ilustrasi wanita bermain handphone (pexels.com/jepgambardella
Kebiasaan siang hari memengaruhi kemampuan untuk tidur di malam hari, seperti yang dijelasksan oleh Jade Wu, PhD, DBSM, spesialis pengobatan perilaku tidur bersertifikat dan peneliti, dilansir Real Simple. Maka dari itu, perlu untuk mengevaluasi jadwal harian. Jika sering kali merasa sangat sibuk dan terjebak dalam aktivitas yang tidak penting, diimbau untuk menghapus hal-hal tersebut dari jadwal harian.
Memilah yang perlu dan tidak perlu dilakukan bertujuan untuk lebih fokus pada hal-hal yang bermakna dan memuaskan, sehingga seseorang tidak merasa perlu membalas dendam di malam hari terhadap waktu yang terasa belum maksimal. Secara psikologis dan perilaku, orang terlibat dalam bedtime procrastination, semuanya berkaitan dengan rasa kurangnya waktu dalam sehari.
"Intinya, ini disebabkan oleh perasaan tidak puas dengan hari itu dan enggan untuk mengakhiri hari. Ketika kita tidak memiliki waktu senggang atau waktu senggang kita diisi oleh aktivitas yang tidak benar-benar memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, kreatif, dan mungkin juga kebutuhan spiritual, kita merasa gelisah, tidak senang, dan bosan," kata Jade Wu.
"Untuk meredakan perasaan-perasaan ini, kita mencoba mencari sesuatu untuk mengalihkan atau merangsang diri, yang bisa datang dalam bentuk media sosial atau hal-hal lain yang mengalihkan, bahkan hal yang sehat seperti membaca, rutinitas perawatan tubuh yang lama atau persiapan makan yang berlebihan," tambahnya.