5 Tanda Kamu Mengalami Kekerasan Secara Verbal, Jangan Dibiarkan!

Mereka yang mengalami kekerasan verbal selalu akan berpikir dahulu sebelum berbicara. Mereka takut apakah perkataannya tersebut akan menimbulkan masalah untuk mereka atau tidak. Misalnya dalam sebuah perdebatan, mereka ingin menyampaikan sesuatu namun khawatir akan dipermalukan secara umum karena opininya tersebut. 

Mereka yang mengalami kekerasan verbal juga biasanya dilanda ketakutan untuk membela dirinya. Pada akhirnya mereka cenderung pasrah ketika ada orang-orang yang memanggil mereka dengan kalimat yang menyakitkan hati.

Ketika pada akhirnya kamu berhasil speak up untuk dirimu sendiri, orang-orang malah menggunakan kata-katamu untuk melawan dirimu sendiri. Hal ini membuat kamu sering terpojokkan. Misalnya ketika kamu mengancam akan mengadukan perbuatan mereka, mereka akan membalas dengan memanggilmu sebagai "pengkhianat", "baperan", "terlalu kaku", dan sebagailnya. 

Kemungkinan yang terjadi mereka juga akan memutarbalikkan fakta dan bertingkah seolah-olah mereka adalah korban. Padahal yang sebenarnya korban adalah dirimu. Biasanya yang paling sering terjadi adalah mereka melindungi diri dengan menganggap hal tersebut adalah candaan belaka.

Kekerasan verbal bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan orang terdekatmu sekalipun. Tidak jarang pacar atau keluargamu sendiri yang menjadi pelaku kekerasan verbal tersebut. Seringkali mereka mengatakan sesuatu tanpa menyaring apakah kalimat tersebut pantas untuk diucapkan atau tidak. Sampai akhirnya kamu merasa tertekan.

Mungkin di acara yang seharusnya kamu bisa bersantai misalnya ketika berlibur bersama keluarga, kamu malah merasa sebaliknya. Hal ini membuatmu sampai lupa terakhir kali bisa bersenang-senang tanpa mendapatkan kekerasan secara verbal.

Kekerasan verbal memang dapat menyerang self esteem seseorang. Mereka yang sering mendapatkan kekerasan verbal cenderung akan bersikap perfeksionis. Mereka tidak ingin kembali mendapatkan komentar yang menyakitkan karena berbuat kesalahan.

Biasanya saat melakukan kesalahan atau kegagalan, mereka akan menyembunyikan rapat-rapat. Hal ini untuk meminimalisir agar orang-orang di sekitar tidak semakin merendahkannya.

Tidak dapat dimungkiri memang jika perkataan terkadang lebih menyakitkan dari perbuatan. Tentu pada akhirnya perkataan tersebut berdampak pada mental seseorang. Misalnya ketika seseorang terbiasa dijuluki "bodoh".

Perkataan tersebut dapat menempel pada dirinya sampai ia beranjak dewasa. Ketika ia akan melakukan sesuatu, ia bisa mengurungkan niatnya karena melihat dirinya sebagai pribadi yang "bodoh" seperti yang sering orang lain katakan.

Itulah lima tanda seseorang sedang mengalami kekerasan verbal. Lima poin di atas menunjukkan bahwa kekerasan verbal sangat mempengaruhi hidup seseorang. Oleh karena itu, ada baiknya kita menjaga setiap ucapan yang disampaikan pada orang lain karena mulutmu adalah harimaumu.