Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melayani pembeli (pexels.com/Nashwan Guherzi)
ilustrasi melayani pembeli (pexels.com/Nashwan Guherzi)

Niatmu membuka warung di rumah sebagai sumber pendapatan utama atau sampingan. Pun berjualan di rumah mengurangi biaya sewa tempat. Menyediakan kebutuhan para tetangga juga diharapkan akan membuat usahamu lebih mudah laris.

Namun, kenyataannya kadang tak seindah harapan. Bukannya daganganmu selalu laris manis dan mengantongi keuntungan yang lumayan, justru ada tetangga yang gemar berutang di warungmu. Baik kamu membuka warung kelontong atau makanan dan minuman, ada saja orang yang ambil dulu dan bayarnya kapan-kapan.

Potensi keuntungan melayang bersama modalmu. Urusan menagihnya juga biasanya tak mudah bahkan dapat merusak hubungan baik di antara kalian. Akan tetapi karena pembayaran tersebut menjadi hakmu serta kewajibannya, dirimu tetap harus berusaha dengan tujuh tips hadapi tetangga yang suka ngutang berikut.

1. Buat batas maksimal utang dan jatuh temponya

ilustrasi menjaga toko (pexels.com/Sean-Paul McKee)

Sebenarnya kamu berhak untuk tidak memberikan utang pada siapa pun. Ada barang harus ada uang sehingga transaksi langsung beres dan dirimu gak repot mesti mencatat serta menagihnya. Tetapi kalau kamu tak bisa setega ini, minimal miliki batasan jumlah utang setiap pelanggan serta tempo untuk pelunasannya. 

Misalnya, dalam sebulan satu orang gak boleh berutang lebih dari 50 ribu rupiah dan mesti dibayar lunas maksimal sebulan dari utang yang terakhir. Adanya pengaturan begini menegaskan pada semua tetanggamu bahwa mereka tidak bisa sembarangan dalam bertransaksi di warungmu. Kalian sama-sama butuh makan.

2. Ingatkan serta minta ia melunasi dulu utang sebelumnya

ilustrasi lapak buah (pexels.com/Darya Sannikova)

Merepotkan memang, tetapi kamu tidak boleh lalai dari mencatat pinjaman semua orang yang datang ke warungmu. Harus lengkap dengan jenis barangnya, takaran atau porsi, serta hari dan tanggal. Catat ini langsung di depan tetanggamu supaya ke depan dia gak asal menuduhmu melipatgandakan utangnya.

Jika orang yang sama datang lagi buat berutang untuk kesekian kalinya, jangan ragu buat membuka buku catatanmu dan menunjukkan daftar utangnya. Minta dia supaya melunasi dulu utangnya agar tidak bertumpuk-tumpuk. Utang yang menumpuk menyusahkanmu sebagai pemilik warung sekaligus dirinya dalam membayar.

3. Katakan kamu perlu memutar modal

ilustrasi belanja sayuran (pexels.com/Brett Sayles)

Sekalipun kamu punya begitu banyak barang kebutuhan di rumah, tetangga-tetangga juga harus tahu bahwa semua itu dagangan. Bukan milikmu sendiri. Sebagiannya sudah dirimu tebus sesuai harga kulakan. Sebagian lagi titipan distributor dan uangnya akan diambil secara berkala.

Kalau tetanggamu ingin mengutang lagi padahal belanjaannya yang lalu saja belum dibayar, sampaikan padanya bahwa modalmu mesti kembali. Bila modalmu gak balik, besok dirimu tidak bisa menstok barang lagi. Penjelasan seperti ini penting karena beberapa orang tidak pernah memikirkan perputaran modal usaha. Modal tak berputar, usaha pun terhenti.

4. Kali ini boleh adu nasib

ilustrasi pedagang telur (pexels.com/Fatih Turan)

Ketika kamu murni berperan sebagai tempat curhat, adu nasib memang buruk. Itu akan membuat orang yang sedang mencurahkan isi hatinya menjadi tidak nyaman serta merasa dirimu minim empati. Akan tetapi, ini sangat boleh dilakukan dalam posisimu sebagai pedagang yang terancam diutangi lagi.

Orang yang gemar berutang di warung biasanya akan menjadikan banyaknya kebutuhannya sebagai dalih, seperti masih harus membayar sekolah anak. Kamu dapat berkata bahwa kalian sama saja sebab sama-sama mempunyai anak usia sekolah. Apabila dirimu masih lajang, bilang saja ada cicilan yang kudu dibayar. Adu nasib tak selamanya buruk agar orang lain tahu bahwa beban hidup bukan cuma miliknya.

5. Tawarkan untuknya membeli sesuai uang yang dimiliki

ilustrasi melayani pembeli (pexels.com/zhang kaiyv)

Daripada dia utang terus dan sangat sulit buatmu menagihnya, lebih baik ia mengurangi pembelian sesuai dengan bujet belanjanya saja. Sebagai contoh, dia bermaksud utang 1 kg telur karena uang yang dibawanya gak cukup. Dengan riwayat utangnya yang macet, tawarkan padanya buat membeli telur sesuai jumlah uang yang dibawanya.

Bisa setengah kilo atau beberapa butir saja tergantung jumlah uangnya. Begitu juga buat jenis dagangan yang lain seperti masakan siap santap. Intinya, kamu mencegahnya memperpanjang daftar utang. Meski dirimu lebih suka orang membeli daganganmu dalam takaran tertentu, lebih baik kasih opsi lain demi modalmu langsung kembali serta masih ada keuntungan yang dapat diambil walau sedikit.

6. Tegur gaya hidupnya

ilustrasi membeli bunga (pexels.com/Brett Sayles)

Orang yang sering berutang di warung tidak selalu karena benar-benar gak punya uang. Tak sedikit orang yang datang ke warung tetangga saja naik motor, tetapi tetap ngutang buat harga barang yang gak seberapa dengan alasan macam-macam. Pembeli yang seperti ini harus segera disikapi dengan tegas.

Supaya gak terdengar terlampau tajam, kamu bisa tersenyum ketika mengatakan bahwa harga belanjaannya tak ada apa-apanya dari harga motor dan bahan bakarnya. Atau tanyakan padanya dengan gaya bercanda, bila ia bisa liburan seperti dalam status medsosnya, masa bayar belanjaan yang tidak seberapa mesti besok-besok? Meski dia kesal, reaksimu akan memancingnya buat mengeluarkan uang. Andai pun ia urung mengambil barang, itu lebih baik daripada kamu terus diutangi.

7. Koordinasikan dengan warga bila ekonominya benar-benar minim

ilustrasi toko kelontong (pexels.com/Tom Fisk)

Setelah enam langkah cerdik guna mencegah tetangga terus-menerus berutang, kini dirimu juga mesti memiliki kepekaan terhadap keadaan di sekelilingmu. Tetangga yang selalu berutang boleh jadi kondisi ekonominya memang sangat lemah. Ia datang ke warungmu dengan menebalkan muka demi menyambung hidup.

Barangkali dia kehilangan pekerjaan dan sulit memperoleh penggantinya, sakit keras, atau tertimpa kemalangan lainnya. Bagaimanapun juga, sebagai tetangga tetap harus ada semangat buat saling menolong dan ini bukan cuma tanggung jawabmu. Berembuklah dengan ketua lingkungan serta warga yang lain biar ada langkah yang tepat untuk membantunya sampai ke akar masalahnya.

Di mana pun kamu membuka usaha serta apa pun jenisnya, balik modal bahkan mendapat untung mesti menjadi target. Jangan terlalu tak enak hati untuk bersikap tegas pada tetangga yang utang melulu padahal sebenarnya mampu membayar lunas. Lakukan tips hadapi tetangga yang suka ngutang di warungmu agar perekonomian dan usahamu tak terganggu. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team