Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Perasaan Orang yang Gak Percaya Diri Jalan Sendirian, Ketar-ketir

ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Max Schwoelk)
ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Max Schwoelk)

Tidak banyak orang yang suka jalan-jalan seorang diri ke mana pun. Mulai dari jalan sehat di pagi hari sampai main ke tempat-tempat ramai. Mayoritas orang lebih nyaman bepergian dengan setidaknya seorang teman. Malah lebih banyak kawan jalan terasa lebih baik.

Suasana lebih seru dan kepercayaan diri di tengah orang-orang asing menjadi berlipat. Bisakah kamu tetap percaya diri bila bepergian sendirian? Atau malah membayangkannya saja sudah membuatmu ragu?

Kalau kamu gak percaya diri jalan tanpa teman, masalahmu berbeda dengan ketakutan terhadap kemungkinan bertemu orang jahat. Lingkungan seaman apa pun belum tentu membuatmu lebih nyaman buat bepergian seorang diri. Kamu tetap merasakan tujuh hal berikut yang kerap membuatmu membatalkan rencana pergi.

1. Seakan-akan semua mata tertuju padamu

ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/zheng liang)
ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/zheng liang)

Tentu kamu tidak bisa memastikan apakah benar semua orang sedang memandangimu? Sebab dirimu gak berani untuk sekadar mengangkat wajah dan melihat orang-orang di sekitarmu. Kamu lebih bermain perasaan saja sampai-sampai mata mereka seperti menempel di punggungmu ketika dirimu berjalan.

Kalau kontrol dirimu rendah pasti kamu sudah berjalan secepat mungkin untuk menghindari tatapan mereka yang entah nyata atau hanya ada dalam imajinasimu. Satu-satunya cara buat memastikan perasaanmu benar atau salah hanya dengan kamu memberanikan diri melihat ke sekitar. Dijamin mayoritas orang di sekelilingmu lagi asyik sendiri. Bila ada orang yang kebetulan juga menatapmu, itu karena dia merasa kamu menengok padanya.

2. Takut diam-diam mereka membicarakanmu

ilustrasi menengok (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menengok (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kamu juga merasa tidak aman dari kemungkinan lagi dibicarakan oleh sekelompok orang. Setiap dirimu mendengar dua orang atau lebih mengobrol dengan suara hampir berbisik, kamu langsung yakin mereka sedang membahasmu. Ini membuatmu begitu gugup.

Dirimu bingung antara ingin pura-pura tak mendengar apa pun atau malah harus menajamkan pendengaran guna memastikan isi percakapan mereka. Saran untuk menghentikan pikiranmu yang boleh jadi tidak berdasar adalah sedikit mendekat pada mereka. Satu kalimat saja telah dapat menjadi petunjuk untukmu

Biar kamu tahu apa sebenarnya topik yang sedang dibicarakan. Kalaupun sekelompok orang mendadak berhenti mengobrol saat dirimu mendekat, ini bukan jaminan mereka lagi menggunjingkanmu. Bisa saja mereka malah berusaha menghormatimu dan berpikir urusanmu biar selesai dulu baru mereka kembali mengobrol.

3. Cemas ada yang salah dengan penampilanmu

ilustrasi mengancingkan jaket (pexels.com/Fred Souza)
ilustrasi mengancingkan jaket (pexels.com/Fred Souza)

Ketika kamu jalan bareng teman, dia pasti menjadi orang pertama yang akan memberitahumu kalau ada yang gak beres dalam penampilanmu. Seperti dirimu lupa belum menutup kancing atau ritsleting, ada noda di pakaianmu, dan sebagainya. Namun, karena kamu lagi jalan sendiri, takutnya penampilanmu kacau dan orang-orang mengamatinya.

Dirimu menjadi tampak gelisah dan berkali-kali memeriksa semua yang dikenakan dari pakaian hingga sepatu. Kamu juga memakai kamera smartphone buat becermin dan memastikan wajah serta rambutmu baik-baik saja. Jangan sampai dirimu kehilangan konsentrasi ketika berada di ruang publik.

Mending kamu memercayai seseorang yang baik hati pasti bakal memberitahumu jika ada masalah serius dari penampilanmu. Selama tidak ada orang yang mendekatimu dan mengatakan sesuatu, tarik napas dalam-dalam dan keluarkan perlahan-lahan. Lanjutkan aktivitasmu tanpa cemas berlebihan mengenai penampilan.

4. Memeriksa dompet berkali-kali khawatir gak bawa cukup uang

ilustrasi memeriksa bawaan (pexels.com/Jean Fourche)
ilustrasi memeriksa bawaan (pexels.com/Jean Fourche)

Orang yang sangat percaya diri jalan tanpa teman malah bisa gak bawa uang sepeser pun. Misalnya, saat ia pergi hanya untuk berolahraga. Namun, kamu yang tak nyaman jalan sendirian merasa wajib membawa uang tunai dalam jumlah yang cukup.

Pikirmu, bila ada kawan dan dirimu butuh sesuatu dapat minta tolong agar ia membayarinya dulu. Bisa juga dia kasih pinjaman apabila uangmu kurang, alhasil kamu menjadi lebih tenang.

Berhubung dirimu lagi sendirian, masalah isi dompet ini menjadi sangat krusial. Kamu gak ada niat membeli sesuatu saja tetap memeriksa isi dompet berulang-ulang. Dirimu khawatir isinya cuma setruk belanja dan uangnya malah ketinggalan di rumah atau terjatuh tanpa kamu menyadarinya.

Memang uang penting saat dirimu jalan sendiri. Namun, belajar gak terlalu bergantung padanya juga perlu. Kalaupun jumlah uangmu ternyata kurang untuk membeli sesuatu, batalkan saja dan kembali lagi nanti atau besok.

5. Bingung perlu mengajak bicara orang lain atau tidak

ilustrasi di kafe sendirian (pexels.com/Maria Orlova)
ilustrasi di kafe sendirian (pexels.com/Maria Orlova)

Kamu masih dapat bernapas lega jika selama berada di ruang publik tak harus berdekatan dengan orang asing. Namun, kalau tahu-tahu ada orang di kanan dan kirimu, dirimu gak tahu mesti bersikap seperti apa. Apakah diam saja tetap sopan? Ataukah kamu perlu mengatakan sesuatu pada mereka?

Keputusan sepenuhnya terserah padamu. Tidak ada kewajiban untukmu beramah-tamah pada orang yang tidak dikenal dan kamu tak berniat menjalin pertemanan dengannya. Jika kalian cukup lama duduk berdekatan, dirimu mulai merasa bosan, dan orang lain tidak sibuk sendiri; kamu bisa mencoba menyapanya dengan sopan.

6. Jangan-jangan kamu dikira tak punya teman karena gak asyik

ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Alican Helik)
ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Alican Helik)

Kamu mengkhawatirkan penilaian orang atas kesendirianmu. Seakan-akan dirimu mampu membaca isi pikiran mereka, kamu hampir memastikan orang-orang memandangmu dengan kurang baik. Mereka menduga sifatmu dingin dan gak asyik sebagai teman sehingga tak seorang pun ingin pergi denganmu.

Ingat bahwa apa yang kamu bayangkan bukan kebenaran. Terlalu memercayainya hanya akan membuatmu merasa buruk sebagai pribadi. Padahal, boleh jadi pandangan mereka padamu malah positif. Seperti kamu cukup mandiri sehingga berani jalan sendiri. Mereka tak sedangkal perkiraanmu dalam memaknai kesendirianmu.

7. Kagum pada orang lain yang santai jalan sendiri ke mana pun

ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Uriel Mont)
ilustrasi jalan sendirian (pexels.com/Uriel Mont)

Bagimu, jalan sendirian merupakan tantangan berat. Sebisa mungkin kamu ingin menghindarinya. Apa-apa yang tidak mampu dirimu lakukan dengan mudah tetapi orang lain bisa akan menimbulkan kekaguman dalam benakmu. Pikirmu, keren sekali bila suatu saat nanti kamu juga tidak bergantung pada siapa pun ketika ingin jalan-jalan.

Kalau dirimu dapat menirunya, kapan pun kamu ingin keluar rumah tinggal melakukannya. Dirimu tidak perlu terlebih dahulu menghubungi teman dan menunggu-nunggunya. Kekagumanmu pada orang yang percaya diri jalan sendirian bisa mendorongmu pelan-pelan berlatih. Misalnya dengan kamu jalan sendiri jarak dekat seperti di sekitar rumah saja.

Gak percaya diri ketika jalan sendiri lebih disebabkan oleh kebiasaan. Mereka yang hari ini tampak nyaman ke mana-mana tanpa teman mungkin dulu juga sepertimu. Namun, setelah beberapa kali terpaksa pergi seorang diri, mereka malah menemukan kenyamanan dalam kesendirian.

Seperti mereka lebih bisa menikmati suasana. Walau pergi dengan teman terasa seru, sebaiknya kamu juga belajar bepergian seorang diri. Bagaimanapun juga orang lain gak selalu bisa menemanimu. Kamulah kawan jalan terbaik untuk diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us