Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal yang Bisa Memicu Tinggi Hati dan Sepelekan Orang Lain

pexels.com/Bruno Feitosa
pexels.com/Bruno Feitosa

Merasa bangga atas prestasi atau kebaikan yang telah kamu raih, tentu hal yang sangat wajar. Tapi saat bangga itu membuatmu tergelincir pada perasaan lebih tinggi, lebih hebat dan memandang sebelah mata pada orang lain, itulah perasaan ujub atau kesombongan yang perlu dijauhi. 

Rasa sombong ini bisa hadir secara halus dalam hati. Meski kamu pada awalnya gak berniat ujub. Tapi saat kamu cenderung ingin memamerkan segala kelebihan yang kamu punya, boleh jadi tanpa sadar kamu dihinggapi sifat negatif ini. Berikut inilah beberapa faktor penyebabnya.

1. Sering banget dipuji orang lain

pexels.com/Ingrid Santana
pexels.com/Ingrid Santana

Pujian itu adalah ungkapan penghargaan atas kelebihan, keberhasilan atau kebaikan orang lain. Sekali dua kali dipuji, mungkin gak bakal berpengaruh apa-apa. Tapi saat kelebihanmu terus menerus mendapat pujian entah dari warganet atau orang sekitar, kamu harus waspada sebab hatimu bisa banget dihinggapi perasaan sombong karena merasa lebih hebat dari orang lain.

2. Punya popularitas atau dikenal banyak orang

pexels.com/Bo Salem-Nieuwenhuizen
pexels.com/Bo Salem-Nieuwenhuizen

Zaman media sosial saat ini memang mudah banget membuat orang jadi terkenal. Asal kamu punya skill yang unik dan menarik, kamu bisa jadi populer. Jalannya memang  beragam, ada yang tenar mendadak, ada juga yang baru dikenal banyak orang setelah kerja keras yang panjang. 

Saat namamu semakin tinggi dan berada di atas awan, rasa ujub sangat rentan hinggapi hatimu. Popularitas bisa banget bikin kamu merasa lebih hebat dari orang lain. 

3. Punya kesempurnaan fisik

pexels.com/Bruno Feitosa
pexels.com/Bruno Feitosa

Saat ini, kecantikan atau ketampanan mudah banget diekspos di dunia maya. Karena itu, kamu yang berparas di atas rata-rata dan kerap membagikan fotomu lewat medsos, pasti sering banget mendapat pujian dari nitizen.

Saat kamu jadi bersyukur, itu bagus. Tapi saat hatimu merasa "Ini lho aku yang paling cantik!"  Itu tandanya kamu mulai dihinggapi rasa ujub. 

4. Merasa punya kekuasaan atau wewenang

pexels.com/Simon Migaj
pexels.com/Simon Migaj

Kekuasaan adalah alat terkuat yang bisa bikin seseorang mudah banget merendahkan orang lain, kecuali bagi pimpinan yang baik dan rendah hati. Wewenang yang kamu miliki seharusnya kamu jalankan sesuai amanah, bukan malah menjadikannya alat untuk bersikap seenaknya pada bawahan dan menyepelekan orang lain. 

5. Punya kecerdasan di atas rata-rata

pexels.com/Bùi Nam Phong
pexels.com/Bùi Nam Phong

Dalam hal kepintaran pun, seseorang juga bisa banget terkena virus sombong. Saat kamu merasa ilmunya lebih banyak, otaknya lebih cerdas atau pendapatnya lebih diterima, itulah contoh-contoh perasaan ujub yang bisa menggiringmu pada sikap sombong.

6. Begitu mudah meraih kesuksesan

unsplash.com/Anete Lūsiņa
unsplash.com/Anete Lūsiņa

Jalan kesuksesan setiap orang memang berbeda. Ada yang mesti menempuh jalan terjal, namun ada juga yang bebas hambatan seperti jalan tol. Saat urusanmu dimudahkan Tuhan dan itu terjadi berulang-ulang, hati-hatilah, sebab tanpa sadar kamu bisa merasa lebih baik dari orang lain alias ujub.

Jangan sampai kamu mencibir orang lain yang jalan usahanya gak semulus kamu. Apalagi sampai merasa kalau kamu lebih layak ditolong Tuhan daripada orang lain.

7. Lupa pada hakikat diri sendiri

pexels.com/pixabay
pexels.com/pixabay

Merasa lebih tinggi atau hebat karena kelebihannya, hanya muncul pada orang-orang yang lupa akan hakikat dirinya sendiri. Kita semua hanya makhluk Tuhan yang dititipi kemampuan dan kekurangan. Seandainya Tuhan ingin mengambil kemampuan itu, maka sebagai manusia biasa, kita gak bisa berbuat apa-apa. 

Lantas kalau semua hanya titipan, apa yang patut kita sombongkan? Untuk apa pamer kekayaan atau kecantikan? Untuk apa mendulang pujian banyak orang? Kita bukanlah apa-apa tanpa izin dan kuasa Tuhan. Hakikat itulah yang perlu kita tanamkan supaya terhindar dari sifat sombong. 

Yuk, guys, lebih rendah hatilah dari sekarang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nita Nurfitria
EditorNita Nurfitria
Follow Us