7 Tips Cegah Perasaan Mendadak Miskin setelah Beli Rumah, Gak Happy

- Membeli rumah bisa menimbulkan perasaan kehilangan uang dan kecemasan finansial
- Pentingnya pengendalian belanja dan kemampuan untuk tetap bersyukur secara finansial setelah membeli rumah
- Pemahaman bahwa memiliki rumah dapat memberikan kenyamanan, privasi, dan nilai investasi yang tinggi
Saat kamu belum punya rumah, dirimu berpikir bakal bahagia sekali apabila berhasil memilikinya. Saking besarnya keinginanmu menempati hunian pribadi, kamu gak lagi kerasan tinggal di kos-kosan atau kontrakan. Padahal, fasilitasnya lumayan lengkap.
Namun, apakah setelah dirimu berhasil membeli rumah pasti bahagia? Ternyata tidak dan malah bisa timbul kecemasan baru yang tak terduga sebelumnya. Yaitu, perasaan bahwa sekarang kamu miskin sekali. Tidak seperti sebelum dirimu memutuskan membeli rumah.
Perasaan ini muncul bukan tanpa alasan yang logis. Kamu melihat saldo tabunganmu berkurang banyak sehabis membayar uang muka rumah. Apalagi jika dirimu membayar lunas rumah tersebut.
Kalaupun kamu mengambil KPR, cicilannya mengurangi gajimu secara signifikan. Benarkah dirimu jatuh miskin? Berikut tujuh tips supaya kamu tetap bersyukur dan percaya diri secara finansial.
1. Beli rumah sesuai bahkan di bawah kemampuanmu

Biar saldo tabungan gak terlalu memprihatinkan apalagi kamu terbelit masalah keuangan, sadari kemampuan diri. Katakanlah, dirimu sebenarnya punya anggaran Rp450 juta buat membeli rumah secara cash. Jika ada penawaran rumah seharga Rp400 juta dan cukup menarik, ambil saja.
Selisih Rp50 juta sangat lumayan untuk membuatmu yakin masih punya cukup banyak uang. Maksimal harga rumah yang boleh diambil sesuai bujet, yaitu Rp450 juta. Itu pun sudah harus bebas biaya balik nama, notaris, gak ada biaya kelebihan tanah, dan sebagainya. Ambil cicilan pun sama, jangan sampai melebihi 30 persen dari total pendapatan. Kalau bisa cicilannya malah di bawah itu.
2. Ingat bahwa uangmu gak hilang, melainkan berubah wujud

Perasaan kehilangan banyak uang bisa sangat kuat karena harga rumah memang tidak murah. Terutama ketika kamu membeli rumah secara cash. Dalam waktu singkat dirimu mencairkan deposito senilai ratusan juta rupiah kemudian mentransfernya ke pengembang perumahan atau pemilik rumah.
Padahal, uang sebanyak itu dikumpulkan bertahun-tahun lamanya. Untuk memperbaiki perasaanmu, ingat bahwa uangmu tidak hilang satu rupiah pun. Uang sebesar itu hanya berubah bentuk menjadi properti.
Kabar baiknya, rumah yang dibeli bisa dihuni sendiri atau disewakan. Ada nilai investasi yang tinggi dalam pembelian properti dibandingkan kamu menyimpannya hanya dalam bentuk deposito.
3. Juga kamu masih bekerja dan akan memperoleh penghasilan lagi

Artinya, rekeningmu gak bakal seperti aliran sungai yang tidak teraliri air. Selama kamu masih bekerja, pemasukan akan tetap ada. Memang gaji beberapa bulan bahkan tahun mungkin belum mengembalikan modalmu untuk membeli rumah. Akan tetapi, dengan penghasilan itu kamu masih bisa hidup layak.
Dengan pengelolaan yang baik, dirimu juga dapat kembali menabung sedikit demi sedikit. Kehidupanmu tidak terhenti selepas rumah terbeli. Roda perekonomianmu terus bergerak. Walau rasanya kamu seperti kembali ke titik nol karena tabungan terkuras, sesungguhnya dirimu justru telah membuat kemajuan besar dalam hidup. Tidak semua orang mampu dan berani membeli rumah.
4. Tidak memandang buruk keharusan mengendalikan belanja

Dengan banyaknya uang yang dikeluarkan buat beli rumah baik secara cash maupun kredit, mau tidak mau harus ada pengendalian belanja. Kamu mungkin gak bisa lagi bergaya hidup seperti sebelum membeli rumah kalau tak mau cicilan rumah terbengkalai. Atau jika tabunganmu terkuras karena membeli rumah cash, dirimu butuh banyak waktu untuk kembali menabung.
Satu hal yang perlu ditanamkan dalam pikiranmu ialah tidak ada yang salah atau memalukan dari menjadi lebih irit. Kamu atau siapa pun tak harus berbelanja makin banyak dari waktu ke waktu.
Kadang manusia mesti mengerem pengeluarannya dengan berhemat. Selama kebutuhan dasar terpenuhi dengan baik termasuk sesekali keinginan sederhana seperti makan di luar, kamu masih sejahtera.
5. Membeli perabot secara bijak

Pengeluaranmu tidak berhenti pada rumah berhasil terbeli. Setelah rumah dimiliki, dirimu juga perlu membeli sejumlah perabot agar bisa menghuninya. Di sinilah pengeluaran besar dapat tak terkontrol. Supaya keuanganmu tetap aman, beli perabot secara bertahap. Jangan langsung memborong semuanya.
Memang kalau kamu segera membeli seluruh perabot, rumah sangat nyaman untuk dihuni bahkan estetik. Namun, dampaknya pada keuanganmu bisa buruk sekali apabila dananya gak benar-benar siap. Belilah perabot yang paling penting dulu, seperti tempat tidur, kompor, serta kulkas. Baru nanti jika ada uang lagi kamu membeli lemari pakaian, sofa, dan seterusnya. Pokoknya, saldo tabunganmu jangan sampai ludes.
6. Hitung pengeluaran saat indekos atau ngontrak vs di rumah sendiri

Meski membeli rumah mengeluarkan banyak uang, pengeluaran rutin bulananmu di luar cicilan boleh jadi jauh lebih sedikit daripada biaya indekos atau mengontrak. Cicilan bertujuan agar kamu dapat memiliki bangunan dan tanah itu sepenuhnya. Sementara bayar kos-kosan atau kontrakan hanya supaya dirimu bisa menggunakannya.
Misalnya, kos-kosanmu Rp1,5 juta per bulan. Ketika kamu sudah menempati rumah pribadi, pengeluaranmu buat bayar listrik dan air jauh di bawah itu. Maknanya, dirimu sebenarnya lebih hemat tinggal di rumah pribadi. Kenaikan tarif air dan listrik di rumah pribadi juga gak sesering serta sebesar kenaikan sewa kamar.
7. Tinggal di rumah pribadi bikin lebih tenang dan produktif

Sebagus apa pun kamar kosmu, kalau dirimu sudah lama menempatinya pasti ada rasa tidak nyaman. Bisa karena sikap pemilik atau penjaga kos-kosan, teman-teman satu atap, bahkan warga sekitar yang terlalu penasaran dengan kehidupanmu. Belum lagi pertanyaan besar dalam pikiran tentang sampai kapan dirimu bakal indekos atau mengontrak?
Sekalipun perjuangan membeli rumah gak mudah, hasilnya setimpal. Kamu akan merasa lebih nyaman. Semua hal di dalam rumah itu sepenuhnya berada di bawah kendalimu. Pengaruh orang lain dalam keseharianmu berkurang drastis. Dirimu lebih memiliki privasi. Kamu dapat beristirahat dengah tenang bahkan fokus bekerja. Selain sisa uang di rekening, semua hal di atas adalah bentuk lain dari kekayaan hidup.
Setelah kamu membeli rumah, secara keuangan memang dapat terasa seakan-akan kembali ke titik nol. Namun, ingat bahwa punya properti adalah pencapaian finansial yang luar biasa. Apalagi dengan kenyataan kenaikan harganya lebih cepat daripada kenaikan pendapatan mayoritas masyarakat. Jangan terlalu cemas dan syukuri dirimu berhasil memilikinya.