Ambiver adalah seseorang yang memiliki karakteristik introver dan ekstrover. Kombinasi karakteristik ini membuat ambiver dapat menikmati momen sosial maupun momen kesendiriannya, yang mana semuanya tergantung pada suasana hati yang sedang dirasakan.
Walaupun begitu, menjadi ambiver ternyata tidak selalu mudah karena harus menghadapi masalah yang kadang membuatnya kebingungan. Berikut adalah enam masalah yang biasa dihadapi seorang ambiver.
Sama seperti ekstrover yang ingin agar kerja keras dan prestasinya diakui, ambiver pun demikian. Apalagi jika hal ini memberikan keuntungan baginya. Hanya saja, si ambiver pasti merasa tidak nyaman jika menjadi pusat perhatian dan bahan pembicaraan dalam kurun waktu yang lama. Sedikit pujian mungkin tidak apa, tapi menjadi pusat perhatian bisa membuat si ambiver jadi tidak nyaman.
Ambiver selalu tertarik untuk membuat koneksi baru dan membangun hubungan dengan kolega baru, tetapi terlalu banyak hal baru bisa membuat ambiver kewalahan.
Si ambiver mungkin tidak memiliki masalah bertemu dengan orang baru di lingkungan yang akrab dengannya, tapi tidak demikian jika ia harus bertemu orang baru di lingkungan yang baru. Karenanya, dia yang ambiver perlu waktu lebih untuk membiasakan diri dengan lingkungan yang baru terlebih dahulu.
Ambiver tetap dapat menolerir obrolan ringan dengan orang asing, meskipun kadang ia sebenarnya tidak menikmatinya. Tapi di sisi lain, ia memiliki karakteristik introver yang sebenarnya menginginkan percakapan yang intim dengan orang yang dekat dengannya. Karakteristik ini membuat si ambiver sangatlah unik karena bisa bertahan di situasi yang tidak mengenakkan baginya.
Karena ambiver merupakan kombinasi dari kepribadian introver dan ekstrover, si ambiver cenderung melihat berbagai hal dengan kedua kondisi pikiran. Akibatnya, hal ini sering membuat pikiran si ambiver menjadi kacau dan membuatnya kesulitan menemukan apa yang ia inginkan karena berada dalam mode introver dan ekstover secara bersamaan.
Orang ambiver bisa merasa sangat percaya diri dan kuat pada suatu hari, tapi hari berikutnya merasa kurang percaya diri dan lemah. Kepercayaan diri yang datang secara bergelombang dan ini kerap membuat ambiver tidak tahu bagaimana perasaannya. Ini juga membuat mereka kebingungan menjawab apabila ditanya apakah ia adalah orang yang percaya diri atau mudah minder.
Kadang kala sisi ekstrovernya membuat semangat si ambiver menggebu-gebu saat mengerjakan proyek dan tugas di tempat kerja. Tetapi ketika ada orang lain yang dirasa bisa melakukan sesuatu yang lebih baik darinya, sisi introver si ambiver akan muncul yang membuatnya mau mempercayakan pekerjaan pada orang lain dan cenderung jadi lebih pasif.
Meskipun seringkali ambiver mengalami kebingungan karena memiliki perpaduan karakteristik introver dan ekstrover, tapi ambiver umumnya dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai situasi. Pada akhirnya, ambiver juga mendapatkan karakteristik terbaik yang dimiliki para introver dan ekstrover.