Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kebiasaan Gen Z yang Sering Dicemooh tapi Sebenarnya Baik

ilustrasi lihat ponsel (pexels.com/Kaboompics.com)

Generasi Z atau Gen Z sering kali menjadi sasaran kritik dari generasi yang lebih tua. Kebiasaan mereka yang berbeda dianggap aneh, bahkan dicemooh. Namun di balik itu semua, ada alasan kuat yang membuat kebiasaan-kebiasaan tersebut sebenarnya baik dan layak diapresiasi.

Gen Z dikenal sebagai generasi yang berani mematahkan norma tradisional demi menciptakan keseimbangan hidup yang lebih sehat dan berkualitas. Berikut ini adalah tujuh kebiasaan Gen Z yang sering dicemooh, tetapi sebenarnya membawa banyak manfaat.

1. Vlogging

ilustrasi vlogging (pexels.com/Alena Darmel)

Kamu pasti sering mendengar kritik terhadap kebiasaan Gen Z yang suka vlogging atau merekam aktivitas harian mereka. Banyak yang menganggap ini sekadar mencari perhatian. Namun sebenarnya, vlogging bisa menjadi cara untuk lebih sadar terhadap pola hidup dan emosi, lho.

Menurut jurnal Personality and Social Psychology Bulletin, merekam keseharian atau berbagi pengalaman emosional secara online dapat membantu mengurangi tekanan batin dan rasa kesepian. Bahkan jika video tersebut gak diunggah, kebiasaan ini bisa menjadi bentuk terapi yang efektif.

2. Memprioritaskan keseimbangan kerja dan hidup

ilustrasi camping menikmati sunrise (pexels.com/Cliford Mervil)

Gen Z sering dikritik karena dianggap 'malas' dan terlalu santai dalam bekerja. Padahal, mereka hanya memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Menurut Roberta Katz, seorang peneliti dari Stanford, Gen Z memahami betapa pentingnya menjaga batasan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi demi kesehatan mental.

Dengan menekankan bahwa hidup bukan hanya tentang pekerjaan, Gen Z menginspirasi kita semua untuk mengejar hobi, pengembangan diri, dan hubungan yang bermakna.

3. Memilih kenyamanan dalam berbusana

ilustrasi chunky sneakers (pexels.com/Sanket Mishra)

Chunky sneakers, yang sering kali dianggap aneh atau kurang modis oleh generasi yang lebih tua, menjadi salah satu tren Gen Z yang menarik perhatian. Pilihan ini bukan hanya tentang gaya, tetapi juga kenyamanan.

Dibandingkan mengorbankan kaki demi sepatu yang terlihat keren, mereka memilih alas kaki yang mendukung kesehatan tubuh. Para ahli ortopedi bahkan mendukung tren ini karena memberikan manfaat nyata bagi kesehatan kaki dan postur tubuh.

4. Membentuk pertemanan online

ilustrasi pertemanan (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu mungkin pernah mendengar anggapan bahwa berteman secara online itu gak 'nyata.' Namun bagi Gen Z, ini adalah cara untuk menemukan dukungan dan komunitas, terutama jika mereka sulit menemukan teman dengan minat yang sama di kehidupan nyata.

Menurut studi dalam jurnal Personality and Individual Differences, pertemanan online bisa memberikan dampak positif pada kesehatan mental dan kebahagiaan. Dengan media sosial, Gen Z mampu menciptakan ruang untuk berbagi pengalaman dan membangun hubungan yang bermakna, meskipun secara virtual.

5. Menantang aturan pakaian formal

ilustrasi outfit kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Gen Z gak takut mematahkan norma pakaian kerja tradisional yang dianggap kaku. Mereka sering mendapat kritik karena tidak berpakaian sesuai dengan standar 'business casual.'

Namun, kebiasaan ini sebenarnya membuat dunia kerja lebih inklusif dan nyaman. Dengan fokus pada kenyamanan, Gen Z percaya bahwa produktivitas bisa tetap tercapai tanpa harus mengorbankan kesejahteraan.

6. Mengadopsi tren jalan santai

ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Lukas Rychvalsky)

Silent walking atau jalan kaki tanpa gangguan teknologi sering dianggap remeh oleh generasi lain. Tapi bagi Gen Z, ini adalah cara untuk menenangkan pikiran dan menjauh dari kecanduan gadget.

Menurut Pew Research Center, kebiasaan ini sangat membantu mengatasi kecemasan yang sering dialami Gen Z ketika jauh dari ponsel. Selain itu, aktivitas ini meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan.

7. Berinvestasi dalam makanan sehat

ilustrasi healthy food (pexels.com/Lisa Fotios)

Belanja di toko makanan organik atau pasar petani kerap dicap sebagai pemborosan. Namun, Gen Z melihat ini sebagai investasi pada kesehatan.

Menurut studi dari Lifesum, kebiasaan ini membantu meningkatkan energi, kualitas tidur, dan kesehatan mental. Meski terlihat mahal, Gen Z lebih memilih mengutamakan nutrisi daripada memaksakan diri mengikuti standar keuangan generasi sebelumnya.

Kebiasaan-kebiasaan Gen Z yang sering dianggap aneh ini sebenarnya memiliki dampak positif yang besar. Mereka mengajarkan kita untuk lebih peduli pada kesehatan mental, kenyamanan, dan keseimbangan hidup.

Jadi, sebelum mencemooh, mungkin ada baiknya kita belajar memahami alasan di balik kebiasaan mereka. Siapa tahu, kita juga bisa mengambil manfaatnya untuk kehidupan kita sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Riva Khodijah
EditorRiva Khodijah
Follow Us