6 Sebab Drama Queen Dijauhi, Caramu Bercerita Bikin Capek Orang Lain

Drama queen punya sisi manipulatif dalam dirinya. Tanpa memanipulasi sesuatu, kamu gak bisa membuatnya terdengar lebih besar daripada kenyataan. Orang-orang di sekitarmu tidak memiliki banyak waktu buat memeriksa seberapa benar perkataanmu. Namun, tentu saja mereka juga gak mau menanggapi ceritamu yang entah sesuai fakta atau tidak.

Lebih aman dan mudah bagi mereka buat sebisa mungkin menjauhimu. Informasi yang salah darimu hanya akan memancing reaksi yang gak tepat pula dari mereka. Apa gunanya obrolan yang berputar-putar di topik yang tidak jelas begini? Sepenting apa pun sesuatu bagimu, menurut orang lain menjadi tak berarti.

Sekalipun kamu sudah bersumpah bahwa ceritamu benar atau berkali-kali bilang serius, rekam jejakmu sebagai drama queen bikin mereka gak percaya. Kalau dirimu tidak suka mendramatisasi segala hal, tanpa perlu bersumpah pun orang lain cukup yakin dengan ceritamu. Drama queen memang tidak sama dengan pembohong. Tapi kesukaan melebih-lebihkan cerita membuat apa yang disampaikan gak bisa juga disebut fakta.

Menghadapi ratu drama jauh lebih melelahkan daripada mengobrol dengan orang lain yang gak punya sifat ini. Ketika kamu bilang OMG atau ya ampun di awal bicara saja, orang-orang sudah merasa terkejut. Itu lebih menyita energi mereka ketimbang dirimu langsung saja mengatakan poin pentingnya.

Padahal, gak cuma sekali itu kamu memberikan penekanan dalam percakapan. Setiap kalimatmu dibuat lebih bombastis untuk mempertahankan minat orang padamu. Dirimu menikmati perhatian mereka, tetapi mereka kehilangan energi sampai merasa lelah hanya dengan mendengarkanmu.

Mereka yang sudah menyadari akibat dari kedekatan kalian pada stok energinya memilih untuk lebih menjaga jarak. Masih ada banyak hal yang mesti mereka urus. Kalau tenaganya cuma habis olehmu yang ratu drama, mereka gak semangat lagi buat mengerjakan hal-hal lainnya.

Orang yang bukan ratu drama merasa cukup menyampaikan sesuatu 1 atau 2 kali. Tetapi drama queen tak henti-hentinya menceritakan hal yang sama. Setiap kalinya ditambahi aneka bumbu sehingga membuat orang lain muak. Kamu harus peka dengan tanda seseorang sudah gak suka diajak membicarakan suatu topik.

Ini tampak dari respons mereka yang makin sedikit sampai sama sekali gak ada. Tanpa kepekaan, dirimu bakal terus mengganggu orang lain dengan cerita-ceritamu yang tak penting. Orang yang tidak mampu tegas menolak kehadiranmu atau membiarkan teleponmu menjadi gak leluasa beraktivitas.

Setelah beberapa pengalaman menghadapimu, mereka cenderumg menjaga jarak. Jika pun dirimu sempat menceritakan sesuatu, sejak awal mereka telah menunjukkan sikap yang dingin. Harapannya, kamu gak betah mengobrol dengan mereka lalu memilih pergi.

Sikap menjauhimu juga dianggap lebih halus daripada apa yang sesungguhnya ingin mereka katakan. Ketika dirimu mulai mendramatisasi sesuatu, sebenarnya mereka hanya ingin bilang itu gak penting. Namun kalau perkataan itu sampai terlontar, kamu pasti bakal sakit hati. 

Mereka juga akan terlihat amat tidak sopan meski pemicunya ialah sikapmu yang penuh drama. Daripada terdengar kasar, mereka mencoba menghindarimu selagi dapat. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu pun tak mendesak orang lain untuk bertahan mendengarkan ceritamu. Hindari pula terus-menerus mengirim chat pada orang lain yang sudah minim respons.

Diamnya mereka adalah cara lain untuk mengatakan bahwa topik tersebut tidak berarti untuknya. Jika kamu terus berbicara, takutnya mereka kelepasan juga menyebut ceritamu gak penting. Nanti dirimu sakit hati tanpa peduli betapa kesukaanmu mendramatisasi segalanya juga telah lama mengganggu mereka.

Orang dengan pembawaan tenang memang menjadi pilihan yang tepat untuk teman bicara. Kalau kalian sama heboh dan ramainya pasti malah merasa kurang puas. Masing-masing punya cerita sendiri dan gak bisa kasih umpan balik. Namun, mereka yang menyukai ketenangan mudah merasa terganggu oleh kehebohanmu.

Boleh saja sesekali dirimu bercerita dengan mereka. Akan tetapi, tahan diri dari mendramatisasi apa pun sampai kamu heboh sendiri. Kehebohan yang tercipta berlawanan dengan ketenangan yang menjadi karakter mereka. Selagi dirimu merasa senang mendapatkan pendengar, orang lain tersiksa.

Mereka ingin sesegera mungkin mengembalikan ketenangan dalam hidupnya. Tindakan yang diambil biasanya bergegas pamit seakan-akan ada urusan lain. Tapi di kemudian hari pun ada-ada saja alasan mereka buat menghindari diajak ngobrol olehmu. Bukannya merusak ketenangan orang, seharusnya dirimu belajar sedikit demi sedikit untuk menenangkan diri biar gak jadi drama queen lagi.

Baik memberikan tanggapan maupun tidak pada orang yang suka mendramatisasi segala hal bakal serba salah. Kalau seseorang diam saja ketika kamu bercerita, ia mendapat cap buruk. Dia diam untuk menghindarimu kian melebih-lebihkan cerita. Tapi mungkin dirimu bilang ke orang-orang bahwa dirinya bukan kawan yang baik karena sedingin itu.

Sebaliknya apabila dia menanggapi ceritamu pun, gak ada jaminan kamu tidak mengatakan hal yang berbeda pada orang lain. Seperti ia cuma berkata agar dirimu lebih berhati-hati sebelum menembak gebetan. Namun, kamu mengatakan pada orang-orang bahwa ia gak mendukung hubunganmu.

Perkataanmu membuatnya terkesan sebagai teman yang buruk. Seolah-olah dia tidak rela melihatmu bahagia bila sampai jadian dengan gebetan. Padahal, nasihatnya tidak begitu dan semata-mata demi kebaikanmu juga. Lebih baik untuknya sama sekali tak berurusan denganmu buat menghindari tanggapannya didramatisasi sesuka hatimu.

Ketika kamu mulai merasa jumlah temanmu berkurang, segeralah melihat ke dalam diri. Mungkin ada sifatmu yang kurang mereka sukai. Salah satunya ialah seringnya dirimu menjadi ratu drama. Kamu perlu latihan melihat dan menyampaikan sesuatu secara apa adanya. Jangan membesar-besarkan hal-hal yang sebenarnya sepele.