7 Perusahaan Teknologi Sam Altman, dari AI hingga Energi Nuklir

- Sam Altman memiliki portofolio investasi di lebih dari 400 perusahaan dengan kekayaan bersih sekitar 1,5 miliar dolar AS.
- OpenAI didirikan pada Desember 2015 oleh Sam Altman bersama Elon Musk dan memiliki valuasi sekitar 300 miliar dolar AS.
- Sam Altman juga terlibat dalam perusahaan seperti Loopt, Worldcoin (World), Helion Energy, Oklo, Retro Biosciences, dan Hermeus.
Beberapa tahun terakhir, nama Sam Altman makin melejit karena perannya sebagai CEO OpenAI yang mengembangkan ChatGPT. Namun, tahukah kamu kalau pria kelahiran Chicago, Amerika Serikat, ini ternyata juga memiliki gurita bisnis teknologi di luar OpenAI? Sam Altman memiliki portofolio investasi di lebih dari 400 perusahaan dengan kekayaan bersih sekitar 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp24 triliun).
Altman membangun reputasinya di bisnis teknologi melalui berbagai peran, mulai dari pendiri perusahaan, pemimpin eksekutif, anggota dewan, hingga investor strategis. Portofolio investasi Altman mencakup beragam sektor, dari kecerdasan buatan (AI), energi bersih, identitas digital, bioteknologi, hingga transportasi masa depan. Ini dia jajaran perusahaan teknologi yang terkait dengan Sam Altman.
1. OpenAI menjadi perusahaan Altman yang paling populer

OpenAI didirikan pada Desember 2015 oleh Sam Altman bersama Elon Musk. Awalnya, perusahaan ini berbentuk organisasi nirlaba dengan misi mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI) yang menguntungkan semua manusia. Misi awal OpenAI adalah memastikan AGI tidak dimonopoli oleh perusahaan teknologi besar dan dapat diakses oleh semua orang.
OpenAI mengalami transformasi signifikan pada 2019 ketika membentuk divisi berorientasi profit bernama OpenAI LP. Perusahaan ini mencapai ketenaran global setelah meluncurkan ChatGPT pada November 2022, yang menarik lebih dari 100 juta pengguna mingguan. Saat ini, OpenAI memiliki valuasi sekitar 300 miliar dolar AS (sekitar Rp4.956 triliun) yang praktis menjadikannya sebagai salah satu perusahaan AI paling berharga di dunia.
2. Altman memulai perjalanan wirausahanya melalui Loopt

Melansir Newsweek, Loopt merupakan perusahaan pertama yang didirikan Sam Altman pada 2005 saat ia masih berstatus mahasiswa di Stanford University. Aplikasi ini merupakan layanan jaringan sosial berbasis lokasi yang memungkinkan pengguna berbagi lokasi mereka dengan teman secara real-time. Altman bahkan keluar dari Stanford untuk fokus mengembangkan Loopt.
Selama perjalanannya, Loopt berhasil mengumpulkan lebih dari 30 juta dolar AS (sekitar Rp495 miliar) dari investor, termasuk Y Combinator, Sequoia Capital, dan New Enterprise Associates. Meski menjadi pelopor teknologi berbasis lokasi, Loopt tidak mendapatkan daya tarik pengguna yang signifikan. Akhirnya, pada Maret 2012 perusahaan ini diakuisisi oleh Green Dot Corporation seharga 43,4 juta dolar AS (sekitar Rp716 miliar).
3. Worldcoin yang jadi kontroversi
Worldcoin atau World didirikan oleh Sam Altman pada 2019 sebagai proyek identitas digital dan cryptocurrency yang menggunakan pemindaian iris mata untuk verifikasi identitas manusia. Proyek ini bertujuan menciptakan cara untuk membuktikan bahwa seseorang adalah manusia nyata secara online tanpa mengungkapkan identitasnya. Masalah ini memang semakin mendesak di era kemajuan AI.
Worldcoin menggunakan perangkat berbentuk bola yang disebut Orb untuk memindai iris mata pengguna, kemudian menciptakan identitas digital bernama World ID. Pada Oktober 2024, perusahaan ini berganti nama dari Worldcoin menjadi World dan meluncurkan versi baru dari perangkat Orb. Per Oktober 2024, lebih dari 6,9 juta orang telah mendaftar untuk pemindaian iris ini. Namun, proyek ini menghadapi tantangan regulasi di berbagai negara, termasuk Kenya, Spanyol, Portugal, bahkan Indonesia. World dikritik karena masalah privasi terkait pengumpulan data biometrik sensitif dan kekhawatiran akan risiko penyalahgunaan informasi pribadi.
4. Perusahaan energi nuklir Helion Energy

Melansir CNBC, Helion Energy adalah perusahaan energi fusi yang bekerja untuk mengembangkan reaktor nuklir komersial. Sam Altman menjadi investor Helion pada 2015 dan kemudian melakukan investasi pribadi terbesar senilai 375 juta dolar AS (sekitar Rp6,1 triliun) pada November 2021. Sejak saat itu, Altman juga menjabat sebagai Ketua Eksekutif Helion.
Teknologi Helion menggunakan "field-reversed configuration" (FRC), di mana dua aliran plasma ditembakkan dari kedua ujung alat dengan kecepatan sangat tinggi. Kedua aliran tersebut saling bertabrakan, menciptakan plasma super panas di mana reaksi fusi terjadi. Pada Januari 2025, Helion mengumumkan putaran pendanaan tambahan sebesar 425 juta dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun) dengan valuasi mencapai 5,4 miliar dolar AS (sekitar Rp89,2 triliun). Perusahaan ini juga telah menandatangani kesepakatan dengan Microsoft untuk memasok energi mulai 2028.
5. Oklo Inc., perusahaan mikroreaktor nuklir masa depan
Oklo adalah perusahaan startup nuklir yang fokus mengembangkan mikroreaktor fisi untuk mengubah cara energi nuklir diproduksi dan didistribusikan. Didirikan pada 2013 oleh Caroline Cochran dan Jacob DeWitte, Oklo mendesain reaktor fisi yang jauh lebih kecil dari pembangkit listrik tenaga nuklir konvensional. Sam Altman bertemu para pendiri Oklo pada 2013 dan menjadi Ketua Dewan perusahaan sejak 2015.
Mikroreaktor Aurora milik Oklo dirancang sangat ringkas, hanya membutuhkan sekitar dua hektar lahan. Reaktor ini tidak bergantung pada air sebagai pendingin, berbeda dari reaktor tradisional. Oklo juga berencana mengembangkan reaktor yang mampu beroperasi hingga sepuluh tahun sebelum perlu diisi ulang. Teknologi ini berpotensi menyediakan energi bersih untuk pusat data, fasilitas pertahanan, dan lokasi industri.
Pada Mei 2024, Oklo menjadi perusahaan publik melalui merger dengan AltC Acquisition Corp, sebuah SPAC yang didirikan oleh Altman. Transaksi ini memberi nilai Oklo sekitar 850 juta dolar AS (sekitar Rp14 triliun). Altman mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Oklo pada April lalu untuk menghindari konflik kepentingan dan membuka peluang kerja sama antara OpenAI dan Oklo.
6. Retro Biosciences yang berusaha memperpanjang umur manusia
Melansir MIT Technology Review, Retro Biosciences adalah perusahaan biotek yang berambisi meningkatkan usia harapan hidup manusia hingga 10 tahun. Sam Altman menjadi lead investor dalam putaran pendanaan 180 juta dolar AS (sekitar Rp2,9 triliun) pada April 2022. Perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, ini berfokus pada pengembangan terapi reprogramming seluler, autophagy, dan terapi plasma. Tim Retro Biosciences terdiri dari peneliti dan ilmuwan terkemuka di bidang biologi seluler dan molekuler. Investasi Altman di Retro menunjukkan minatnya pada teknologi dan riset terkait upaya pemanjangan umur manusia.
7. Hermeus, transportasi supersonik masa depan
Hermeus adalah startup yang bertujuan mengembangkan pesawat supersonik tercepat di dunia. Sam Altman menjadi lead investor dalam putaran pendanaan seri B senilai 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun) pada Maret 2022. Hermeus ingin memproduksi pesawat penumpang yang diberi nama Halcyon. Pesawat ini dijanjikan mampu terbang dari New York ke London hanya dalam waktu 90 menit.
Daftar di atas tentu masih belum termasuk investasi Sam Altman ke ratusan perusahaan lain. Ketujuh perusahaan ini dipilih berdasarkan tingkat signifikansi dan keterlibatan Sam Altman di dalamnya. Dari deretan perusahaan ini, kamu mungkin bisa sedikit mengintip masa depan seperti apa yang sedang dibayangkan Sam Altman untuk perkembangan sains dan teknologi.