5 Alasan Gen Z Pilih Nabung untuk Healing daripada Investasi

- Prioritas kesehatan mental Gen Z tumbuh di era di mana isu kesehatan mental gak lagi dianggap tabu. Mereka lebih terbuka soal stres, cemas, burnout, dan tahu pentingnya jaga mental well-being.
- Butuh reward atas kerja keras Gen Z punya beban hidup yang gak kalah berat dibanding generasi sebelumnya. Menabung buat healing jadi bentuk self-reward yang bisa bikin semangat hidup lagi.
- Investasi dianggap rumit dan bikin cemas Meski Gen Z tumbuh di era digital, gak semua dari mereka langsung paham dunia investasi. Istilah kayak “dividen”, “reksa dana”, atau “pasar saham” masih terdengar asing atau bahkan men
Gen Z tuh dikenal sebagai generasi yang paling melek teknologi, paling update soal tren, dan juga paling vokal soal kesehatan mental. Namun, ada satu fenomena yang menarik, yaitu banyak dari mereka lebih memilih menabung buat healing daripada investasi. Bukan karena gak peduli masa depan, tapi karena kebutuhan untuk ‘bernapas’ di tengah tekanan hidup terasa jauh lebih mendesak.
Di tengah gempuran tagihan, target hidup, dan burnout karena kerjaan atau kuliah, liburan atau self-reward jadi semacam penyelamat. Buat Gen Z, healing bukan lagi sesuatu yang mewah, tapi kebutuhan dasar untuk bisa tetap waras. Memangnya apa saja alasan Gen Z pilih nabung buat healing daripada investasi? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!
1. Prioritas kesehatan mental

Gen Z tumbuh di era di mana isu kesehatan mental gak lagi dianggap tabu. Mereka lebih terbuka soal stres, cemas, burnout, dan tahu pentingnya jaga mental well-being. Karena itu, banyak dari mereka yang melihat healing. Entah itu jalan-jalan, me-time, atau sekadar nongkrong santai sebagai cara buat tetap ‘waras’ di tengah tekanan hidup.
Dibanding langsung investasi yang hasilnya belum tentu dirasa sekarang, Gen Z lebih memilih menabung untuk kebutuhan mental yang bisa dirasakan efeknya dalam waktu dekat. Mereka percaya, kalau mental lagi sehat dan stabil, segala hal akan jauh lebih lancar. Jadi bisa dibilang bukan boros, tapi semacam bentuk kepedulian terhadap diri sendiri.
2. Butuh reward atas kerja keras

Gen Z punya beban hidup yang gak kalah berat dibanding generasi sebelumnya. Mulai dari tekanan akademik, target karir, sampai urusan finansial yang kadang bikin kepala pening. Di tengah semua itu, mereka merasa wajar banget kalau sesekali ngasih hadiah buat diri sendiri. Menabung buat healing jadi bentuk self-reward yang bisa bikin semangat hidup lagi.
Daripada uangnya dipakai untuk hal yang belum tentu bikin bahagia sekarang, mereka lebih milih nabung buat sesuatu yang bisa langsung dinikmati. Buat Gen Z, ini bukan soal foya-foya, tapi tentang merayakan pencapaian, sekecil apa pun itu. Mungkin penggalan puisi dari mendiang Joko Pinurbo bisa menggambarkan fenomena ini dengan sempurna, yaitu “Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi.”
3. Investasi dianggap rumit dan bikin cemas

Meski Gen Z tumbuh di era digital, gak semua dari mereka langsung paham dunia investasi. Istilah kayak “dividen”, “reksa dana”, atau “pasar saham” masih terdengar asing atau bahkan menakutkan buat sebagian orang. Banyak yang merasa investasi itu rumit, penuh risiko, dan butuh waktu belajar yang gak sedikit.
Ditambah lagi, rasa takut kehilangan uang juga jadi alasan kenapa Gen Z lebih nyaman menabung untuk hal-hal yang jelas bikin bahagia. Healing itu gampang dimengerti, karena tinggal nabung, pergi, dan senang, deh. Gak ada grafik turun-naik, gak ada stres mikirin portofolio. Jadi daripada pusing dan overthinking, mereka pilih jalur simpel yang bikin hati tenang.
4. Tren healing yang menggoda

Media sosial punya pengaruh besar dalam membentuk gaya hidup Gen Z. hampir tiap hari mereka lihat konten tentang healing, seperti staycation di villa estetik, road trip ke tempat sepi, atau sekadar me-time di kafe yang cozy. Lama-lama, semua itu terasa seperti kebutuhan, bukan lagi keinginan semata.
Tren ini bikin Gen Z ingin ikut merasakan momen-momen yang viral itu. Jadi gak heran kalau mereka lebih semangat nabung buat hal-hal kayak liburan dadakan atau ngopi sambil journaling. Selain buat healing, pengalaman itu juga bisa jadi konten. Seakan mendayung, dua tiga konten terlampaui!
5. Merasa hidup terlalu singkat buat ditunda

Pandemi COVID-19 jadi titik balik bagi banyak Gen Z dalam melihat hidup. Mereka sadar bahwa semuanya bisa berubah dalam sekejap, entah itu rencana yang gagal atau momen-momen penting bisa hilang begitu saja. Sejak itu, muncul pemikiran tentang hidup terlalu singkat buat ditunda-tunda terus.
Alih-aluh menunggu masa depan yang belum pasti, Gen Z lebih memilih menikmati hidup selagi bisa. Nabung buat healing jadi cara mereka merayakan hidup sekarang, bukan cuma menyiapkan nanti. Toh menurut mereka, gak ada salahnya memilih bahagia dulu, selama masih dalam batas kemampuan finansial.
Pada akhirnya, bukan berarti Gen Z anti investasi. Mereka tetap paham pentingnya menyiapkan masa depan. Tapi buat banyak dari mereka, hidup itu soal keseimbangan, yaitu antara merancang masa depan dan menikmati masa kini. Dan kalau healing bisa bikin jadi semangat lagi mengejar mimpi, kenapa enggak, ya kan?