Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Menggunakan Modal Usaha dari Orangtua, Perjanjiannya Kudu Jelas

ilustrasi lansia memegang uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi lansia memegang uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan malu untuk menerima suntikan modal usaha dari orangtua. Ini tidak berarti kamu payah sebagai calon pengusaha karena tidak dapat mencari modal sendiri. Gak penting dirimu memperoleh modal pertama dari siapa. Prioritasmu ialah semangat bikin usaha bisa segera diwujudkan dan uangnya bersumber dari dana pribadi orangtua.

Bukan hasil suap atau kejahatan lainnya seperti pencucian uang. Pun orangtua selagi mampu pasti senang jika dapat membantu anak merintis usaha. Lagi pula, pinjaman dari orangtua lebih aman karena umumnya tidak berbunga.

Berat apabila dirimu baru mau buka usaha telah dibayangi oleh tingginya bunga pinjaman. Sementara untukmu mencari pekerjaan dulu sebelum bikin usaha sendiri juga belum tentu gampang.

Persaingan di antara pencari kerja makin sengit dan membuka usaha menjadi cara yang paling efektif biar kamu tak berlama-lama menganggur. Manfaatkan modal yang diberikan orangtua dalam bentuk uang maupun fasilitas dengan enam tips berikut.

1. Pastikan itu pemberian, pinjaman, atau investasi dengan bagi untung

ilustrasi usaha kafe (pexels.com/Quark Studio)

Modal yang diberikan orangtua gak sama seperti uang saku atau uang bakal biaya pendidikanmu. Usaha yang akan dijalankan bertujuan untuk mencari uang sehingga akad atau kesepakatan di awal perlu diperjelas. Tanyakan pada orangtua apakah modal itu sepenuhnya pemberian, pinjaman, atau investasinya ke usaha yang akan dirintis olehmu?

Apabila modal berupa uang maupun barang sepenuhnya pemberian berarti kamu tak memiliki kewajiban apa-apa lagi terhadap orangtua terkait modal tersebut. Urusan selesai setelah dirimu menerima modal itu.

Sementara jika modal merupakan pinjaman, maknanya dirimu wajib mengembalikannya. Atur ketentuan waktu serta jumlah pengembaliannya. Apakah sesuai jumlah pinjaman, separuhnya, atau malah lebih besar seperti pinjaman dengan sistem bunga?

Sementara itu, bila orangtua bermaksud berinvestasi di usahamu maka kamu wajib memberikan bagi hasil dari keuntungan yang didapatkan. Besarannya sesuai dengan persentase modal yang ditanamkan orangtua dalam usahamu. Gak apa-apa membicarakan perkara uang sampai sedetail ini sebab bisnis tetaplah bisnis.

2. Dengarkan saran orangtua sebagai pemodal utama

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Gustavo Fring)

Sekalipun orangtua sepenuhnya memberikan uang atau fasilitas buat mendukungmu membuka usaha, secara moral kamu punya tanggung jawab buat memedulikan saran-sarannya. Alasannya, mereka tentu tidak ingin memberikan modal sebesar itu hanya untuk melihat usahamu gulung tikar dalam waktu singkat.

Meski orangtua gak minta apa pun darimu, mereka ingin usahamu sesukses mungkin. Maka wajar apabila mereka memberimu berbagai masukan. Di pihakmu pun harus sadar bahwa tanpa modal besar dari orangtua, kamu barangkali urung membuka usaha.

Mendengarkan nasihat mereka sehubungan dengan usaha yang akan dibangun menjadi salah satu cara buat menunjukkan bahwa kamu tahu diri. Toh, apa pun masukan dari orangtua akan menambah referensi dan kehati-hatianmu sebelum memulai usaha.

Tidak masalah mereka tak sepenuhnya memahami bidang usahamu nanti. Pasti ada nasihat-nasihat yang sifatnya umum untuk kebaikan dan kelancaran usahamu.

3. Serius memilih, merencanakan, dan menjalankan usaha

ilustrasi usaha sepatu (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi usaha sepatu (pexels.com/Kampus Production)

Gampang mendapatkan modal dari orangtua sendiri tidak boleh bikin kamu sembrono. Seolah-olah sama sekali gak masalah kalau dirimu gagal dan menghabiskan modal pemberian mereka. Nanti kamu bisa minta uang lagi dan modal sebelumnya juga gak perlu dikembalikan. Lain dengan jika dirimu meminjam modal dari bank yang wajib tetap dicicil baik usahamu sukses atau bangkrut. 

Buang jauh-jauh dorongan untukmu menggampangkan persoalan sukses atau gagal. Walaupun kegagalan selalu mengiringi perjuangan setiap orang sebelum keberhasilan diraih, usahamu harus tetap maksimal. Ini dimulai sejak dirimu memilih-milih berbagai kemungkinan usaha yang dapat dijalankan. 

Pilihanmu harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal. Seperti utamakan tentang prospek dan pasarnya daripada sekadar apa yang dirimu sukai. Kalau kamu telah menjatuhkan pilihan usahanya, rencanakan dengan rapi step-stepnya dari persiapan sampai usaha siap dimulai. Kemudian jalankan usaha itu dengan sungguh-sungguh dan jangan gampang merasa capek apalagi menyerah.

4. Bicarakan konsekuensimu jika usaha merugi

ilustrasi menjalankan usaha (pexels.com/Fikri Hidayatullah)
ilustrasi menjalankan usaha (pexels.com/Fikri Hidayatullah)

Meski kamu harus bekerja keras supaya usahamu tidak hanya berjalan tapi juga konsisten mencetak keuntungan, tetap ada kemungkinan kerugian. Mengingat modal usahamu tidak berasal dari kocek pribadi, maka sedikit banyak kamu harus membicarakannya dengan orangtua.

Tanyakan seandainya usahamu merugi, bagaimana dengan modal awal yang telah mereka berikan? Apakah orangtua tetap mengikhlaskannya, memintamu mengembalikannya buat pelajaran biar lebih hati-hati dalam berusaha, atau ada konsekuensi lain yang mesti ditanggung olehmu?

Semua itu perlu dibicarakan karena kerugian dalam sebuah usaha tidak sepele. Contohnya, modal orangtua berupa sewa tempat selama setahun. Namun, tiga bulan usahamu berjalan sudah rugi terus.

Apabila kamu berhenti menjalankan usaha, uang sewa lokasi tidak dikembalikan oleh pemilik tempat. Uang orangtua senilai 9 bulan sewa menguap begitu saja sedangkan dirimu mungkin gak siap ide, peralatan, dan keahlian untuk bikin usaha baru di tempat yang sama. Sekalipun ini tidak enak buat diobrolkan, lebih baik sejak awal kamu sudah mengantisipasinya.

5. Transparan dalam melaporkan penggunaan modal

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan sampai kamu cuma menginginkan kucuran modal dari orangtua, tetapi menolak bersikap terbuka mengenai pemakaiannya. Bukan masalah orangtuamu ikhlas atau gak dalam memberimu modal usaha. Akan tetapi, mereka juga memperoleh uang sebesar itu tidak dengan mudah.

Demi kasih kamu modal usaha, orangtua mungkin sampai berhemat sedemikian rupa. Atau, mereka mengambil sebagian dari tabungan yang sudah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Mereka berhak tahu untuk apa saja uang tersebut digunakan.

Di lain pihak, kamu wajib bikin laporan. Kalaupun laporanmu tidak secara tertulis karena modal itu sepenuhnya pemberian dan bukan investasi, minimal pemberitahuan secara lisan.

Contohnya, orangtua memberimu modal Rp100 juta. Buat perincian berapa dipakai buat apa dan masih ada sisa berapa. Kasih tahu juga sisa uang itu rencananya akan digunakan untuk apa. Orangtua bakal lebih tenang serta memercayaimu apabila tahu uang mereka mengalir ke mana saja.

6. Jangan habiskan modal di bulan pertama

ilustrasi usaha kafe (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi usaha kafe (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Untuk modal dari orangtua yang berupa uang, bersikaplah sangat hati-hati dalam membelanjakannya. Baik jumlahnya kecil atau besar, usahakan agar tidak semuanya langsung habis di awal kamu buka usaha. Bila dirimu diberi uang Rp10 juta, pakai maksimal Rp8 juta saja untuk modal awal.

Syukur-syukur dengan 50% dari modal yang diberikan orangtua, usahamu telah bisa dijalankan. Pertimbangannya, usahamu belum tentu langsung menghasilkan keuntungan.

Kamu memerlukan modal lagi buat biaya operasional bulan depan atau usahamu terancam tutup. Kalaupun usahamu langsung mencetak keuntungan yang lumayan, sisa modal dari orangtua bisa digunakan untuk pengembangan, seperti menambah peralatan, karyawan, dan variasi produk. Maka, apabila total modal yang kamu punya kecil, usahanya juga mesti menyesuaikan biar modal gak hanya cukup tetapi masih ada sisanya.

Ketika dirimu ingin membuka usaha lalu mendapatkan modal dari orangtua, ini amat memudahkan jalanmu. Pemula sepertimu biasanya sulit memperoleh modal dari pihak luar karena belum ada rekam jejak keberhasilan. Tingkat kepercayaan mereka terhadapmu menjadi rendah. Gunakan modal dari orangtua dengan bijaksana. Semoga usahamu sukses!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us