Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Seseorang Mudah Terlambat, Kurang Bisa Mengatur Waktu!

ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Luke Chesser)
ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Luke Chesser)

Keterlambatan sering diwajarkan. Tidak hanya sekali dua kali, namun selalu diulangi hampir setiap hari. Dari yang awalnya datang lima menit mundur dari waktu seharusnya, keesokan harinya menjadi sepuluh menit, lima belas menit, dan seterusnya.

Seseorang mudah datang terlambat pasti ada sesuatu yang menjadi faktor penyebab. Mungkin dari segi pengaturan waktu yang salah maupun faktor-faktor lain. Berikut penjelasan terkait lima sebab mengapa seseorang kerap mengalami keterlambatan.

1. Menunggu berangkat saat sudah mepet

ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Luca Bravo)
ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Luca Bravo)

The power of kepepet menjadi prinsip yang dipertahankan banyak orang. Semisal jam delapan sudah harus berada di tempat, kamu justru baru berangkat jam delapan kurang lima menit. Belum lagi jarak tempat tujuan yang terbilang jauh dan macet.

Sering menunggu waktu berangkat hingga hampir mepet merupakan sebab keterlambatan yang paling sering terjadi. Padahal jika memang jaraknya jauh berangkat lebih awal bukan hal yang salah. Ini bisa meminimalisir setiap kemungkinan buruk sehingga keterlambatan tidak terjadi.

2. Sering tidak melihat jam

ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Jaelynn Castillo)
ilustrasi jam tangan (unsplash.com/Jaelynn Castillo)

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berlalu dengan cepat. Baru sebentar merebahkan badan ternyata sudah memakan waktu lama. Tapi masih banyak di antara kita yang kerap tidak memperhatikan jam sehingga kesusahan sendiri di akhir.

Keterlambatan yang kerap dilakukan juga bisa dipicu oleh hal ini. Seseorang melakukan suatu aktivitas tanpa melirik sudah jam berapa. Dari yang seharusnya berangkat lima menit sebelum jam tujuh, pada akhirnya malah berangkat saat jarum jam sudah menunjukkan angka tujuh tepat.

3. Mendahulukan aktivitas tidak penting

ilustrasi bermain game (unsplash.com/SCREEN POST)
ilustrasi bermain game (unsplash.com/SCREEN POST)

Pilihan aktivitas sangat beragam. Dari aktivitas yang disukai maupun yang paling  dihindari. Deretan aktivitas tiada jeda  menuntut kita untuk mampu menentukan prioritas secara tepat. Dahulukan kegiatan penting dan tunda yang tidak penting.

Menjadi orang yang gampang terlambat, bisa jadi penyebabnya karena mendahulukan aktivitas tidak terlalu penting. Contohnya seperti menikmati keseruan bermain game atau sekadar bersantai. Saat sadar waktu sudah lama beranjak baru kamu gelagapan.

4. Terlalu lama bersantai

ilustrasi bersantai (unsplash.com/Lenin Estrada)
ilustrasi bersantai (unsplash.com/Lenin Estrada)

Menikmati waktu untuk sekadar bersantai memang mengasyikkan. Baik itu sambil ngeteh, melihat televisi, atau scrolling media sosial. Terkadang keasyikan bersantai ini membuat beberapa orang tidak menyadari jika waktu terus berputar.

Ini kerap mengakibatkan keterlambatan. Entah itu terlambat ngantor, pergi ke kampus, maupun terlambat ke suatu acara. Bersantai sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi harus tetap memperhatikan waktu agar tidak memicu keterlambatan pada aktivitas berikutnya.

5. Tidak mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

ilustrasi kebingungan (unsplash.com/Afif Kusuma)
ilustrasi kebingungan (unsplash.com/Afif Kusuma)

Ketika hendak pergi bekerja, sekolah, atau ke suatu acara, sudah pasti ada persiapan yang harus dilakukan. Entah itu seragam atau baju seperti apa yang akan dipakai, barang-barang yang hendak dibawa, maupun persiapan-persiapan dari segi yang lain.

Sering mengalami keterlambatan, bisa jadi penyebabnya tidak mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dengan teliti. Semua dilakukan ketika menjelang keberangkatan. Akibatnya, seseorang menjadi tergesa-gesa dan waktu molor lebih lama.

Keterlambatan yang terlalu sering mungkin saja dipicu oleh lima sebab di atas. Sudah sewajarnya kita memiliki kesadaran supaya hal tersebut tidak terjadi berulang. Kebiasaan terlambat sesegera mungkin harus dibenahi agar tidak menyusahkan diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us