Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menghentikan Siklus Doom Spending, Kontrol

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Dalam era modern ini, istilah doom spending semakin sering terdengar, terutama di kalangan generasi muda. Doom spending mengacu pada kebiasaan berbelanja secara impulsif sebagai pelarian dari stres, kecemasan, atau ketidakpastian hidup.

Meskipun sekilas terlihat menyenangkan, kebiasaan ini dapat membawa dampak negatif besar pada kondisi keuangan dan kesehatan mentalmu. Sebelum terlambat, berikut lima tips efektif untuk menghentikan siklus doom spending yang sering kali menjerat.

1. Kenali pemicu emosimu

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Langkah pertama untuk menghentikan doom spending adalah dengan mengenali pemicu emosional yang membuatmu berbelanja secara impulsif. Apakah itu rasa stres setelah bekerja, perasaan kesepian, atau tekanan dari media sosial?

Dengan menyadari pemicu ini, kamu dapat mulai mencari solusi yang lebih sehat untuk mengelola emosimu. Alih-alih membuka aplikasi belanja ketika merasa tertekan, cobalah aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, membaca buku, atau berbicara dengan teman dekat.

2. Buat anggaran belanja yang realistis

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Anggaran belanja adalah kunci untuk mengontrol pengeluaranmu. Mulailah dengan mencatat semua penghasilan dan pengeluaranmu setiap bulan. Buat batasan yang jelas untuk kebutuhan dan keinginan. Belanja realistis agar tidak terjebak doom spending yang menjeratmu dalam utang dan kerugian finansial.

Misalnya, alokasikan persentase kecil dari penghasilanmu untuk hiburan atau belanja, tetapi pastikan jumlahnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Mengikuti anggaran ini dengan disiplin akan membantu mengurangi dorongan untuk belanja tanpa berpikir panjang.

3. Hapus godaan dari lingkunganmu

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Platform belanja online sering kali menjadi penyebab utama doom spending. Untuk mengatasi ini, hapus aplikasi belanja dari ponselmu atau nonaktifkan notifikasi promo yang sering menggoda. Selain itu, batasi waktu yang kamu habiskan di media sosial, terutama jika melihat post barang baru membuatmu tergoda untuk membeli sesuatu.

Lingkungan yang minim godaan akan membantumu lebih fokus pada kebutuhan nyata daripada keinginan sesaat. Hapus godaan dari lingkunganmu termasuk ketika berbelanja barang yang tidak penting dan diperlukan untuk kebutuhan yang lebih prioritas ke depan.

4. Ganti kebiasaan dengan aktivitas produktif

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Daripada menghabiskan waktu untuk berbelanja, temukan hobi atau kegiatan lain yang dapat memberikan kebahagiaan jangka panjang. Misalnya, bergabung dengan komunitas olahraga, belajar memasak, atau mengikuti kelas seni.

Aktivitas seperti ini tidak hanya membuatmu merasa lebih produktif, tetapi juga membantu mengalihkan perhatian dari keinginan untuk belanja impulsif. Kegiatan positif akan membantumu untuk tidak terjebak dalam kebiasaan belanja yang buruk dan membuatmu mengalami banyak kerugian finansial di masa mendatang.

5. Cari dukungan orang terdekat

ilustrasi berbelanja (pexels.com/maxfisher)

Mengatasi doom spending tidak harus dilakukan sendirian. Berbicaralah dengan teman atau keluarga tentang kebiasaan belanja yang ingin kamu ubah. Mereka dapat memberikan dukungan moral dan membantu mengingatkanmu ketika mulai tergoda untuk berbelanja tanpa alasan yang jelas.

Jika masalah ini terasa sulit diatasi sendiri, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan atau psikolog. Mereka dapat membantumu menemukan solusi yang tepat sesuai dengan kondisi yang kamu hadapi.

Siklus doom spending bisa menjadi perangkap yang sulit dihindari, tetapi dengan kesadaran dan langkah-langkah yang tepat, kamu dapat keluar dari lingkaran ini. Mengenali pemicu emosional, membuat anggaran, menghindari godaan, mengganti kebiasaan buruk, dan mencari dukungan adalah langkah penting untuk mengendalikan keuanganmu kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
febi wahyudi
Editorfebi wahyudi
Follow Us