Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Kesalahan Umum saat Merawat Tanaman Hias Indoor

ilustrasi menyiram tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Merawat tanaman hias menjadi hobi populer yang dilakukan sebagian besar orang. Terutama merawat tanaman hias indoor untuk mempercantik rumah. Hobi ini sangat menyenangkan, membawa dampak positif, sekaligus mudah dilakukan.

Namun, merawat tanaman indoor tidak boleh sembarangan. Meskipun merawat tanaman hias dalam ruangan tergolong ringan dan mudah, kamu tetap harus mengecek dan memperhatikan pertumbuhan tanaman hias secara berkala. Supaya, tanaman hias di dalam rumahmu dapat terus hijau dan mekar. Berikut beberapa kesalahan yang harus kamu hindari saat merawat tanaman hias indoor.

1.Menempatkan tanaman hias di lokasi yang salah

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Pertama, pastikan kamu sudah memilih tanaman hias indoor yang sesuai dengan lokasinya. Contohnya, jenis tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi tentu berbeda. Kamar mandi cocok dengan tanaman hias yang tahan lembab. Sebaliknya, kamar tidur dan ruang tamu lebih cocok ditempati tanaman hias yang membutuhkan sedikit air.

Salah menempatkan tanaman hias dapat membuat mereka stres, layu, bahkan mati. Untuk itu, cari tahu terlebih dahulu tanaman-tanaman apa saja yang cocok diletakkan di masing-masing ruangan dan sudut rumah.

2.Penyiraman terlalu banyak dan terlalu sedikit

ilustrasi menyiram tanaman hias (pexels.com/shvets-production)

Meskipun umumnya tanaman indoor tidak membutuhkan banyak air, bukan berarti tanaman indoor tidak perlu disiram air sama sekali. Penyiraman air harus tetap dilakukan secara teratur meskipun durasinya jarang.

Air menjadi sumber nutrisi untuk tanaman hias tumbuh. Tanaman hias harus mendapatkan air sesuai dengan porsinya. Jika kekurangan air, tanaman bisa layu. Sedangkan, tanaman yang kelebihan air dapat menyebabkan pembusukan pada akar. Untuk itu, pastikan kamu mengetahui dosis air sesuai dengan kebutuhan tanaman.

3.Meletakkan di tempat yang tidak terekspos sinar matahari dan sebaliknya

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/sasha-kim )

Tanaman hias indoor tidak membutuhkan sinar matahari sebanyak tanaman outdoor. Kelebihan dan kekurangan cahaya matahari juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman hias indoor. Penempatan tanaman hias untuk mendapat sinar matahari langsung dan tidak langsung jadi hal yang penting.

Beberapa tanaman indoor seperti sukulen dan kaktus sebaiknya ditempatkan di lokasi yang mendapat sinar matahari langsung, seperti di dekat jendela. Sedangkan tanaman hias seperti aglaonema dan anggrek tidak terlalu membutuhkan paparan matahari secara langsung. Kamu bisa menempatkan mereka di lokasi yang teduh.

4.Terlalu banyak tanaman dalam satu tempat

ilustrasi tanaman hias (pexels.com/huy-phan)

Tanaman hias merupakan makhluk hidup yang membutuhkan sirkulasi udara. Jika kamu menempatkan mereka terlalu berdempetan dalam satu tempat, tentu akan membuat mereka sesak. Serta tampilan tanaman hias menjadi terlalu ramai dan kurang enak dipandang.

Bila kamu memiliki koleksi tanaman hias dalam jumlah yang banyak, usahakan untuk tidak menempatkan mereka sejajar. Kamu bisa menempatkan mereka secara vertikal, dan membaginya di beberapa pojok ruangan.

5.Lupa meng-upgrade pot

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Pertumbuhan ukuran tanaman hias memang relatif lambat. Tetapi kamu perlu sesekali mengganti pot dengan ukuran yang lebih besar. Akar tanaman akan terus tumbuh dan memanjang. Jika terus berada di dalam pot kecil, tentu akar kehabisan ruang dan hanya akan menyerap sedikit nutrisi dalam tanah.

Meng-upgrade ukuran pot juga mampu menopang ukuran tanaman hias yang kian membesar. Untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk memindahkan tanaman ke dalam pot baru, kamu bisa mengecek langsung atau menggali permukaan media tanam. Jika muncul banyak serabut akar, berarti sudah waktunya tanaman dipindahkan ke pot yang lebih besar.

6.Tidak memberi pupuk

ilustrasi merawat tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Tanaman hias indoor juga membutuhkan pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Terutama, saat tanaman hias memasuki masa berbunga. Oleh sebab itu, pemberian pupuk jadi hal yang tidak boleh terlewatkan.

Setidaknya lakukan pemupukan satu atau dua bulan sekali. Beri tambahan kalsium untuk memperkokoh batang dan daun tanaman. Beri pupuk bunga jika tanaman memasuki masa generatif atau memunculkan bunga. Pupuk bunga bermanfaat mencegah bakal bunga yang gugur.

7.Menempatkan tanaman hias di bawah AC

ilustrasi tanaman hias (pexels.com/rdne)

Hindari menempatkan tanaman hias langsung di bawah AC. Suhu yang dingin pada AC belum tentu cocok dengan tanaman hias yang terbiasa dengan suhu ruangan. Terutama tanaman-tanaman yang berasal dari daerah kering dan panas. Usahakan untuk membuat lingkungan semirip mungkin dengan habitat asli tanaman hias.

8.Tidak ada lubang drainase

ilustrasi tanaman hias (pexels.com/cottonbro)

Lubang drainase sangat penting supaya aliran air dapat keluar dari pot. Namun, terkadang air yang keluar dari lubang drainase pot merepotkan karena dapat mengotori lantai. Jangan sampai kamu memilih pot tanpa lubang drainase, yang akan mengakibatkan pembusukan akar. Tanpa drainase, akar akan terendam air dalam waktu yang lama.

Untuk menghindari lantai yang kotor, kamu bisa meletakkan wadah penampung air langsung di bawah pot. Wadah ini akan menampung air, dan kamu dapat membuang air tersebut kapan saja. Jadi, lubang drainase air dan kebersihan dalam rumah tetap terjaga.

Pastikan kamu mengetahui kebutuhan nutrisi tanamanmu. Karena tiap tanaman hias dalam ruangan punya kebutuhan nutrisi dan cara perawatan yang beda. Kuncinya, rutin memeriksa kondisi tanaman hias dan menjadwalkan pemupukan serta penyiraman tanaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ema Endrawati
EditorEma Endrawati
Follow Us