7 Rekomendasi Novel tentang Ibu, Menyentuh Hati! 

Spells for Lost Things mengikuti kisah dua remaja, Willow dan Mason, dan hubungan mereka dengan satu sama lain dan ibu masing-masing. Willow tinggal berdua dengan ibunya yang sibuk bekerja. Sayangnya, di mana pun ia tinggal, Willow tidak pernah menemukan tempat yang bisa ia sebut rumah.

Sementara Mason berpindah dari satu keluarga asuh ke keluarga asuh lain sebab ibunya yang pencandu narkoba kehilangan hak asuh atas dirinya. Meski begitu, Mason sangat menyayangi sang ibu dan bertujuan menemukannya lagi, sehingga mereka bisa tinggal bersama.

Ketika bertemu di kota Salem yang historis, Willow dan Mason langsung dekat dengan satu sama lain. Tetapi dengan beban yang ditanggung hati keduanya, Willow dan Mason tidak bisa menjadi dua remaja biasa sebelum memperbaiki hubungan dengan ibu masing-masing.

Novel Indonesia ini bercerita tentang lika-liku seorang wanita karier sekaligus ibu. Karakter utama novel ini adalah Kayla Natasha, seorang motivator remaja dengan karier yang menanjak.

Namun, kehamilan tiba-tiba merusak semua rencananya. Image perempuan tangguh yang ia pertahankan selama ini buyar gara-gara morning sickness yang membuatnya ambruk di atas panggung!

Novel ini ditulis dengan penuh satire dan humor tentang perjuangan seorang ibu baru. Dijamin membuatmu semakin mengapresiasi para wanita yang harus menyeimbangkan kewajiban terhadap anak dan pekerjaan.

Novel tentang ibu yang satu ini memiliki sentuhan fantasi dan magical realism. Novel ini bercerita tentang Tiny yang mengandung, tetapi janin yang dikandungnya bukan janin bayi biasa, melainkan janin seekor burung hantu!

Tiny pun melahirkan burung hantu yang ia beri nama Chouette. Meski anaknya berupa seekor burung pemangsa, Tiny tetap mengasihi dan merawatnya dengan cinta yang tak tergoyahkan. Sementara itu, suami Tiny berusaha mencari “obat” untuk menyembuhkan Chouette, agar ia bisa jadi manusia biasa.

Tiny pun dihadapkan pada pilihan yang sulit: membesarkan Chouette sebagai dirinya sendiri meski dianggap “berbahaya”, atau memaksanya berbaur dengan masyarakat. Buku ini mengeksplorasi betapa kuatnya kasih ibu. Sangat cocok dibaca di Hari Ibu nanti!

Rekomendasi novel tentang ibu selanjutnya adalah Future Home of the Living God. Di novel yang berlatar di dunia distopia ini, si tokoh utama, Cedar Hawk Songmaker, membuat catatan jurnal untuk anaknya yang belum lahir.

Tetapi, di dunia yang tidak pasti, kehamilan Cedar terasa berat. Binatang berevolusi dengan sangat cepat dan bayi-bayi yang bertahan sampai lahir pun bisa saja sudah tidak berwujud seperti manusia normal lagi.

Melalui novel Future Home of the Living God, sang penulis Louise Erdrich membahas betapa dalamnya kasih seorang ibu meski diterpa badai dan tantangan.

Novel berjudul unik ini memiliki premis yang sangat menarik perhatian. The School for Good Mothers mengikuti kisah Frida Liu. Suaminya meninggalkannya demi selingkuhan yang lebih cantik dan kariernya pun tidak memuaskan. Satu-satunya yang membuat Frida merasa bahagia dan “sempurna” adalah putrinya, Harriet.

Tetapi, satu kesalahan kecil membuat Frida kehilangan hak asuh atas Harriet. Tahu-tahu saja, ia dibawa ke suatu institusi yang lebih mirip penjara. Institusi ini dipenuhi para ibu yang dilatih menjadi orang tua yang baik. Novel ini mengeksplorasi standar masyarakat terhadap seorang ibu yang mustahil dicapai.

Bagi sepasang suami istri, pertanyaan “Kapan punya anak?” mungkin sudah akrab di telinga. Tak jarang orang merasa tertekan karena telah melakukan berbagai usaha, tetapi belum juga mendapat momongan. Inilah yang dialami pasangan Amara dan Baron di novel Lebih Senyap dari Bisikan.

Bahkan setelah memiliki anak pun, persoalan tak kunjung selesai. Semua tugas mengurus anak dilimpahkan pada Amara. Novel Lebih Senyap dari Bisikan mengeksplorasi transisi dari seorang wanita menjadi seorang istri, lalu seorang ibu. Wajib dibaca di Hari Ibu!

Rekomendasi novel tentang ibu yang terakhir adalah Ikan Kecil. Buku karya Ossy Firstan ini bercerita tentang Celoisa dan Deas, sepasang suami istri yang terus ditanya, “Kapan hamil?”

Setelah penantian panjang, akhirnya Celoisa mengandung dan melahirkan. Tetapi, ada yang berbeda dalam perkembangan Olei, sang anak. Anak mereka seakan berada dalam dunianya sendiri.

Setelah serangkaian tes, Olei dinyatakan mengidap autisme. Rasa bersalah dan penyangkalan pun membebani Celoisa. Ia yang sejak lama mengharapkan anak, justru harus menanggung kenyataan bahwa anaknya memiliki sesuatu yang tidak ia harapkan.

Meski begitu, novel ini juga membuka mata kita terhadap kasih seorang ibu yang menyayangi sepenuh hati, tak peduli kekurangan si anak.

Novel-novel ini dijamin membuatmu semakin mengapresiasi peran dan jasa seorang ibu. Selamat membaca!