ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
Kenaikan harga berbagai kebutuhan biasanya tidak sampai 100 persen. Akan tetapi itu tetap bikin kita panik dan gak yakin mampu bertahan hidup dengan layak. Kalau pukulan kenaikan harga kebutuhan saja telah membuat kita mendadak sakit kepala, apakah gaya hidup mewah cocok buat kita?
Harus diakui bahwa kemampuan kita masih jauh dari memadai untuk tampil dengan barang-barang branded dan makan di berbagai restoran mahal. Tidak perlu malu dengan kondisi ini. Bahkan generasi di atas kita yang telah bekerja berpuluh-puluh tahun pun masih berhitung cermat soal pengeluaran.
Sebab ada dua bahaya ketika generasi muda mengagungkan gaya hidup mewah yang gak sesuai dengan kemampuan diri. Pertama, kita justru tidak akan pernah mencapai kemapanan finansial yang diidamkan. Kedua, kita terdorong buat menghalalkan segala cara demi kaya secara instan.
Maka dari itu, kita hanya perlu menjadi diri sendiri dan memilih gaya hidup yang tak membebani diri. Apalah artinya semua kemewahan yang berusaha ditampilkan di depan orang-orang jika kita menangis di belakangnya karena pengeluaran jauh melampaui pemasukan. Lebih baik kita terlihat sederhana, tapi dompet gak pernah tipis.