Dalam kehidupan modern yang serba terhubung, banyak orang merasa terdorong untuk menjadi sosok yang mudah bergaul dan selalu hadir dalam berbagai lingkar sosial. Istilah social butterfly sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang gemar bersosialisasi, berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain dengan lincah, dan tampak selalu menikmati perhatian dari orang di sekitarnya. Namun di balik keaktifan tersebut, terdapat sisi lain yang jarang disadari, yaitu kelelahan emosional dan mental akibat terus-menerus berinteraksi tanpa jeda.
Fenomena social butterfly sering kali dianggap sebagai sifat positif dalam masyarakat yang menghargai keterbukaan dan koneksi sosial. Namun, tanpa disadari, terlalu banyak berinteraksi dapat menyebabkan seseorang kehilangan fokus terhadap hal-hal penting dalam hidupnya. Alih-alih mendapatkan ketenangan dan dukungan, individu justru bisa merasa hampa karena hubungan yang terjalin tidak selalu bersifat mendalam.
Supaya kamu lebih dapat memahaminya, langsung saja simak ketujuh dampak negatif menjadi seorang social butterfly di bawah ini. Jangan dilewatkan, ya!
