7 Hal yang Tak Boleh Kamu Lakukan Ketika Menghadiri Acara Pernikahan

Nah, ini nih yang paling sering dilakukan para khalayak ramai, mengeluh tentang hidangan kondangan!

Pasti kamu sering mendengar orang atau teman yang mengeluhkan tentang hidangan pesta pernikahan, apalagi kalau kebetulan kalian datangnya mepet dan hidangan yang tersisa tinggal sedikit, tentu akan muncul komentar seperti ini, “Duh, udah ‘setor’ dua ratus ribu tapi gak bisa makan.”

Sikap seperti itu termasuk perilaku kurang sopan, yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Jadi, kalau kamu datang sebagai tamu ke pesta pernikahan dan ternyata di sana sudah tidak tersedia hidangan. Atau semisal hidangannya ternyata sudah terasa tidak sedap, maka alangkah lebih baiknya kamu cukup meresponnya dengan diam, dan tetap santai menunggu giliran untuk mengucapkan selamat pada mempelai. Jangan jadikan hal-hal ini sebagai topik pembahasan dan gunjingan di antara tamu.

Berhubung kamu jago mix and match, dan sering langganan majalah mode terus kamu jadi merasa perlu memberi komentar tentang pilihan busana orang lain? Tentu gak dong, ya.

Masalahnya nih, ada beberapa tipe orang yang selalu saja ingin membahas dan merasa berhak mengomentari setiap detail dari apa yang dia lihat, walhasil komentar-komentar seperti ini akan keluar dari mulutnya, “Bajunya terlalu seksi, ya.”, “Warna bajunya nge-jreng banget gak sih.”, “Bentuk cutting gaunnya bikin dia kelihatan lebih gendut/kurus, ya.”

Buang jauh-jauh komentar semacam itu. Dua komentar terakhir malah bukan berlagak jadi fashion police saja, tapi sih sudah merupakan bentuk body shaming.

Jadi, kamu sebaiknya tidak mengomentari pilihan busana kedua mempelai semisal busana pernikahan yang dipakai kedua mempelai tidak cocok dengan seleramu.

Sejenis dengan si fashion police dadakan, sering kali dijumpai juga para kritikus makeup di sebuah pesta pernikahan. Beberapa para krikitus makeup ini membalut kritiknya dalam bentuk rasa prihatin, “Sayang ya makeup-nya terlalu bold (menor), padahal mempelai perempuannya cantik.”

Parahnya lagi, beberapa di antara mereka secara langsung memberikan kritikannya saat sedang bersalaman dengan mempelai pengantin. Duh, hal ini jangan ditiru, ya! Ini bisa membuat si mempelai jadi kurang percaya diri, dan mood-nya bisa turun.

Bayangkan deh kalau seharian si mempelai kepikiran dengan kritikan yang dilontarkan kepada dirinya, hmm pesta pernikahan yang seharusnya memberi memori indah, malah menjadi tidak seindah yang seharusnya.

Terkadang, saat musim nikah tiba, maka menghadiri pesta pernikahan sudah seperti sebuah rutinitas. Setiap minggunya, selalu ada undangan pernikahan yang harus dihadiri.

Seringnya menghadiri acara pernikahan membuat kita punya banyak gambaran tentang pesta pernikahan, dan secara tidak sadar kita membandingkan kualitas pesta pernikahan yang sedang kita hadiri dengan pesta pernikahan yang sebelumnya.

“Menu hidangan di pesta pernikahannya si A kemarin lebih enak, ya dibanding si B.”, “Dengan harga yang sama, harusnya si A milih gedung pernikahan kayak yang si B pakai kemarin, ya.”

Jujur deh, komentar-komentar seperti di atas ini sebenarnya tidak perlu untuk dilontarkan. Kenapa? Pertama, ini komentar tidak sopan yang bisa menyinggung. Kedua, tidak solutif dan hanya membuat perasaan si empunya hajat tersakiti jika mereka atau pihak keluarga ada yang tidak sengaja mendengarkan.

“Si B cuma ngasih goban kok waktu acara nikahan aku, jadi ya tadi aku cuman ngasih amplop isi goban juga.”

Aneh bin ajaib, tapi ada lho seonggok makhluk yang punya waktu luang untuk membahas nominal amplop kondangan saat mereka sedang menjadi tamu di acara pernikahan.

Semoga kamu bukan termasuk golongan dari mereka, ya!

Saat kita memberikan selamat kepada mempelai pengantin, tidak jarang kita juga sedikit bercengkrama dengan keduanya. Bahkan, bagi teman yang sudah akrab sering kali juga melontarkan lelucon untuk kedua mempelai.

“Jagain si A baik-baik ya, kalau gak diawasin dikit aja bisa gawat, maklum veteran playboy/playgirl.” Niatnya kamu sih mungkin cuma bercanda ya, tapi belum tentu lho yang kamu jadikan objek lelucon juga menganggapnya sebagai hal yang lucu. Bisa saja itu membuat kedua mempelai merasa tidak nyaman.

Sering juga ada kejadian, ketika hendak sesi foto antara para tamu dengan mempelai pengantin ternyata mantan salah satu mempelai dan teman-temannya datang bersamaan. Parahnya, teman-teman si mempelai justru melucu dengan memaksa si mantan untuk foto di sebelah mempelai. Gimana rasanya jika kamu dalam situasi itu? Canggung kan ya, belum lagi pasanganmu juga mungkin merasa tidak nyaman karena kamu harus berfoto di antara ‘masa lalu’ dan ’masa depan’. Jadi, jangan melakukan guyonan yang nir-faedah seperti itu, ya.

Dalam perjalanan pulang, karena kurangnya topik obrolan, terkadang tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Ngasih souvenir kok cangkir sama mangkok beling gini sih, emangnya kita kuda lumping apa, ya. Kalau emang pengen hemat mending dikasih roti aja.”

Kalau kamu tidak pernah mendengar komentar sejenis ini, maka kamu patut bersyukur karena itu artinya kamu tidak dikelilingi para makhluk berjiwa toxic.

Itu tadi 7 hal yang seharusnya tidak kamu lakukan saat sedang menghadiri sebuah acara pernikahan. Adakah dari kamu yang belum pernah melakukan 7 hal di atas? Jika ada, dua jempol untuk kamu!