Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak broken home (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak broken home (pexels.com/cottonbro studio)

Masa kecil adalah fondasi yang membentuk siapa dirimu saat dewasa. Tapi, gimana kalau masa kecilmu gak seindah cerita dongeng? Pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu bisa meninggalkan bekas yang bertahan lama, bahkan tanpa kamu sadari. Terkadang, tanda-tandanya begitu halus hingga kamu gak sadar kalau itu adalah akibat dari masa lalu yang sulit.

Kenali tanda-tandanya bisa jadi langkah pertama untuk mulai menyembuhkan diri. Ingat, masa lalu memang gak bisa diubah, tapi masa depan ada di tanganmu. Yuk, kita bahas tujuh tanda yang mungkin menunjukkan bahwa masa kecil yang gak bahagia masih memengaruhi hidupmu sekarang.

1. Kamu mudah overreact terhadap konflik

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Konflik adalah bagian dari hidup, tapi kalau kamu merasa sering bereaksi berlebihan terhadap masalah kecil, ini bisa jadi tanda luka dari masa lalu. Mungkin kamu tumbuh di lingkungan yang penuh pertengkaran atau konflik yang gak pernah terselesaikan dengan baik.

Ketakutan akan pertengkaran ini membuatmu jadi defensif, bahkan ketika situasinya sebenarnya gak terlalu serius. Menurut para ahli, penting untuk menyadari bahwa konflik itu normal, tapi respons kita terhadap konflik yang menentukan segalanya. Belajar menenangkan diri dan melihat masalah dengan kepala dingin bisa jadi awal yang baik.

2. Sulit menerima pujian

ilustrasi berpikir (pexels.com/SHVETS production)

Kalau setiap kali dipuji kamu langsung menolak atau merendahkan diri, ini bisa jadi tanda bahwa masa kecilmu penuh kritik dibanding apresiasi. Mungkin dulu pencapaianmu dianggap biasa aja atau bahkan diabaikan. Akibatnya, kamu tumbuh dengan keyakinan bahwa kamu gak cukup baik.

Belajar menerima pujian adalah bentuk self-love yang sederhana tapi berarti. Cobalah mulai dari hal kecil, seperti mengucapkan “terima kasih” tanpa menambahkan alasan untuk merendahkan dirimu.

3. Susah membangun hubungan yang dekat

ilustrasi konflik pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Kesulitan menjalin hubungan yang akrab dan penuh kepercayaan bisa jadi akibat rasa takut ditinggalkan atau gak dipercaya sejak kecil. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Abuse & Neglect, pola keterikatan yang gak aman (sering kali berkembang akibat pengabaian atau ketidakstabilan di masa kecil), bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan saat dewasa.

Menyadari pola ini adalah langkah pertama. Kamu bisa mulai membangun kepercayaan dengan orang-orang yang benar-benar peduli padamu.

4. Selalu butuh validasi dari orang lain

ilustrasi jabat tangan (pexels.com/Yan Krukau)

Anak-anak yang kurang mendapatkan validasi dari orang tua atau pengasuhnya sering tumbuh menjadi orang dewasa yang terus mencari pengakuan. Rasa butuh diakui ini bikin kamu jadi sangat sensitif terhadap kritik dan penolakan.

Tapi, hidup gak selalu tentang apa yang orang lain pikirkan. Mulailah belajar menemukan nilai dirimu sendiri tanpa bergantung pada pendapat orang lain. Dengan begitu, kamu bisa merasa lebih bebas dan percaya diri.

5. Kesulitan mengekspresikan emosi

ilustrasi pasangan gak bahagia (pexels.com/Andres Ayrton)

Kalau kamu merasa susah mengungkapkan apa yang dirasakan, coba pikirkan lagi bagaimana perasaanmu ditanggapi saat kecil. Apakah kamu sering diminta untuk ‘diam’ atau diberi tahu bahwa perasaanmu gak penting?

Memendam emosi mungkin terasa lebih aman, tapi itu justru bisa bikin kamu merasa terputus dari dirimu sendiri, lho. Ekspresi emosi adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Mulailah dengan menulis jurnal atau berbicara dengan orang yang kamu percayai untuk mengatasi hal ini.

6. Merasa bertanggung jawab atas segalanya

ilustrasi seseorang sedang stres (pexels.com/Andrew Neel)

Terlalu banyak tanggung jawab di masa kecil bisa bikin kamu tumbuh jadi orang dewasa yang sulit melepaskan beban. Kamu mungkin merasa perlu mengurus semuanya sendiri, bahkan sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri.

Padahal, mengambil terlalu banyak tanggung jawab justru bisa bikin kamu kelelahan, lho. Belajar menetapkan batasan dan menerima bantuan dari orang lain bisa membantumu merasa lebih ringan.

7. Punya rasa percaya diri yang rendah

ilustrasi insecure (pexels.com/engin)

Lingkungan yang penuh kritik atau ejekan di masa kecil bisa menanamkan rasa percaya diri yang rendah. Kamu mungkin tumbuh dengan suara hati yang terus meragukan kemampuanmu atau merasa gak layak mendapatkan kesuksesan.

Ingat, kamu berhak untuk dicintai dan dihargai apa adanya. Setiap langkah kecil menuju penerimaan diri adalah langkah besar untuk membangun kepercayaan dirimu kembali.

Menyadari bahwa masa kecilmu masih memengaruhi hidupmu adalah langkah awal yang penting untuk penyembuhan. Ingat, masa lalu gak harus menentukan masa depan. Kamu punya kendali untuk mengubah narasi hidupmu.

Jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan, baik dari teman, keluarga, atau profesional. Setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah investasi untuk masa depan yang lebih bahagia. Kamu layak untuk hidup yang lebih baik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team