Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Atur Pengeluaran saat Long Weekend, Jangan Gas Pol Healing

ilustrasi berlibur (pexels.com/Suresh .)
Intinya sih...
  • Long weekend adalah momen menyenangkan untuk beristirahat dan mendekatkan hubungan keluarga
  • Berlibur panjang bisa menimbulkan masalah keuangan akibat pengeluaran yang besar
  • Perlu strategi dan perencanaan matang agar liburan tetap menyenangkan tanpa membuat keuangan berantakan

Long weekend atau libur panjang yang biasanya sekalian akhir pekan seharusnya menjadi momen yang menyenangkan. Kamu dan keluarga dapat beristirahat lebih lama dari rutinitas yang melelahkan serta membosankan. Kalian yang kerap kali cuma bertemu sebentar di pagi serta malam hari menjadi punya waktu lebih banyak buat bercengkerama.

Libur panjang bagus untuk mengisi ulang energi setiap orang sekaligus mendekatkan hubungan dengan anggota keluarga. Namun, long weekend juga kerap menimbulkan masalah keuangan. Gaji menjadi lebih cepat habis karena kamu pergi berlibur bareng keluarga.

Tentu sebetulnya bukan libur panjangnya yang salah. Boros atau tidaknya keuangan tergantung dari cara pengelolaan masing-masing. Biar dirimu gak cemas setiap kalender menunjukkan banyak tanggal merah, simak lima tips atur pengeluaran saat long weekend berikut ini. Liburan tanpa menyisakan rasa bersalah juga tetap bisa dilakukan, kok.

1. Berhenti mengharuskan liburan ke luar kota saat long weekend

ilustrasi keluarga (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Jonathan Borba)

Sebetulnya tidak ada keharusan untuk siapa pun berlibur ke luar kota apalagi luar negeri bertepatan dengan libur panjang. Bagaimanapun juga, makin jauh kamu pergi makin besar pula biayanya. Biaya transportasi, akomodasi, serta konsumsi selama berlibur ke luar kota jelas tidak sedikit.

Walaupun banyak orang memanfaatkan long weekend untuk ke luar kota, dirimu tidak wajib mengikutinya. Apalagi saat sebetulnya kamu juga sudah bosan bepergian jauh dan terjebak macet. Atau, di hari kerja terakhir dirimu lembur. Pasti kamu capek. Mending libur panjang dipakai untuk beristirahat total. 

Pun anak-anak biasanya gak ribut soal harus piknik jauh. Orang dewasa yang lebih gampang tidak betah di rumah saja selama beberapa hari libur. Anak-anak malah santai karena dapat bangun serta mandi lebih siang, main sepuasnya, dan menonton film kartun. Gak ada PR plus mereka senang ditemani orangtua sepanjang waktu. Memaksakan diri berlibur ke luar kota berdalih demi anak-anak rasanya agak mengada-ada. 

2. Kalau mau healing harus jelas tujuan dan acaranya

ilustrasi berlibur (pexels.com/Daniel Xavier)
ilustrasi berlibur (pexels.com/Daniel Xavier)

Kamu mau healing mumpung libur panjang juga boleh. Mungkin waktumu terasa sangat terbatas kalau hanya memanfaatkan Sabtu dan Minggu. Apalagi jika di hari Sabtu pun dirimu masih bekerja meski hanya setengah hari. Tapi biar keuanganmu tidak berat, perlu strategi sebelum berangkat.

Jangan asal kamu pergi tanpa tahu pasti akan ke mana dan melakukan apa saja. Dirimu cuma mengandalkan bawa uang tunai yang cukup, kartu debit dan kredit, serta smartphone biar bisa membayar apa pun dengan dompet digital. Bepergian tanpa rencana begini pasti membuat uangmu lebih gampang ludes. Pulang-pulang kamu bahkan tidak terlalu ingat uangnya digunakan untuk apa saja.

Jangankan pergi berlibur yang sudah jelas tujuannya mencari kesenangan. Belanja tanpa perencanaan matang saja rawan bikin kantong bolong. Kalau dirimu masih tidak tahu atau bingung mau ke mana dan ngapain sampai sore di hari terakhir masuk kerja, artinya mending di rumah saja. Tapi bila perencanaan telah matang dan sesuai bujet berangkatlah.

3. Gak usah adu unggahan foto dan video liburan di medsos

ilustrasi berlibur (pexels.com/Tirachard Kumtanom)
ilustrasi berlibur (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Kalau sejak awal niatmu berlibur saat long weekend sudah kurang tepat, akibatnya bisa ke mana-mana. Termasuk terkait kondisi finansialmu sepulang liburan. Dirimu gak usah meniatkan liburan cuma buat adu unggahan di medsos dengan teman-teman. Kamu tak mau mereka ramai-ramai mengunggah momen liburan dan dirimu cuma menontonnya.

Bersikaplah masa bodoh terkait unggahan orang lain. Siapa pun boleh mengunggah foto dan video liburan setiap hari seolah-olah mereka benar-benar melakukannya sepanjang waktu. Kamu tidak perlu kepanasan, merasa kalah, lalu mencari latar foto atau video liburan yang fantastis biar mengalahkan seluruh liburan mereka.

Sebab jika itu dilakukan, wajar apabila biaya liburanmu membengkak. Dirimu pasti gak mau menginap di kamar hotel yang biasa saja karena nanti kurang bagus ketika difoto atau dibikin video. Kamu mencari penginapan yang lebih mahal. Begitu juga tempat makannya hanya untuk memuaskan hasrat eksis di medsos. Akan tetapi, akibatnya adalah keuanganmu berantakan.

4. Alih-alih boros, jadikan momen untuk keluarga berhemat

ilustrasi keluarga (pexels.com/Elina Fairytale)

Harus ada perubahan sudut pandang dari diri sendiri tentang libur panjang. Siapa bilang long weekend pasti bikin boros? Kamu hendak membuatnya menjadi kesempatan berhemat juga bisa kalau bertekad kuat. Misalnya, hari Jumat sudah libur. Berarti ada tambahan satu hari libur untukmu yang terbiasa bekerja Senin sampai Jumat.

Kalau Jumat gak libur, seperti hari biasa dirimu sarapan sampai makan malam beli terus. Kamu tidak sempat memasak. Berangkat pagi dan sampai di rumah sudah menjelang malam membuatmu capek buat berurusan dengan dapur. Katakanlah sekali makan di luar dan minumnya 20 ribu rupiah. Sarapan, makan siang, makan malam berarti 60 ribu rupiah.

Itu belum termasuk uang beli kopi biar kamu tak mengantuk sehabis makan siang. Jika total biaya konsumsi digenapkan 100 ribu rupiah, libur di hari Jumat amat lumayan untuk memangkas pengeluaran. Masih ada pula uang transportasi yang menganggur sehari.

Apabila anggota keluargamu masih ada pasangan dan dua anak, penghematan efek libur panjang makin terasa. Jika long weekend hendak dioptimalkan untuk berhemat, kalian tidak usah ke mana-mana. Atau, cukup dirimu dan pasangan mengajak anak-anak bermain di sekitar kompleks atau taman. Pulangnya kalian masak-masak di rumah biar kenyang sekaligus tetap lebih irit daripada hari biasa.

5. Liburan cukup 1 atau 2 hari saja

ilustrasi berlibur (pexels.com/Huy Phan)
ilustrasi berlibur (pexels.com/Huy Phan)

Waktu libur disebut panjang jika setidaknya tiga hari berturut-turut karena libur dua hari dalam sepekan sudah biasa. Tapi berapa pun lamanya libur tidak berarti harus dihabiskan untukmu berwisata terus. Apalagi kalau dirimu sampai menginap di hotel, biayanya menjadi sangat besar. Sudah masa menginap panjang, harga kamarnya pun lebih tinggi dari biasanya.

Di musim libur panjang, harga kamar bisa hampir dua kali lipat harga normal. Dana yang seharusnya dapat digunakan untuk menginap selama 4 hari mungkin cuma cukup buat 2 atau 3 hari. Masih ditambah harga tiket pergi dan pulang yang juga lebih tinggi plus biaya transportasi lokalnya. 

Gak mungkin dirimu di kamar hotel terus sampai libur panjang berakhir. Kamu juga ingin jalan-jalan, mengunjungi berbagai tempat wisata, dan makan di tempat yang berbeda-beda. Kalau dirimu membatasi waktu liburan, pengeluaran akan lebih terkendali. Tidak perlu memaksakan diri berlibur selama 3 hari penuh apalagi lebih dari itu bila bujetmu cuma cukup buat 1 atau 2 hari.

Rasa senang sehabis kamu berlibur harus bertahan cukup lama. Sebab sepanjang apa pun waktu liburmu pasti hari kerja masih lebih banyak. Jangan sampai sebagian besar gajimu dalam sebulan habis di momen long weekend. Oleh sebab itu, atur pengeluaran saat long weekend agar tetap bisa hidup dengan layak hingga waktunya gajian tiba. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us