Di era digital yang serba cepat, kebiasaan doomscrolling, terus menggulir berita negatif tanpa henti, menjadi candu yang diam-diam merusak kesehatan mental. Tanpa disadari, banyak orang terjebak dalam siklus membaca kabar buruk, mulai dari bencana alam, krisis politik, hingga berita kriminal, seolah-olah mencari kepastian di tengah ketidakpastian.
Padahal, kebiasaan ini gak cuma bikin waktu terbuang percuma, tapi juga memicu kecemasan berlebihan. Lantas, mengapa doomscrolling begitu berbahaya, dan bagaimana cara lepas dari jeratannya?
Paparan terus-menerus terhadap informasi negatif bisa mengacaukan emosi, menurunkan produktivitas, bahkan mengganggu tidur. Otak manusia sebenarnya dirancang untuk lebih peka terhadap ancaman, itulah sebabnya berita buruk lebih mudah menarik perhatian.
Namun, ketika kebiasaan ini dibiarkan, dampaknya bisa jauh lebih serius daripada sekadar rasa lelah. Artikel ini mengupas lima alasan utama bahaya doomscrolling dan strategi praktis untuk menghentikannya.