Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Gak Mau Kopi Darat dengan Teman Maya, Hubungan Tak Berkembang

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/MART PRODUCTION)

Buat beberapa orang, pertemanan di dunia maya bisa berkembang menjadi kawan di dunia nyata juga. Sejauh apa pun jarak tempat tinggalnya, mereka mau susah-susah bertemu demi lebih puas dalam berinteraksi.

Melanjutkan perkenalan di dunia maya ke dunia nyata seakan-akan meresmikan pertemanan mereka yang lebih sejati. Orang-orang yang berani meneruskan hubungan pertemanan dari dunia maya ke dunia nyata juga berpotensi menemukan jodohnya dari situ.

Meski begitu, tidak sedikit pula orang yang justru amat menghindari kemungkinan berjumpa dengan kenalan dari media sosial. Meski seseorang sudah berinteraksi dengan sebuah akun hingga bertahun-tahun lamanya, dia tetap gak mau bila diajak "kopi darat" atau bertemu

Jika kawan mayanya sangat ingin mengenalnya secara langsung di dunia nyata, bisa-bisa hanya berujung kecewa berat. Jalinan pertemanan selama ini dianggap sia-sia dan ia menilai orang yang menolak bertemu dengannya angkuh. Padahal, kengganannya berjumpa dengan teman maya dapat dilatarbelakangi oleh tujuh sebab berikut ini.

1. Membatasi dengan tegas teman online vs teman di dunia nyata

ilustrasi bertelepon (pexels.com/JÉSHOOTS)
ilustrasi bertelepon (pexels.com/JÉSHOOTS)

Pembatasan ini berarti teman maya selamanya hanya sebatas di media sosial. Sebaik apa pun hubungan keduanya di dunia maya bukan jaminan bakal berlanjut di dunia nyata. Tapi kawan di dunia nyata tentu bisa berteman juga dengan akunnya. Media sosial menjadi sarana komunikasi mereka ketika berjauhan.

Namun, ada juga orang yang benar-benar membedakan teman maya dengan kawan di dunia nyata. Cara supaya teman dalam kesehariannya gak bisa menemukan akunnya ialah dengan ia membuat nama akun yang amat berbeda dari nama aslinya.

Dengan akun tersebut dia lebih leluasa membentuk pertemanan baru di ruang maya. Ia bahkan dapat menampilkan citra diri yang berlainan saat di depan teman kerja dengan kawan di medsosnya. 

2. Gak ada kesamaan minat

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika pertemanan di dunia maya tidak diseleksi dengan ketat, siapa pun akan berteman atau mengikuti akunnya. Lain dengan apabila sejak awal ia membatasi lingkaran pertemanannya di dunia maya sesuai dengan minatnya saja. Misalnya, orang yang berminat di bidang kepenulisan hanya mengikuti atau berteman dengan akun penulis, media massa, serta penerbit. 

Kalau ada teman dengan minat yang sama ingin berkenalan di dunia nyata, dia bersedia. Namun, keinginan kenalan dengan minat yang acak untuk berjumpa gak akan direspon. Sekalipun mereka tinggal satu kota atau berjauhan dan seseorang sampai rela mendatanginya, ia tetap menolak untuk bertemu.

Bagi orang lain, perbedaan minat tidak masalah. Terpenting jalinan pertemanan gak hanya melalui media sosial. Namun, ada orang yang bingung akan membicarakan apa dalam pertemuan kalau minat mereka saja berbeda. Bukan jumlah kawan di dunia nyata yang menjadi prioritasnya, melainkan kesamaan minat.

3. Takut sifat bahkan orangnya berbeda dari di medsos

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Prince)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Prince)

Di dunia maya, orang bisa menampilkan dirinya dengan citra seperti apa saja. Pertemanan yang sudah lama terjalin melalui media sosial tidak menjamin watak asli bakal tampak. Bahkan, meski kelihatannya seseorang sering menggunggah foto dirinya, bisa saja memakai foto orang lain.

Atas dasar rasa kurang percaya terhadap teman maya inilah sebagian orang malas diajak kopi darat. Kalau mereka mendapati perbedaan sifat atau paras dengan sosok yang selama ini dikenal melalui dunia maya, pasti menjadi pengalaman yang mengecewakan. Itu dapat berdampak pada hubungan mereka selanjutnya yang menjadi gak sedekat sebelumnya.

4. Lokasi terlalu jauh

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/SHVETS production)

Jarak kota tinggal yang berjauhan juga mengurangi minat orang untuk bertemu langsung dengan kawan mayanya. Kalau ia yang mesti pergi sampai ke luar kota bahkan luar pulau, biayanya besar dan waktunya belum tentu ada. Sebaliknya bila kawan mayanya yang ingin jauh-jauh mendatanginya, dia juga merasa tidak enak.

Meski seseorang berangkat atas keinginannya sendiri, tamu dari jauh tetap harus disambut secara spesial. Ini membuat calon tuan rumah merasa repot, gak sanggup, serta takut mengecewakan. Mending mereka tidak usah bertemu di dunia nyata. Cukup pertemanan di dunia maya berjalan dengan baik.

5. Perbedaan atau persamaan jenis kelamin

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ada pula orang yang mempertimbangkan tentang jenis kelamin untuk menentukan mereka dapat bertemu atau tidak. Orang yang sudah mempunyai pasangan, misalnya, gak mau mengambil risiko yang terlalu besar untuk hubungannya dengan kopi darat bersama teman maya lawan jenis. Bahkan, bila mereka mempunyai kesamaan minat, keinginan bertemu berdua saja dapat diurungkan. 

Ia cuma mau berjumpa dengan kawan maya yang jenis kelaminnya sama. Akan tetapi, ada juga orang yang justru hanya mengincar teman maya lawan jenis. Biasanya ini dilakukan dalam rangka sekalian mencari jodoh. Teman maya sesama jenis otomatis sudah tereliminasi karena gak sejalan dengan tujuannya menemukan belahan jiwa.

6. Di dunia nyata terlalu sibuk buat bertemu

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Hanya karena seseorang cukup aktif di media sosial, bukan berarti dia gak sibuk di dunia nyata. Kalau sekadar sesekali membuka medsos masih bisa dilakukan di tengah kesibukan. Bahkan bagi beberapa orang, itu tidak memecah konsentrasi. Malah seperti menyegarkan pikiran sejenak biar bisa fokus lagi dalam bekerja. 

Namun, jika orang dengan kesibukan tinggi di dunia nyata ini diajak bertemu kawan maya, waktunya tidak memungkinkan. Paling gak ia mesti meluangkan waktu 1 sampai 2 jam buat kopi darat. Sementara berinteraksi hanya melalui medsos dapat lebih fleksibel. Ia bisa mengomentari status atau membalas pesan kapan pun ada waktu luang.

7. Tidak tertarik dengan sosoknya

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Anna Tarazevich)

Meski seseorang tampak cukup ramah dengan membalas setiap komentar di statusnya, belum tentu ia tertarik dengan orang yang rajin berkomentar. Bisa saja dia hanya berusaha agar gak terkesan sombong. Tidak ada ketertarikan yang cukup untuk memotivasinya berjumpa dengan kawan maya. 

Oleh karena itu, walau teman maya sudah berkali-kali mengajaknya bertemu, dia mengelak dengan berbagai alasan. Ia cuma mau kopi darat dengan teman maya yang mampu membangkitkan ketertarikannya. Baik karena paras, profil, maupun unggahan-unggahannya.

Adanya ketertarikan yang kuat diharapkan bikin pertemuan lebih menyenangkan. Jangan sampai mereka terjebak dalam situasi yang terasa membosankan.

Kalau kamu ingin mengajak kopi darat teman maya yang sudah terasa akrab, siapkan diri untuk menerima penolakannya. Jangan terlalu memasukkannya ke hati karena alasannya mungkin lebih dari satu poin di atas.

Apabila kalian benar-benar cocok dan waktunya tepat mungkin lain kalian dapat berjumpa. Bisa juga kalian selamanya cukup menjadi teman maya yang menyenangkan pun bukan masalah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us