5 Akibat jika Selalu Memaksa Diri untuk Sempurna, Timbul Tekanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi sempurna memang dambaan semua orang. Namun, memaksa untuk selalu sempurna bukanlah kebiasaan baik yang bagus untuk dipertahankan. Kesempurnaan menjadikan seseorang tertekan karena banyaknya syarat yang harus dipenuhi untuk terlihat sempurna.
Padahal hidup kenyataannya juga tidak sempurna, selalu ada celah di dalamnya. Mempertahankan kebiasaan ini ternyata banyak sekali dampaknya. Berikut lima akibat jika dirimu selalu menuntut untuk sempurna.
1. Hidup terbebani
Selalu memaksa untuk sempurna membuat banyak orang melakukan hal-hal yang tidak disukai demi terlihat sempurna. Hal ini kemudian menyebabkan tekanan tersendiri dalam menjalaninya.
Berbeda dengan orang yang cenderung lebih suka menjalani hidup sewajarnya, tanpa ingin sempurna. Hidupnya akan terasa jauh lebih santai dan tidak banyak tekanan. Sebab, mereka bebas melakukan apa pun yang diinginkan, tanpa pikiran harus selalu terlihat sempurna.
2. Jadi sombong
Sebab merasa sempurna, orang biasanya akan merasa dirinya berada di level tinggi, sehingga suka merendahkan orang di bawahnya. Sifat ini gak baik untuk dipertahankan, apalagi bisa mengarah kepada kesombongan.
Mereka tidak ingat bahwa di atas langit masih ada langit. Dengan merendahkan orang bukannya menaikkan harga diri mereka malah hanya akan membuat dirinya menjadi terlihat buruk di mata orang.
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Berhasil Turunkan Standar Perfeksionis
3. Takut akan kritikan
Editor’s picks
Seseorang yang memaksa selalu sempurna tidak suka namanya celah keburukan sekecil apa pun. Hal itu kemudian menjadikan orang yang suka kesempurnaan menjadi takut penilaian.
Kritikan menjadi hal yang tidak ingin dia dengar. Bila ada yang mengkritik mereka akan menjadi merasa buruk, padahal kritikan gak selamanya buruk. Menghindari kritikan ini salah satu hal yang sebenarnya kurang tepat. Sebab, jika dicerna sebuah kritikan bisa mendatangkan sebuah perbaikan.
4. Kecewa berlebihan ketika hasil tidak sesuai harapan
Memaksa sempurna tentu butuh banyak hal untuk mencapainya. Lalu, ketika hasil akhir tidak sesuai harapan orang yang selalu memaksa sempurna akan kecewa berlebihan. Menyalahkan diri sendiri bahkan juga orang lain, karena hasil akhir yang kurang sesuai.
Meski mungkin celahnya hanya sedikit. Itu masalah besar, orang yang selalu memaksa sempurna tidak kenal namanya kesalahan. Harus sempurna pokoknya. Padahal namanya manusia kadang melakukan kesalahan juga wajar. Namun, orang yang selalu memaksa sempurna ini seperti merasa dirinya selalu benar dan tidak mau salah.
5. Hidup jadi seperti kompetisi
Hidup jadi seperti kompetisi bagi orang yang memaksa untuk sempurna. Saat melihat orang lain lebih dari dirinya buru-buru langsung ingin menyaingi karena tidak mau ketinggalan dari orang lain.
Kadang mereka sadar bahwa apa yang dilakukan membuat mereka lelah dan tidak nyaman. Namun, itu tidak begitu dipedulikan asalkan dirinya terlihat sempurna. Di dalam diri mereka tidak ada yang lebih penting daripada kesempurnaan.
Boleh saja selalu memaksa sempurna, sangat bagus sekali punya sifat yang mementingkan hasil terbaik. Namun, tetaplah berhati-hati dengan sifat selalu memaksa sempurna ini karena jika tidak bisa dikontrol dengan baik akan berdampak negatif.
Baca Juga: 5 Tantangan Memiliki Pasangan Perfeksionis, Sukar Mengimbangi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.