Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika hanya fokus pada aktivitasnya, olahraga tentu bisa dilakukan sendirian dan di mana saja. Akan tetapi buat kamu yang kurang terbiasa berolahraga, kehadiran kawan dapat terasa sangat penting. Kalau kamu mesti berolahraga seorang diri dari yang tadinya mager, tentu rasa enggan lebih besar.

Meski dirimu punya target yang ingin dicapai dengan rutin berolahraga, rasa malas lebih kuat. Tidak ada salahnya kamu mencari kawan untuk berolahraga bersama. Kalian dapat melakukannya di pusat kebugaran, lapangan dan taman terdekat dari rumah, atau gantian di rumah masing-masing.

Namun, sadari pula adanya sisi positif dan negatif dari mengajak teman berolahraga bareng. Kadang bukan hal menyenangkan yang diperoleh, malah pengalaman menyebalkan. Atau, ajakannya justru menjauhkanmu dari target yang hendak diraih. Berikut tujuh plus dan minus olahraga bareng teman. Karakter teman pilihanmu amat menentukan.

1. Ada yang memotivasi saat kamu mulai malas

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk orang yang bukan atlet, mendisiplinkan diri buat berolahraga memang bukan hal mudah. Rasanya tidak ada keharusan untukmu berolahraga. Bila kamu selama ini sendirian dalam berolahraga, saat semangat menurun sulit buat naik kembali.

Malah keinginan mager tambah kuat dari hari ke hari. Ini bisa dicegah jika ada teman berolahraga. Tanpa dia memotivasimu dengan kata-kata pun, dirimu pasti merasa malu bila tak datang latihan. Apalagi ia telah sampai di rumah atau kos-kosanmu untuk berangkat bersama. Kamu tidak mungkin gak segera bersiap walaupun tadi rencananya mau off dulu.

Tanpa kawan sepertinya, tak ada orang yang melarangmu buat berhenti berolahraga. Bahkan orang-orang di sekitarmu yang belum tertarik dengan gaya hidup sehat sangat suka melemahkan semangatmu dalam melatih otot. Begitu mereka tahu kamu sedang ragu hendak berolahraga atau tidak, ada saja dorongan dari mereka supaya dirimu mengurungkan niat latihan.

2. Jadi percaya diri berolahraga di luar ruangan

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kalau kamu terlalu pemalu untuk tampak sedang berolahraga di luar ruangan, dirimu membutuhkan kehadiran teman. Bersamanya, kamu tak lagi merasa aneh untuk jalan pagi, lari, berenang, atau memakai lapangan basket. Sekalipun kawanmu juga belum terbiasa berolahraga, dua orang lebih baik daripada satu orang saja untuk mengalahkan rasa malu dalam diri.

Terlebih temanmu berkarakter penuh percaya diri. Kepercayaan dirimu pun ikut melonjak. Sekalipun jenis latihannya sama, berolahraga di luar ruangan memberikan manfaat yang gak diperoleh dari berolahraga di dalam ruangan. Kamu bisa menghirup udara segar dan melihat-lihat pemandangan. Untukmu yang telah setiap hari bekerja di dalam ruangan, berolahraga outdoor sekalian buat menurunkan tingkat stres.

Olahraga di luar ruangan juga meningkatkan interaksimu dengan orang lain. Kamu yang setiap hari WFH dan sangat kurang bersosialisasi perlu melakukannya untuk mengurangi rasa canggung ketika bertemu orang baru. Walaupun kalian cuma saling melihat, mengangguk, atau tersenyum sudah lebih baik ketimbang kamu selalu menatap layar gadget.

3. Ada lawan tanding

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Beberapa olahraga memerlukan lawan tanding atau sparring partner. Contohnya, bela diri, tinju, badminton, tenis, dan sebagainya. Kalau jenis-jenis olahraga tersebut dilakukan sendirian menjadi tidak maksimal. Maka kehadiran kawan mutlak diperlukan. Keberadaannya tidak hanya memudahkan latihan.

Waktu pun menjadi seakan-akan berjalan lebih cepat. Tanpa terasa kalian sudah berolahraga cukup lama. Sementara kalau kamu berolahraga sendirian, 30 menit saja rasanya seperti 2 jam. Dirimu lekas lelah dan bosan. Sedang berolahraga dengan lawan tanding menjaga semangatmu bahkan menaikkannya karena rasa gak mau kalah.

Bila kamu akan mengikuti lomba, latihan bareng teman juga penting. Meski lombanya cuma di lingkungan kantor atau tempat tinggal, maksimalkan latihanmu dengan mengajak kawan. Biar nanti saat pertandingan dirimu sudah tahu trik-trik mengalahkan lawan. Kalau kamu latihan sendiri terus gak bakal tahu kelemahan diri yang mesti disembunyikan dari lawan serta kelebihan buat modal menyerang.

4. Potensi body shaming

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Antoni Shkraba)

Namun, berolahraga bersama teman juga ada sisi tak enaknya. Seandainya kalian dua orang asing yang berolahraga di suatu tempat paling cuma saling menyapa sebentar. Lalu masing-masing kembali fokus latihan. Akan tetapi, berolahraga bareng kawan malah bisa membuatmu jadi korban body shaming

Walaupun apa yang dikatakannya merupakan realitas, kamu bakal tetap merasa tak nyaman sampai benar-benar marah. Contohnya, dirimu memakai pakaian olahraga yang ketat dan agak terbuka. Pakaian olahraga ini sebetulnya banyak dikenakan orang.

Namun, begitu teman melihatmu memakainya malah langsung menyoroti bagian tubuhmu. Seperti dengan dia berkata bahwa lemak perutmu terlihat dan sebagainya. Kedekatan kalian bikin ia kurang mampu menyaring ucapan. Sekalipun kalian hanya berdua, tetap saja bakal muncul rasa malu yang kuat. Apalagi bila ini terjadi di depan banyak orang.

5. Kurang fokus latihan

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Satu sisi, kehadiran teman meningkatkan semangatmu dalam berolahraga. Namun, orang yang sama juga bisa bikin kamu kurang fokus. Misalnya, dia selalu mengajakmu mengobrol. Walau tampaknya kalian sambil melakukan latihan, sebetulnya menjadi tidak optimal.

Tetap ada beberapa menit yang terbuang saat kamu berhenti sejenak untuk mendengarkannya dengan lebih saksama serta merespons. Bahkan perhatian yang menurun bisa berujung celaka. Seperti dirimu salah melakukan gerakan sehingga mengalami cedera. 

Kamu berolahraga ditemani orang yang dicintai pun belum tentu berakibat baik. Apabila ketertarikanmu padanya sedang amat tinggi, sepanjang sesi olahraga dirimu justru menjadi salah tingkah melulu. Lain dengan jika kalian sudah cukup lama berpasangan. Perasaanmu telah lebih terkendali sehingga olahraga bareng pun asyik-asyik saja.

6. Membanding-bandingkan daya tahan dan hasil latihan

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Yan Krukau)

Perbandingan bisa datang dari temanmu atau kamu sendiri. Contohnya, kawanmu kalem saja dalam berolahraga bersamamu. Akan tetapi, lama-kelamaan dirimu terlalu memperhatikan perbedaan di antara kalian. Seperti dia kuat sekali melakukan plank, sedangkan kamu cuma bisa sebentar.

Atau durasi, frekuensi, serta jenis latihan kalian sama. Namun, otot-ototnya tampak lebih cepat terbentuk selagi tubuhmu rasanya begini-begini saja. Ini dapat menurunkan semangatmu dalam berolahraga. Kamu tak lagi fokus pada latihan sendiri, melainkan sibuk membandingkan diri.

Motivasimu dalam berolahraga bakal tambah anjlok apabila teman seolah-olah mengejekmu. Dia bilang kamu payah karena baru lari sebentar sudah terengah-engah. Padahal, usiamu lebih muda darinya. Diejek begini dapat membuatmu malu untuk kembali berolahraga.

7. Gak bisa menolak ajakan jajan sehabis berolahraga

ilustrasi jajan (pexels.com/Ivan Babydov)

Keberadaan teman juga mengubah rencanamu seusai berolahraga. Tadinya kamu mungkin ingin langsung pulang dan makan di rumah. Alasannya bukan demi penghematan, melainkan biar dirimu lebih mudah mengontrol pilihan menu. Kamu ingin mengimbangi olahraga dengan mengatur pola makan agar hasilnya lebih cepat serta optimal.

Namun, menolak ajakan kawan buat jajan sehabis berolahraga juga bukan hal mudah. Selain godaan makanan yang dijajakan menjadi terasa lebih kuat, dirimu merasa gak enak buat bilang tidak. Apalagi kalau dia ikut berolahraga atas permintaanmu supaya kamu ada teman.

Masa sekarang dirimu tak mau gantian menemaninya jajan? Pun gak mungkin kamu cuma menunggunya sampai selesai makan. Nanti dia malah merasa tidak enak padamu dan urung bersantap. Akhirnya, dirimu ikut jajan juga dan rencana dietmu gagal total.

Ada kecenderungan kamu bakal mengimbangi pesanan kawan supaya ia nyaman bersantap bersamamu. Dia memesan lebih banyak makanan dengan alasan lapar berat sehabis berolahraga, dirimu mengikutinya. Jika begini terus, kamu berolahraga atau tidak menjadi gak ada bedanya.

Apabila dirimu ingin olahraga bareng teman, pilih kawan yang paling sefrekuensi denganmu. Ini mengurangi kemungkinan kamu mengalami kejadian yang kurang menyenangkan ketika bersamanya. Kalau gak ada teman yang terasa cocok, lebih baik dirimu berolahraga sendirian. Kuatkan tekadmu buat hidup sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team