Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (pexels.com/@august de richelieu)

Kebiasaan memotong ucapan orang lain sangat tidak sopan. Baik kamu lebih tua, sebaya, atau lebih muda darinya tetap saja tindakan tersebut gak seharusnya dilakukan. Akan tetapi, temanmu yang biasa melakukannya juga sangat sulit buat mengerem perilakunya. 

Sering kali ia tak bermaksud membuatmu kesal atau ingin mendominasi percakapan. Memang refleksnya seperti itu setiap mengobrol dengan siapa pun. Ini dapat terbentuk dari kebiasaan keluarganya yang riuh saling menyela ketika berbincang.

Akibatnya, dia merasa hal seperti itu lumrah serta sama sekali tidak ada yang salah. Bagaimana cara terbaik buat menyikapinya baik dalam forum resmi maupun percakapan sehari-hari? Meski emosimu mulai terpancing oleh sikap tidak sabarnya menunggu kamu selesai bicara, respons dengan enam cara berikut saja. Gak usah meledakkan amarahmu.

1. Dalam forum formal buat sesi pemaparan dan tanya jawab

ilustrasi rapat (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu tidak baru sekali atau dua kali mengikuti rapat atau diskusi penting bersamanya. Setiapnya ia selalu menyela orang yang sedang berbicara. Tindakannya membuat rapat maupun diskusi tidak lancar. Orang yang perkataannya dipotong bahkan bisa lupa sisa materi yang perlu disampaikannya.

Kalau kalian semua terus meladeni perkataan satu orang tersebut, agenda rapat atau arah diskusi justru melebar ke mana-mana. Kalian mesti menjaga pembahasan hanya pada topik yang sudah ditetapkan. Semua peserta juga harus diberi kesempatan bicara secara adil pada saat yang tepat.

Atur jalannya forum dengan di awal memberikan pembagian sesi. Bagi setidaknya menjadi tiga sesi yaitu pemaparan, tanya jawab, dan kesimpulan. Pemaparan diisi oleh orang-orang yang memang perlu menyampaikan hal-hal penting yang menjadi agenda hari itu. Gak semua anggota berbicara di sesi ini, tapi nanti bisa ikut bertanya. Kesimpulan disampaikan oleh pemimpin rapat atau diskusi.

2. Saat mengobrol santai tanyakan, apakah ia sudah tahu apa yang ingin kamu bicarakan

ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Dalam percakapan yang tidak formal, kesukaan orang menyela juga tetap menyebalkan. Namun, daripada kamu tiba-tiba marah, coba tanyakan kemungkinan ia sudah mengetahui apa yang ingin kamu bicarakan.

Kalau benar, ia sudah mengetahui apa yang baru saja disampaikan olehmu, meski belum selesai, tentu dirimu menjadi hemat energi. Kamu tak perlu lagi melanjutkan suatu berita. Kalian tinggal membahas hal-hal yang berkaitan dengan berita itu atau ganti topik.

Namun, jika ternyata ia belum tahu, dia terdorong untuk mengakuinya. Sebab, apabila ia berpura-pura sudah mengerti malah gak mendapat kelanjutan informasi darimu.

Dengan begitu, dia bakal memberimu waktu untuk menuntaskan perkataan. Ia akan lebih tenang mendengarkanmu. Baru setelahnya dia berkomentar. Pertanyaanmu serta jawabannya mengarahkan obrolan supaya lebih efektif dan efisien.

3. Ingatkan bahwa kamu belum selesai bicara

ilustrasi percakapan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Walau bagimu jelas bahwa ucapanmu baru setengah jalan, orang yang gemar menyela biasanya kurang memperhatikannya. Kalimatmu yang masih menggunakan tanda koma dianggap sudah mencapai titik. Maka ia langsung saja berbicara bahkan lebih panjang daripada perkataanmu barusan.

Dirimu perlu memberitahunya, bahwa kamu belum tuntas mengatakan sesuatu. Jika dia sungguh-sungguh tak mengetahuinya, ia akan agak terkejut serta merasa tidak enak karena sudah memotong perkataanmu. Namun, bila dia memang kurang paham tata krama, terpaksa tetap menghentikan komentarnya lantaran sudah ditegur langsung olehmu.

Jarang ada orang yang setelah diingatkan seperti di atas masih saja gak kasih kesempatan untukmu menyelesaikan seluruh maksudmu. Biasanya orang baru tidak mau lagi mendengarkan apabila ucapanmu membuatnya tersinggung serta marah. Di luar situasi seperti ini, dia akan latihan menahan diri dan memintamu melanjutkan perkataan.

4. Diam dan tak meneruskan kalimat sampai ia bisa tutup mulut

ilustrasi percakapan (pexels.com/Darlene Alderson)

Ini mirip dengan reaksi anak kecil saat mengambek. Bukan tanda kamu kekanak-kanakan, kok. Cara ini kadang lebih efektif buat bikin orang menyadari bahwa kebiasaannya memotong ucapan membuatmu gak nyaman. Dia memang tak langsung paham.

Ia akan terus berbicara selama beberapa waktu. Setelah dia tidak mendengar sahutanmu, baru berhenti dan heran atau segera menyadari tindakannya yang tak sopan. Bila ia terheran-heran dan tak mengerti alasan kamu diam saja, dia pasti bertanya kenapa?

Ini waktu yang tepat untukmu menyatakan kejengkelanmu lantaran ucapanmu dipotong terus olehnya. Namun, kalau dia langsung meminta maaf karena sudah menyela, maafkan saja dan lanjutkan maksudmu. Boleh juga dirimu memberi peringatan. Kalau ia kembali memotong, percakapan benar-benar berakhir.

5. Hanya berbicara dengannya jika terpaksa

ilustrasi percakapan (pexels.com/August de Richelieu)

Memang sikap suka menyela percakapan tidak menyenangkan bagi orang lain. Wajar bila kamu menjadi malas bercakap-cakap dengannya. Kalau dirimu sulit menoleransi kegemarannya memotong ucapan, artinya kamu perlu agak menjaga jarak darinya. Bukan pertemanan kalian mesti diakhiri.

Cukup dirimu membatasi obrolan dengannya. Jika tidak ada topik yang penting sekali dibicarakan dengannya, lebih baik kamu diam saja. Saat kalian bertemu, bersikaplah pasif dengan lebih menjadi pendengarnya. Tunggu dia bertanya sesuatu padamu.

Jika ia yang terlebih dahulu menanyakan sesuatu, lebih mungkin dia mau mendengarkan sampai selesai. Ia memiliki kebutuhan buat mengetahui informasi darimu. Lain dengan ketika kamu yang duluan mengajaknya bicara. Kesannya dirimu yang memerlukan dirinya sekalipun informasi darimu juga penting untuknya.

6. Santai saja kalau sahutannya malah bikin obrolan kian seru

ilustrasi percakapan (pexels.com/Gitz)

Sekalipun kebanyakan hobi menyela percakapan menjengkelkan, ada pula yang justru menghidupkan suasana. Apabila setiap orang berbicara dengan sangat teratur dan bergantian satu per satu, rasanya malah aneh serta membosankan. Orang yang lama menunggu gilirannya mungkin sampai mengantuk.

Kamu juga dapat mengira lawan bicara tidak menikmati percakapan apabila dia baru menyahut setelah dirimu selesai bicara panjang lebar. Maka perhatikan perasaanmu terhadap tindakan orang lain. Secara pribadi, kamu merasa terganggu atau tidak?

Jika dirimu memaknai kebiasaannya menyela sebagai antusiasme dan bikin perbincangan makin seru, gak usah dipersoalkan. Apalagi komentarnya di tengah-tengah bicaramu sangat tepat menggambarkan perasaan dan pikiranmu. Dia seperti dapat membaca dirimu dengan akurat sehingga kamu merasa lebih dimengerti.

Orang yang memotong perkataan biasanya pribadi yang ekspresif. Ia senang berbicara dan kesulitan menahan dorongan buat secepatnya menanggapi. Berbeda dengan orang pendiam serta pemalu yang sampai kamu selesai bicara pun barangkali baru merespons setelah ditanya. Atasi tingkahnya dengan enam tips di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team