Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Saat Merespon Rasa Takut

ilustrasi merasa takut (pexels.com/Towfiqu Barbhuiya)
Intinya sih...
  • Rasa takut perlu direspon dengan bijak, tidak semua orang mampu merespon dengan tepat
  • Menghindari rasa takut sepenuhnya hanya membuat masalah tidak terselesaikan
  • Mencari kambing hitam dan memikirkan rasa takut secara berlebihan adalah kesalahan dalam merespon rasa takut

Setiap orang pasti memiliki rasa takut saat dihadapkan dengan situasi tertentu. Contohnya kita takut jika rencana tidak berjalan sesuai ekspektasi. Yang perlu dipertanyakan, sudahkah kita mampu merespon rasa takut dengan cara yang tepat? Atau justru kita membuat rasa takut semakin menjadi-jadi.

Pada kenyataannya masih banyak orang sering melakukan kesalahan dalam merespon rasa takut. Mereka membiarkan pikiran negatif semakin tumbuh dan mengendalikan diri. Sampai-sampai tidak berani mengambil keputusan dan langkah apapun. Jika kamu sering melakukan tujuh kesalahan ini dalam merespon rasa takut, saatnya berbenah.

1. Menghindari rasa takut sepenuhnya

ilustrasi takut (pexels.com/RDNE Stock project)

Rasa takut merupakan alarm peringatan agar kita lebih berhati-hati. Namun demikian, tidak jarang kita justru merespon rasa takut dengan cara yang salah. Akibatnya, rasa takut justru mengendalikan pikiran sekaligus emosi. Kita tidak mampu menganalisis situasi dan risiko dengan realistis.

Salah satu kesalahan dalam merespon rasa takut adalah menghindari sepenuhnya. Untuk sementara waktu, mungkin kita merasa aman. Tapi pada faktanya masalah tidak benar-benar terselesaikan. Saat dihadapkan dengan situasi serupa, rasa takut yang tidak terkendali kembali menyerang.

2. Berusaha mencari kambing hitam

ilustrasi menuduh (pexels.com/Afif Ramdhasuma)

Rasa takut tentu harus direspon dengan cara yang bijak. Meskipun begitu, tidak semua orang mampu merespon rasa takut dengan cara yang sesuai. Justru sebagian dari kita merespon rasa takut dengan cara yang keliru. Termasuk menyalahkan diri sendiri sekaligus orang-orang sekitar.

Kita mencari kambing hitam atas situasi di luar ekspektasi. Kekeliruan ini membuat kita tidak mampu mencari solusi yang efektif dan efisien. Mencari kambing hitam tidak akan menyelesaikan masalah. Justru kita hanya akan berkutat dipermasalahan yang sama.

3. Memikirkan rasa takut secara berlebihan

ilustrasi overthinking (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi overthinking (pexels.com/Thirdman)

Rasa takut jika dibiarkan tentu mengganggu ketenangan seseorang dalam menjalani hidup. Tidak jarang juga menghancurkan fokus dan konsentrasi. Ternyata beberapa orang masih sering melakukan kesalahan saat merespon rasa takut yang muncul.

Mereka merupakan tipe orang yang memikirkan rasa takut secara berlebihan. Di sisi lain, tidak ada langkah yang pasti untuk mengambil tindakan nyata. Orang-orang tersebut cenderung berfokus pada skenario terburuk namun tidak memperhatikan pertimbangan yang realistis.

4. Mengasumsikan rasa takut selalu berakhir buruk

ilustrasi rasa takut (pexels.com/Daniel Reche)

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan rasa takut. Bisa jadi ini merupakan alarm agar lebih berhati-hati dalam melangkah. Meskipun begitu, tidak jarang seseorang justru merespon rasa takut dengan cara yang keliru sehingga situasi semakin tidak terkendali.

Mereka memiliki anggapan bahwa rasa takut selalu berakhir buruk. Bahkan menganggap rasa takut sebagai awal dari kegagalan dan kehancuran. Sudut pandang demikian ini akan menghancurkan semangat dan motivasi sehingga kamu lebih cepat terputus asa.

5. Terlalu sering meminta pendapat orang lain

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Fauxels)

Bolehkah kita meminta pendapat orang lain saat sedang menghadapi rasa takut? Jawabannya sudah tentu boleh. Saran dan pendapat dari orang lain dapat dijadikan sebagai bahan masukan. Namun yang perlu diperhatikan, Jangan sampai kita meminta pendapat terlalu sering kepada orang lain.

Karena ini merupakan kekeliruan dalam respon rasa takut. Terlalu sering meminta pendapat, tentu kita akan kehilangan batasan dan ketegasan diri. Terlalu mengandalkan pendapat orang lain justru menyudutkan kita dalam kebingungan dan ketidakpastian.

6. Memaksa diri bertindak nekat

ilustrasi orang nekat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Merespon rasa takut tentu tidak bisa dilakukan secara gegabah. Kita harus memikirkan dengan matang tindakan yang akan diambil. Jangan sampai melakukan kekeliruan sehingga rasa takut semakin tidak terkontrol.

Lantas, kesalahan apa saja yang kerap dilakukan saat merespon rasa takut? Salah satunya memaksa diri bertindak nekat tanpa persiapan apapun. Cara ini tidak akan membuat kita keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Sebaliknya, justru sangat beresiko mengambil keputusan yang keliru.

7. Mengabaikan akar masalah yang terjadi

ilustrasi takut gagal (unsplash.com/Fransisco Gonzalez)

Setiap permasalahan yang muncul pasti terdapat penyebab yang menyertai. Untuk menentukan solusi yang tepat, kita harus mampu mencari tahu akar masalahnya. Meskipun begitu, ternyata banyak orang justru mengabaikan agar permasalahan yang terjadi.

Tempat disadari ini menjadi kekeliruan yang kerap dilakukan saat merespon rasa takut. Mengabaikan agar masalah membuat situasi semakin tidak terkendali. Fokus hanya tertuju pada kekacauan, namun tidak mampu mencari langkah pemecahan agar masalah tidak berlarut.

Tindakan gegabah membuat banyak orang tanpa sadar melakukan kesalahan dalam merespon rasa takut. Seperti mengabaikan akar masalah, mengasumsikan rasa takut selalu berakhir buruk, sampai dengan keinginan lari dari situasinya apa. Menghadapi masalah dengan cara seperti ini tidak akan menghasilkan solusi. Justru sebaliknya, kita semakin terjebak dalam kekacauan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us