Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Mengapa Sikap Konsisten Harus Dimulai dari Diri Sendiri

ilustrasi sosok konsisten (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sosok yang konsisten sangat mencintai keteraturan. Mereka bisa menjaga kestabilan dirinya dengan baik. Mulai dari segi sifat, pemikiran, maupun tindakan. Ketika sedang berusaha, sikap telaten dan ulet selalu menyertai.

Namun, penerapan sikap konsisten harus dimulai dari diri sendiri. Kita tidak bisa menyuruh orang lain, tanpa berbenah terlebih dahulu. Apalagi mengkritik secara keras orang yang tidak mau menerapkan konsistensi. Tentu saja ada alasan kuat di baliknya. Kira-kira, apa saja itu?

1. Konsistensi menyangkut integritas diri

ilustrasi sosok konsisten (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Membahas tentang konsistensi memang sedikit rumit. Apalagi sekadar menyuruh orang lain konsisten namun dirimu jauh dari kata tersebut. Bisa dipastikan, orang-orang tidak akan mendengarkan perkataanmu secara menyeluruh. 

Ternyata ada alasan mengapa konsisten harus dimulai dari diri sendiri, karena berkaitan erat dengan integritas diri. Ketika kamu bisa menyelaraskan tindakan, perkataan, dan nilai-nilai, orang-orang cenderung menaruh simpati. Sikap tersebut menunjukkan kamu sosok yang bisa diandalkan dan layak dijadikan panutan.

2. Perubahan skala besar dimulai dari skala kecil

ilustrasi perubahan (pixabay.com/Alexas)

Boleh saja kita menghendaki perubahan dalam skala besar. Contohnya, perubahan yang menyangkut masyarakat luas. Namun, hal penting yang harus diketahui, perubahan dalam lingkup yang luas harus dimulai dari skala kecil terlebih dahulu.

Tentu menjadi konsep penting jika sikap konsisten harus dimulai dari diri sendiri. Sebelum mengubah tatanan masyarakat luas, harus bisa membenahi diri terlebih dahulu. Saat kamu menyuruh orang lain berbenah tapi diri sendiri tidak tertata, seluruh perkataanmu pasti tidak diindahkan.

3. Tindakan lebih penting daripada ucapan

ilustrasi konsisten dalam bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apa yang terjadi saat seseorang berbicara panjang lebar, tapi tidak diiringi dengan tindakan? Apalagi mengenai sebuah perintah atau nasihat. Bisa dipastikan orang-orang sekelilingnya tidak mendengarkan.

Untuk kamu yang ingin bersikap konsisten, alangkah baiknya dimulai dari diri sendiri. Karena tindakan lebih penting dari sekadar ucapan. Saat kamu bisa menerapkan sikap tersebut dengan baik, secara perlahan lingkungan sekitar akan mengikuti.

4. Konsistensi berkaitan erat dengan kedisiplinan

ilustrasi disiplin waktu (freepik.com/diana.grytsku)

Kedisiplinan berkaitan erat dengan pengelolaan diri. Seseorang yang disiplin bisa memanajemen waktunya dengan baik, juga sangat menyukai keteraturan. Kehidupannya berjalan tertata tanpa ada bagian penting terlewatkan.

Dari sini kita tahu jika konsistensi berkaitan erat dengan kedisiplinan. Oleh karenanya, penting memulai sikap konsisten dari diri sendiri.

Saat kamu sudah berhasil menanamkan hal tersebut dalam diri, secara otomatis pasti menjadi sosok disiplin. Konsistensi memungkinkan seseorang mampu mengelola dirinya dengan baik.

5. Sosok konsisten bisa membawa pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya

ilustrasi rekan kerja di kantor (unsplash.com/krakenimages)

Sudahkah kamu menjadi pribadi yang konsisten? Tidak dapat dimungkiri banyak orang belum mampu menerapkan sikap tersebut. Namun, sudah berani meminta orang-orang di sekitarnya agar menjadi manusia konsisten.

Sebelum memerintah orang sekitar, alangkah baiknya bersikap konsisten dimulai dari diri sendiri. Mungkin pengaruhnya masih dalam skala kecil, tapi selama kamu mempertahankan sikap konsisten, turut memperbaiki citra positif dalam diri. Secara bertahap, bisa membawa pengaruh terhadap masyarakat luas.

6. Sikap konsisten dalam diri bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang

ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Akan menjadi suatu kebanggaan saat kamu dipercaya oleh orang-orang sekitar. Namun, seseorang jika tidak menjatuhkan kepercayaannya secara mudah. Terdapat kriteria khusus yang menjadi pokok penilaian, termasuk diukur dari kesesuaian antara ucapan dengan tindakan.

Fakta tersebut menjelaskan kamu harus memulai konsistensi dari diri sendiri. Jika sikap konsisten sudah tertanam dengan baik, turut mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. Hanya dengan menunjukkan sebuah tindakan, orang-orang sudah bisa memberikan kepercayaan penuh terhadap dirimu.

7. Menjadi sosok konsisten cenderung disegani oleh lingkungan

ilustrasi diskusi tim (pexels.com/Antoni Shkraba)

Konsistensi memang identik dengan keteraturan. Namun untuk menerapkan sikap ini, juga butuh proses dan perjuangan. Konsistensi bukan menyuruh orang-orang sekitar agar teratur, tapi dimulai dengan menata diri sendiri dalam lingkup skala kecil.

Saat kamu sudah mampu menyelaraskan antara ucapan dengan tindakan, penilaian positif dari masyarakat turut terbangun. Jika diterapkan secara berkelanjutan, kamu cenderung disegani oleh lingkungan. Keberadaanmu dianggap sebagai sosok bijaksana yang bisa dijadikan teladan.

Memulai sikap konsisten bukan berarti menyuruh orang lain dalam skala luas. Kamu harus terlebih dahulu menanamkan sikap konsisten terhadap diri sendiri. Jika sudah tumbuh menjadi pribadi yang teratur, pengaruh itu akan tersebar dengan sendirinya ke lingkungan sekitar. Kamu tidak harus menyuruh orang lain sampai terlibat perdebatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us