Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Jika Sebenarnya Kamu Belum Bisa Sepenuhnya Memaafkan Seseorang

pexels/Anna Shvets
pexels/Anna Shvets

Usai berselisih dengan teman dan saling memaafkan, terkadang masih ada sisa rasa sakit hati yang tertinggal. Alhasil, meskipun mulut sudah berkata maaf tapi hatimu masih saja merasa belum lega. Itu artinya kamu belum sepenuhnya memaafkan kesalahannya. Entah karena perbuatannya padamu tak terampuni karena sudah keterlaluan, atau memang kamu sendiri yang sebenarnya gak benar-benar bisa memaafkannya. 

Berikut tujuh tanda yang bakal menguatkan dugaan kalau sesungguhnya kamu belum benar-benar bisa memaafkan temanmu. Coba cek dan cocokan satu per satu!

1. Merasa tidak nyaman ketika sedang mengobrol berduaan dengannya

pexels/Anna Shvets
pexels/Anna Shvets

Dulunya kamu merasa nyaman saat mengobrol berdua dengannya, tapi berbeda dengan sekarang. Kamu justru merasa risi dan ingin cepat-cepat pergi. Ada rasa canggung yang membuatmu bingung harus membahas apa. Mungkin ini akibat dari perselisihan kalian tempo hari. Bisa jadi, dia pun mengalami perasaan yang sama. 

2. Memilih menghindar saat kalian gak sengaja berpapasan

pexels/Elijah O'Donnell
pexels/Elijah O'Donnell

Buntut dari rasa tidak nyaman untuk ngobrol berdua adalah, kamu jadi menghindar tiap kali akan berpapasan dengannya. Sebisa mungkin kalian gak harus bertegur sapa apalagi basa-basi karena itu membuatmu terganggu dan gak enak hati. 

3. Sampai sekarang kamu masih mengingat kesalahan yang dilakukannya

pexels/David Garrison
pexels/David Garrison

Meskipun mengaku sudah memaafkan kesalahannya, nyatanya hingga saat ini kamu masih saja mengingat perbuatan buruk yang dilakukannya padamu. Tiap kali mengingat kejadian itu, kamu jadi benci banget sama dia dan rasanya ingin menghilangkannya dari hidupmu. Tapi sayangnya, sekarang kamu masih harus sering bertemu dengannya. 

4. Dalam hati kamu berharap dia mendapat balasan yang setimpal

pexels/Pixabay
pexels/Pixabay

Diam-diam kamu mendoakan dia agar segera mendapat balasan yang setimpal. Rasanya belum puas bagimu kalau dia tidak memperoleh karma atas apa yang telah diperbuatnya padamu. Memang, secara lisan kamu sudah memaafkannya, tapi nyatanya kamu menunggu-nunggu dia jatuh dan melihat penderitaannya. Yakin, kalau itu benar terjadi kamu akan merasa puas?

5. Begitu ada kesempatan kamu berniat membalas sakit hatimu ke dia

pexels/Andrea Piacquadio
pexels/Andrea Piacquadio

Tak hanya berharap dia bakal kena batunya, kamu pun punya rencana untuk membalas dendam secara langsung. Makanya, begitu ada kesempatan kamu gak akan pikir panjang untuk melancarkan rencana buruk tersebut. Menurutmu, balasan itu setimpal dengan apa yang pernah dia lakukan dulu. Jadi, bisa saja kamu gak merasa bersalah usai melakukannya. 

6. Sulit untukmu memercayai dia lagi

pexels/Vera Arsic
pexels/Vera Arsic

Pernah bertengkar hebat hingga akhirnya saling memaafkan, tapi rasa tidak nyaman yang terlanjur kamu rasakan ini membuatmu sulit memercayai dia lagi. Gak heran kalau pada akhirnya, meskipun dia sudah bersikap baik padamu, itu gak bisa merubah penilaianmu yang sekarang ke dia. Kalau dia baik sedikit saja, bukannya senang kamu malah berkali-kali curiga. Aduh, susah juga ya!

7. Kamu merasa senang dan puas saat tahu dia mendapatkan musibah

pexels/Andrea Piacquadio

Melihatnya mendapatkan musibah sekecil apapun, bisa membuatmu senang bukan main. Bahkan acap kali kamu mengaitkan itu dengan karma yang patut dia terima. Padahal, sebagai teman selayaknya kamu turut prihatin pada kondisinya. Gak ada salahnya juga menawarkan bantuan sesuai kemampuanmu. Bersikap demikian hanya akan membuat citramu menjadi buruk di mata orang lain, lho.

Menyembuhkan luka di hati memang gak cukup dengan kata maaf saja, tapi meskipun sulit gak ada salahnya kamu coba untuk benar-benar memaafkan kesalahan temanmu ini. Toh dia juga sudah mengakui perbuatannya dan berbesar hati untuk meminta maaf. Menuruti emosi hanya akan merugikan dirimu sendiri. Selain membuat perasaanmu menjadi tidak tenang, pandangan orang lain juga akan berubah negatif kepadamu. Gak mau kan, sampai hal itu terjadi? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angel Rose
EditorAngel Rose
Follow Us