9 Tips Juara Pebulu Tangkis Mohammad Ahsan di Usia yang Tak Muda

Di balik semua usaha yang dilakukan Ahsan tentu ada motivasi yang terus menyala dalam dirinya. Pun saat ia membawa pulang gelar bergengsi pada tahun ini, ia tak memikirkan betapa usia mereka tak lagi muda hari ini dibanding dengan kompetitor lainnya. Yang ia tahu, ia datang hanya untuk berjuang. Mereka datang, mereka lihat, dan mereka menang!

Statusnya sebagai seorang ayah dari dua orang anak, Chayra Maritza Ahsan dan King Arsakha Ahsan, menjadikannya memiliki semangat berkali-kali lipat. Ahsan bangga ketika anak-anaknya melihatnya menjadi juara. Bangga sekali ya Chayra dan King memiliki sosok abah juara.

Dilansir dari badmintonindonesia.org, sang istri Ahsan, Christine mengaku Ahsan tidak memilki banyak pantangan dalam persoalan makanan. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi sudah lebih dari cukup bagi Ahsan.

Setelah latihan berat, Ahsan biasa meminta pada Christine untuk dibuatkan steak yang tinggi protein, sebagaimana anjuran dokter PBSI, sehingga Chirstine biasa membuatkan Ahsan makanan yang berprotein tinggi, semisal mashed potatoes dan sayuran.

Christine memberi kesaksian bahwa suaminya merupakan sosok suami yang gemar berolahraga, sekali pun ketika berlibur, Ahsan tetap menyempatkan berolahraga, entah itu jogging, bermain basket, berenang atau hanya stretching.

Bahkan Christine menuturkan, "Mungkin Ahsan mau jaga kondisi badannya, sepertinya dia gak bisa kalau sehari gak olahraga, gak bergerak," sebagai kesaksiannya bahwa Ahsan selalu berolahraga.

Waktu istirahat Ahsan menjadi kunci penting bagi kebugaran tubuhnya pada usia yang tak lagi muda. Ia biasa menghabiskan waktu akhir pekannya untuk istirahat setelah latihan berat selama seminggu di Pelatnas Cipayung. Selepas jogging pun, Ahsan biasa makan kemudian tidur, lalu bangun setelah waktu Zuhur. Ia juga tak lupa memnfaatkan waktu tidur siangnya dan tidak tidur larut malam.

Sebab kedisiplinannya untuk beristirahat, maka waktu-waktu senggang Ahsan lebih banyak dihabiskan bersama keluarganya. Ia lebih suka menghabiskan akhir pekannya di rumah, atau sesekali berlibur di villa miliknya, yang di sana pun, seperti yang sebelumnya diinformasikan, Ahsan tetap berolahraga. Wah, family man sekali ya abahnya Chayra dan King, lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarga.

Sadar usianya tak lagi muda, pasangan ganda ini tak sungkan untuk berterus terang pada pelatih jika kelelahan saat menjalani program latihan. Mereka menyadari, jika tidak seperti itu khawatir mereka drop, dan butuh waktu untuk pulih jika sudah demikian. Komunikasi dalam banyak hubungan menjadi kunci ya, termasuk antara atlet dan pelatih.

Hendra Setiawan, tandem Ahsan yang juga sudah tak lagi muda. Meski lebih tua 3-4 tahun dibanding Ahsan, semangatnya dan daya juangnya juga sama seperti Ahsan. Sama-sama berstatus seorang ayah, mereka sangat kompak saat bertanding. Kekompakan dan semangat kolektif memompa daya juang ialah kunci sukses Ahsan atau Hendra.

Tentu ada strategi khusus yang diterapkan oleh keduanya. Namun, tuntutan utamanya bagaimana dapat bermain dengan memanfaatkan stamina yang mungkin sudah berbeda dengan kompetitor berusia muda. Mereka perlu bermain efektif dalam menyerang dan bertahan dalam menghadapi pemain muda

Boleh jadi kesadaran akan usia yang tak lagi muda dan pentingnya hidup sehat menjadi alasan kuat mengapa Ahsan tetap kompetitif, meski kompetitornya pemain-pemain yang lebih muda dan bertenaga, mengingat kondisi tubuhnya tentu berbeda dibanding saat ia masih muda. Nah, mari belajar dari Abahnya Chayra dan King, semoga kita juga bisa makin berusia lanjut, semakin jadi, ya!