Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sisi Buruk Terlalu Terobsesi dengan Rencana Jangka Panjang

ilustrasi menunjuk papan rencana (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi menunjuk papan rencana (pexels.com/RODNAE Productions)

Rencana seringkali terbagi menjadi dua tahapan. Yakni rencana dalam jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya ini berkaitan satu sama lain dan memiliki prioritas masing-masing. Namun demikian, banyak orang justru terobsesi dengan rencana jangka panjang.

Mereka mendedikasikan seluruh waktunya hingga mengabaikan prioritas dan kepentingan lain. Padahal terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang justru memiliki sisi buruk yang merusak keteraturan hidup. Setelah mengetahui tujuh sisi buruk di bawah ini, saatnya mengatur kembali setiap perencanaan agar berjalan seimbang.

1. Terjebak dalam kecemasan

ilustrasi merasa cemas  (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi merasa cemas (pexels.com/Mikhail Nilov)

Rencana dalam jangka panjang memang memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan. Tapi bukan berarti kita terobsesi pada rencana tersebut dengan berlebihan. Justru Ini yang akan merusak keteraturan hidup dan menghadirkan sejumlah sisi buruk.

Terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang, kita akan terjebak dalam stres dan kecemasan. Kita terlalu memikirkan kegagalan atau ketidakpastian. Tanpa disadari, jika rasa takut dan ketidakpastian merupakan bagian dari ilusi.

2. Mengabaikan momen saat ini

ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Christian Erfurt)
ilustrasi merasa tertekan (unsplash.com/Christian Erfurt)

Boleh saja kita menjadi orang yang memikirkan rencana dalam jangka panjang. Untuk selanjutnya bisa menyusun strategi yang lebih efektif dan efisien. Tapi kita juga harus mengetahui porsi yang tepat. Bukan justru terobsesi dengan rencana dalam jangka panjang.

Ini tidak bisa dilepaskan dari serangkaian hal buruk yang mungkin terjadi. Terlalu fokus dengan rencana yang besar, kita akan mengabaikan momen saat ini. Secara tidak sadar melewatkan kesempatan atau kebahagiaan yang memang sudah di depan mata.

3. Fleksibilitas dalam menghadapi tantangan berkurang

ilustrasi merasa terbebani (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi merasa terbebani (pexels.com/Alex Green)

Untuk selangkah lebih maju kita memang harus menghadapi tantangan. Ini yang akan membentuk pengalaman dan pola pikir yang matang. Namun demikian, cara menghadapi tantangan kita juga harus mengedepankan fleksibilitas.

Hal ini tidak dimiliki oleh orang-orang yang terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang. Mereka memiliki sikap dan pola pikir yang kurang fleksibel dalam menghadapi tantangan. Inilah yang membuat orang-orang tersebut kesulitan menyesuaikan diri dengan situasi tidak terduga.

4. Kehilangan motivasi dan kepuasan

ilustrasi orang pesimis (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi orang pesimis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap orang pasti memiliki rencana jangka panjang yang ingin dicapai. Entah berupa kehidupan pribadi, karier yang dianggap cemerlang, atau tujuan yang dirasa menjadi bagian dari keberhasilan. Namun demikian, kita tidak bisa membiarkan obsesi mengambil kendali.

Karena terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang justru menghadirkan sisi buruk. Kita akan kehilangan motivasi serta kepuasan. Terutama jika kemajuan tidak sesuai dengan ekspektasi. Ketika tujuan terasa terlalu jauh atau tidak tercapai, hal ini bisa menurunkan kepuasan hidup.

5. Keseimbangan hidup turut terganggu

ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Malachi Cowie)
ilustrasi lelah menjalani hidup (unsplash.com/Malachi Cowie)

Keseimbangan hidup menjadi salah satu kunci merasakan kebahagiaan secara utuh. Kita mampu meminimalisir kelelahan mental maupun pikiran. Tentunya, keseimbangan hidup dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya cara kita dalam menyikapi rencana yang ingin dicapai.

Pastinya menjadi sisi negatif saat kita terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang. Otomatis keseimbangan hidup turut terganggu. Terlalu fokus pada satu aspek membuat hal-hal lain turut terabaikan. Contohnya seperti waktu, hobi, ataupun kehidupan pribadi.

6. Rencana dalam jangka pendek akan terlupakan

ilustrasi menyusun rencana (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi menyusun rencana (pexels.com/RODNAE Productions)

Membicarakan rencana dalam jangka panjang, tentu dipengaruhi oleh tujuan jangka pendek. Namun fakta ini tidak dipahami oleh semua orang. Beberapa diantaranya hanya memandang rencana besar secara keseluruhan. Kemudian mereka berupaya mewujudkan tujuan besar tersebut secara instan.

Perlu diketahui, terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang justru membawa dampak buruk. Fase-fase kecil yang seharusnya dilewati akan terlupakan. Kita tidak mampu fokus dan berkonsentrasi terhadap bagian yang harus dilewati secara bertahap.

7. Terjebak dalam standar perfeksionis

ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Cottonbro studio)
ilustrasi sosok perfeksionis (pexels.com/Cottonbro studio)

Rencana dalam jangka panjang pasti berkaitan dengan tujuan skala besar. Setiap orang tentu menginginkan hal ini tercapai secara menyeluruh. Keberhasilan rencana dalam jangka panjang juga menjadi simbol dari kesuksesan. Tapi bukan berarti kita terobsesi dengan pencapaian tersebut secara berlebihan.

Hal ini yang justru membawa sisi buruk dalam kehidupan. Terlalu terobsesi dengan rencana jangka panjang menumbuhkan standar perfeksionis. Kondisi tersebut membuat seseorang takut mengambil risiko atau mencoba hal baru jika tidak sesuai dengan rencana.

Rencana jangka panjang kerap menjadi simbol dari kesuksesan. Tidak heran jika banyak orang terobsesi dengan rencana jangka panjang secara berlebihan. Tapi alih-alih menghadirkan keberhasilan, justru Ini yang merusak keteraturan hidup. Keseimbangan akan terganggu dan rencana dalam jangka pendek terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us