6 Hal yang Gak Seharusnya Kamu Katakan ke Penderita Autoimun

Ketika ada yang bilang seperti itu, rasanya mereka seperti meragukan bahwa lawan bicaranya benar-benar sedang sakit. Perasaan ini seringkali melanda orang-orang yang mengidap penyakit kronis, terlebih karena mereka seringkali membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pada akhirnya menegakkan diagnosa tentang apa yang mereka derita. Mengatakan hal itu hanya akan membuat mereka merasa bahwa penyakit itu "fiksi" dan mengada-ada.

Banyak orang yang menderita penyakit serius terlihat baik-baik saja dan terlihat sehat. Tapi bukan berarti rasa sakit yang mereka rasakan tak nyata adanya.

Beberapa riset membuktikan bahwa penderita gangguan kecemasan juga sering ditemukan pada wanita penderita lupus dan fibromyalgia. Ini artinya, jika kita membicarakan penyakit kronis, ada kemungkinan bahwa mereka juga sedang bertarung dengan kondisi kesehatan jiwa. Beberapa orang mungkin akan minum obat untuk meringankan kondisi kesehatan jiwa mereka, dan ada juga yang tidak. Dan tugas kita adalah memastikan bahwa semua keputusan yang mereka ambil benar-benar kita dukung dan hargai.

Lagipula, obat mana sih yang gak punya efek samping?

Ini adalah contoh buruk dalam berasumsi tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi di belakang layar. Untuk penderita autoimun, mereka hanya bisa 'berfungsi' maksimal selama 10 jam per hari jika tak mendapat pengobatan rutin. Selebihnya, energi mereka akan terkuras habis dan hanya bisa tidur dan melakukan aktivitas yang tak memberatkan fisik.

Mengingatkan mereka bahwa kondisi fisik mereka seharusnya terlihat lebih parah itu adalah hal yang menyakitkan, karena mereka sendiri pun pasti juga sudah berusaha agar tak terlihat sakit di depan kita. Banyak penderita penyakit kronis membutuhkan waktu tidur lebih banyak daripada orang normal, dan kita harus selalu mencari tahu apa yang sedang dialami teman-teman kita agar tak terburu-buru membuat asumsi.

Setelah didiagnosa, biasanya penderita autoimun akan dengan segera melakukan perawatan medis yang memang diperlukan. Meski pun pengobatan-pengobatan ini tak secara signifikan membuat kelelahan dan rasa sakit sepenuhnya pergi, namun paling tidak itu bisa membuat para penderita autoimun ini menjalani kehidupan normal yang melibatkan pekerjaan, kehidupan sosial, dan jalan-jalan.

Yang kadang tak dilihat orang adalah berapa banyak uang, waktu dan usaha yang sudah dikeluarkan untuk merawat penyakit mereka. Jadi, menganggap mereka baik-baik saja bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan.

Meski banyak penderita penyakit kronis memaklumi kelelahan orang lain, namun tingkat kelelahan yang dialami mereka berbeda dari orang sehat yang sedang lelah. Penderita lupus, misalnya, bisa tidur lebih dari 12 jam dan bangun tidur masih merasa tidak segar, bahkan malah terasa seperti orang habis lari maraton.

Banyak penderita penyakit kronis menerima berbagai saran soal pengobatan alternatif yang dianggap lebih membantu. Mulai dari yoga, mengurangi asupan gula, mandi air garam, apapun itu. Tapi, pengobatan autoimun tak seperti itu caranya.

Banyak cara yang bisa kita mulai untuk mendukung teman-teman kita yang sedang berjuang melawan autoimun, dan tidak mengucapkan keenam kalimat di atas adalah salah satu cara untuk menjaga perasaan mereka agar tetap semangat dalam melawan penyakit mereka.