7 Rekomendasi Novel dengan Gaya Bercerita Inovatif

I'm A Fan merupakan tipe novel yang tidak menjadikan plot dan struktur sebagai titik beratnya. Ia seperti catatan harian atau benak seseorang yang terjebak dalam hubungan gelap yang toksik, tetapi tak sudi berhenti terobsesi pada pasangannya. 

Membaca buku ini tidak mudah, karena karakter utama yang dikemasnya dalam sudut pandang orang pertama sangat kritis pada dirinya sendiri. Namun, ini akan jadi pengalaman yang berbeda dan baru buat pembaca. Tak heran novel debut Sheena Patel menuai pujian. 

Ini mungkin bisa jadi buku pertama dalam hidupmu yang strukturnya benar-benar beda dari novel biasa. Sesuai dengan profesi awal penulisnya, Interior Chinatown disusun bak naskah film dengan typeface khas mesin ketik. Ceritanya sendiri disusun dari perspektif seorang Asia di Amerika Serikat yang terjun ke industri hiburan dan selalu dapat stigma tertentu. Kocak dan unik, tetapi perlu fokus tinggi karena gaya penulisannya yang nonkonvensional. 

Buku antologi cerpen umumnya terdiri dari cerita yang tak saling berkaitan, tetapi masih satu tema. Disappearing Earth sedikit beda. Tiap babnya sebenarnya punya kaitan, tetapi karakter dan latar yang jadi fokusnya sengaja dibuat berbeda-beda, seolah menciptakan kesan bahwa mereka tak saling bersinggungan. 

Ceritanya berkutat pada kasus penculikan dua anak perempuan di Kamchatka, Rusia. Polisi, jurnalis, dan orang sekitar berusaha memecahkan kasus ini, tetapi menemukan kebuntuan. Kalau suka gaya bercerita macam ini, coba juga kumpulan cerpen berlatar Rusia karya Anthony Marra yang bertajuk Tsar of Love and Techno. Tak kalah inovatif, bahkan latar waktunya dibuat tidak linier. 

Mirip dengan Disappearing Earth, karakter-karakter dalam kumpulan cerpen Girl, Woman, Other ini saling beririsan dalam sejumlah momen. Menariknya lagi, beberapa bab dalam buku ini ditulis seperti puisi dengan kalimat yang pendek atau bahkan terlalu panjang. Ada beberapa elemen yang membuatnya beda dengan novel biasa, tetapi tetap nyaman dibaca. 

Outline juga disusun bak antologi cerpen oleh Rachel Cusk. Buku ini hanya punya satu lakon utama, tetapi dalam tiap bab ia akan bertemu orang yang berbeda. Beberapa bab bahkan murni hanya berupa percakapan atau kalimat langsung. Jelas menawarkan pengalaman baca buku yang inovatif dan beda dari biasanya. 

Begitu juga Bolla. Novel suram karya Pajtim Statovci menawarkan pengalaman yang tidak biasa saat baca buku. Bolla yang berkisah tentang dua pria beretnik Albania dan Serbia di Kosovo yang hidupnya tercabik perang dan patriarki itu ditulis dalam dua sudut pandang. Satu yang konvensional, yakni ditulis dengan sudut pandang orang pertama. Satu lagi berupa catatan harian seseorang yang masih dirahasiakan identitasnya. Saat membaca buku harian itu, kamu bisa saja menemukan cerpen atau puisi karangan sang pemilik. 

Pernah membaca buku yang ditulis dengan kata ganti orang kedua? Kalau belum coba Open Water karya Caleb Azumah Nelson ini. Gaya penulisan ini membuat diksinya yang indah semakin menghipnotis, bahkan terasa interaktif. Kamu seolah diajak menyelam ke kehidupan sang lakon dan menyusuri perasaannya. Lakonnya sendiri merupakan fotografer yang jatuh cinta pada penari yang ia temui di satu pesta. 

Kalau sedang jenuh dengan novel-novel biasa, coba cari alternatif gaya bercerita yang beda seperti tujuh rekomendasi novel di atas. Siapa tahu ada yang berhasil membuatmu ketagihan membaca lagi.