gaji dua digit baru cukup buat hidup

Terutama untuk generasi milenial dan Z yang masih bergelut membangun karier. Lindungi diri supaya tak terlalu pengaruh dengan konten-konten yang mengagungkan gaji dua digit. Sebaliknya, gaji satu digit apalagi UMR menjadi bulan-bulanan. Seakan-akan pendapatan yang tidak mencapai Rp10 juta per bulan tak akan bisa buat hidup layak.
Memang makin tinggi penghasilan bakal makin menyenangkan. Kamu bahkan menginginkan apa saja lebih gampang terpenuhi. Akan tetapi, meraih pendapatan sebesar itu juga bukan hal mudah.
Mayoritas pekerja masih diupah tak jauh-jauh dari upah minimum di suatu daerah. Ada yang sedikit lebih tinggi, sama persis, atau malah lebih rendah. Bahkan kamu bekerja lepas atau bikin usaha sendiri juga belum tentu mendapatkan pemasukan bersih mencapai dua digit per bulan.
Namun, ini bukan berarti dirimu tidak dapat hidup. Daripada kamu hidup di angan-angan dengan selalu berorientasi pada standar gaji dua digit, lebih bijak bersikap realistis dan belajar mengelola keuangan.
Cegah dirimu terobsesi dengan pendapatan setinggi langit tanpa kemampuan yang memadai. Juga mengabaikan masih kurangnya jam terbang di bidang kerja tersebut. Nanti kamu menjadi putus asa ketika kenyataannya gajimu hanya Rp2 juta-Rp3 juta. Jika dirimu bebas dari teror gaji dua digit baru cukup, hidupmu akan terasa nikmat saja.
3. Berani mengunggah gaya hidup recehmu

Di tengah makin masifnya penggunaan media sosial, menjaga kesehatan mental dan finansial menjadi tidak mudah. Kamu bisa insecure setiap melihat unggahan orang lain yang seakan-akan membuktikan kemapanan mereka. Padahal, hidupmu juga gak buruk-buruk amat.
Dirimu punya pekerjaan, pendapatan, dan bisa hidup cukup layak. Bisa juga dirimu justru menjadi bagian dari pengguna medsos yang lantas berusaha membangun citra sebagai orang kaya.
Meski itu artinya menyulitkanmu dari segi keuangan, unggahan semacam ini hanya memberikan kepercayaan diri yang semu. Kamu malah menjadi ketakutan kalau-kalau kehidupanmu yang asli diketahui oleh teman di dunia maya.
Resolusi untuk lebih berani tampil apa adanya baik di dunia nyata maupun maya patut menjadi prioritas. Jangan malu untuk mengunggah keseharianmu yang sederhana tanpa kepalsuan.
Misalnya, makan bekal buatan orangtua, jajan murah di pedagang keliling, spill minyak wangimu yang harganya belasan ribu rupiah, beli barang obral, dan sebagainya.
4. Gak sedikit-sedikit merasa sudah tua

Persoalan terkait pikiran selanjutnya ialah kebiasaan anak muda sekarang merasa cepat sekali tua. Usia 30 bahkan 28 tahun saja sudah disebut tua. Ini tampak sepele, tetapi amat memengaruhi sikapmu terhadap hidup.
Produktivitasmu dapat menurun dengan cepat hanya lantaran kamu merasa sudah "jompo". Akan ada kecenderungan dirimu segera berubah menjadi pemalas di usia yang seharusnya masih sangat produktif.
Jika kamu mampu membatasi merasa tua hanya agar sadar untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana, ini baik. Namun bila dirimu lantas merasa gak berguna lagi di usia kepala tiga, ini sangat berbahaya.
Begitu pula kalau kamu yang masih berumur di bawah 25 tahun menjadi suka mengolok-olok orang yang umurnya beberapa tahun di atasmu. Tindakan begini amat tidak sopan. Kalau tren merasa tua melanda lingkaran pergaulanmu, jadilah berbeda dengan tetap merasa muda. Hidupmu akan lebih bersemangat bahkan sampai kelak usiamu lebih dari setengah abad.
5. Gak melukai diri sampai suicide sebagai solusi atas masalahmu

Banyaknya kasus bunuh diri akhir-akhir harus menjadi perhatian semua pihak. Termasuk kamu dalam menjaga kesehatan mental serta mempertahankan kehidupan. Alih-alih mudah menyerah oleh masalah, dirimu justru harus menjadi pribadi yang tahan banting.
Apa pun persoalan yang dihadapi, hindari menjadikan melukai diri hingga suicide sebagai solusi. Hidup harus diperjuangkan dengan segenap upaya. Apabila ada cerita fiksi tentang bunuh diri atau bahkan idolamu melakukannya, jangan mencontohnya.
Beri batasan antara kisah rekaan yang hanya perlu diambil pelajarannya dengan kehidupanmu yang tetap mesti dirawat. Kamu tak perlu mencela orang yang karena keadaan mentalnya melakukan bunuh diri.
Kemampuan berempati kudu tetap ada. Akan tetapi, selalu katakan pada diri sendiri bahwa jalan itu tidak akan pernah menjadi pilihanmu. Yakini bahwa setiap persoalan bakal ada solusinya.
Minta tolong ke orang-orang bukan tindakan yang memalukan kalau kamu sudah berusaha dan tetap gagal. Kamu juga harus kian mendekatkan diri pada Tuhan supaya hati lebih tenang. Jika hatimu tenang, pikiran pun lebih jernih.
Resolusi tahun baru sebaiknya berorientasi pada tiga aspek dasar dalam hidup manusia. Yaitu fisik, psikis, dan finansial. Kamu harus sehat secara jasmani, rohani, serta keuangan dalam kondisi yang cukup stabil. Jika ketiga hal ini terjaga, berbagai impian juga akan lebih mudah diraih.