Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tanda Kamu Sudah Terlalu Toksik dalam Mengidolakan Seseorang

ilustrasi selfie (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah kita tidak boleh mengidolakan seseorang? Tentu boleh-boleh saja, siapa pun berhak mengidolakan publik figur yang dianggap ideal. Namun, semua juga harus sesuai dengan batasan yang wajar. Jangan sampai kamu terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang.

Alih-alih menumbuhkan karakter positif, kamu justru kehilangan identitas diri. Bahkan tidak memiliki prinsip dan pendirian yang jelas. Oleh karena itu, penting untuk mengenali enam tanda berikut, kalau kamu sudah terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang.

1. Terjebak oleh sikap fanatik buta

ilustrasi bersalaman (pexels.com/George Milton)

Mengidolakan seseorang sebenarnya tidak disalahkan. Sebab, setiap manusia pasti memiliki pandangan ideal atas karakter dan ciri khas seseorang. Namun, menjadi hal buruk saat kamu terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Kondisi demikian ini harus segera disadari.

Salah satunya saat kamu terjebak oleh sikap fanatik buta. Kamu mengidolakan seseorang tanpa penilaian yang objektif. Seolah yang melekat dalam diri sosok tersebut dianggap sebagai keunggulan mutlak. Padahal, manusia tidak bisa dipisahkan dari sisi kekurangan dan kelemahan.

2. Rela mengorbankan prinsip dan pendirian

ilustrasi selfie (pexels.com/Ivan Samkov)

Prinsip dan pendirian adalah pedoman agar hidup tidak terombang-ambing. Kamu harus memegang erat kedua hal tersebut dalam diri. Meskipun begitu, tidak semua orang mampu mempertahankan. Bahkan, sering mengorbankan prinsip dan pendirian hanya karena mengikuti pengaruh orang lain.

Sikap seperti ini jangan lagi dianggap sepele. Tanpa sadar kamu sudah terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Mengorbankan prinsip dan pendirian tidak akan membuatmu puas. Kehidupan justru terombang-ambing tanpa arah.

3. Sudah tidak peduli dengan pengaruh buruk

ilustrasi berpesta (pexels.com/Jonathan Nenemann)

Apa jadinya jika kamu gampang terjebak pengaruh buruk? Kehidupan tidak akan pernah tertata. Segala sesuatunya pasti dipenuhi dengan kekacauan. Keputusan ada pada dirimu sendiri, apakah menginginkan pola hidup demikian?

Sudah saatnya kita merenung dengan bijaksana. Tidak peduli dengan pengaruh buruk merupakan tanda kamu terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Segala hal yang melekat dalam diri orang tersebut dianggap sebagai kebenaran. Kamu hanya melihat persoalan dari satu perspektif saja.

4. Menuntut diri sendiri agar tumbuh sebagaimana orang lain

ilustrasi lingkungan toksik (pexels.com/Antoni Shkraba)

Setiap orang sudah dikaruniai dengan keunikan masing-masing. Ini adalah bukti jika manusia bersifat kompleks. Perbedaan pasti menyertai setiap individu. Baik perbedaan dalam hal kecil maupun besar.

Sudah keharusan bagi kita menyikapi perbedaan dengan sudut pandang bijaksana. Namun, pada faktanya tidak semua orang memiliki perspektif demikian. Mereka justru menuntut diri sendiri agar tumbuh sebagaimana orang lain. Tentu ini menjadi tanda, jika sudah terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Tuntutan seperti ini justru membuat diri sendiri terbebani.

5. Mengunggulkan seseorang dengan meremehkan yang lain

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seseorang mungkin dianugerahi dengan sisi kelebihan tertentu. Tidak semua orang di lingkungan sekitar memiliki kemampuan tersebut. Namun, bukan berarti dibandingkan terlalu berlebihan. Apalagi kamu sampai mengunggulkan seseorang dengan meremehkan yang lain.

Kebiasaan seperti ini sudah seharusnya dihentikan. Tanpa disadari menjadi tanda jika kamu sudah terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Manusia pasti memiliki sisi kelemahan dalam diri. Unggul dalam satu hal bukan berarti bisa meremehkan mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

6. Tidak lagi memperhatikan identitas dan rasa percaya diri

ilustrasi selfie (pexels.com/Anna Shvets)

Apa jadinya saat kamu mengidolakan seseorang secara berlebihan? Apalagi sampai melanggar etika dan nilai-nilai yang seharusnya dipatuhi. Bisa dipastikan identitas dan rasa percaya diri akan memudar. Standar kehidupan sepenuhnya terpaku pada orang lain.

Walaupun terlihat sederhana, tapi menjadi fenomena yang wajib diwaspadai. Kehilangan identitas dan rasa percaya diri juga menjadi tanda kamu sudah terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang. Dalam menjalani hidup kamu tidak pernah memiliki ketetapan yang jelas.

Boleh-boleh saja kita mengidolakan seseorang. Namun yang perlu diingat, semuanya harus tetap dalam batas wajar. Sebab, terlalu toksik dalam mengidolakan seseorang membuat kamu krisis identitas. Sadar jika memiliki enam tanda di atas, artinya kamu harus cepat berbenah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us