Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sumber Rasa Cemas yang Sering Dialami Dewasa Muda di Awal 20-an 

ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)

Semakin dewasa seseorang, semakin banyak tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan. Terkadang, ini bisa memberi kecemasan atau kekhawatiran tertentu. Apalagi dengan tuntutan dan lingkungan kompetitif.

Sayangnya, banyak orang masih salah paham bahkan mengabaikan rasa cemas yang mereka punya. Alhasil, malah menjadi sumber masalah yang lebih dalam. Untuk mengatasinya, kamu perlu mengenal sumber kekhawatiranmu. Seperti yang dijelaskan pada lima poin berikut.

1.Tekanan akademis dan tuntutan untuk selalu berprestasi

ilustrasi wanita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sekolah bisa menjadi sumber kecemasan untuk para remaja, bahkan orang dewasa sekalipun. Tekanan dan tuntutan untuk bisa berprestasi secara akademis bisa memberi beban yang berat, sampai menimbulkan kecemasan.

Bila tidak segera diselesaikan, maka dapat memimpin pada masalah-masalah serius lain, seperti kebiasaan untuk menunda, sikap perfeksionis, bahkan sampai depresi. Untuk mengatasinya, kamu harus belajar lebih terbuka dengan orang-orang yang kamu percaya. Dukungan dari orang lain bisa membantumu untuk berdamai dengan kesalahan dan ketidaksempurnaan diri sendiri.  

2. Kecemasan sosial dan rasa takut akan penolakan

ilustrasi wanita (pexels.com/Alexey Demidov)

Interaksi sosial bisa menjadi sumber kecemasan, lho! Ketakutan dihakimi atau ditolak bisa memberi rasa tidak nyaman yang besar, yang pada akhirnya membuatmu menghindari kontak sosial.

Kamu jadi tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain. Nyatanya, semakin dewasa, lingkaran pertemanan seseorang semakin sempit. Ini membuktikan bahwa semakin menginjak kedewasaan, orang jadi lebih kaku dan sulit untuk menghadapi orang lain.

3.Gambar dan keberhargaan diri

ilustrasi wanita (pexels.com/SHVETS production)

Sedari remaja, banyak orang punya masalah dengan gambar dirinya. Ia ingin untuk selalu tampil sempurna di depan orang lain. Apalagi, dengan munculnya media sosial yang membuat standar kecantikan semakin tidak realistis.

Ini memicu kebiasaan membandingkan dengan fisik dan hidup orang, yang pada akhirnya merusak gambar diri. Kekhawatiran tentang fisik yang mendominasi lambat laun membuat kita percaya bahwa keberhargaan diri didasarkan pada penampilan fisik.

Untuk mengatasi hal ini, kamu perlu berdamai dengan dirimu terlebih dulu. Tidak ada manusia yang sempurna. Akui itu, dan belajarlah untuk menerima kekuranganmu.

4.Masa depan dan transisi hidup

ilustrasi wanita (pexels.com/Blue Bird)

Di usia 20-an, kita pasti banyak mengalami transisi. Banyak hal yang tidak pasti tentang masa depan, yang bisa memicu kekhawatiran dan rasa cemas. Wajar-wajar saja sebenarnya, asal tidak berlebihan sampai membuatmu merasa overwhelmed.

Bagaimana pun, transisi dan perubahan keadaan ada untuk dihadapi, bukan dihindari. Dengan demikian, kamu pun akan diproses untuk semakin dewasa.

5.Ekspetasi keluarga

ilustrasi tempat kerja (pexels.com/fauxels)

Banyak ekspetasi yang dibebankan oleh keluarga bisa menjadi sumber kekhawatiran tersendiri. Entah kerja di perusahaan ternama, harus menyandang gelar ini-itu, menikah di usia tertentu, dan masih banyak lagi. Tekanan seperti ini bisa memberi rasa cemas yang berujung pada kebencian terhadap diri sendiri.

Kamu menganggap bahwa penerimaan dan validasi keluarga adalah hal terpenting yang menentukan keberhargaan diri. Padahal itu sama sekali tidak benar.

Ketahuilah, kamu tidak sendirian. Banyak orang di luar sana yang juga menghadapi kekhawatiran sepertimu. Namun, jangan jadikan itu ajang perbandingan, melainkan kesempatan untuk berproses dan bertumbuh. Kekhawatiran bisa menjadi sahabat baik asal tidak berlebih, jadikan itu senjata untuk mengatur kehidupanmu sekarang. Hwaiting!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us