Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi iri ke orang lain (pexels.com/Budgeron Bach)
ilustrasi iri ke orang lain (pexels.com/Budgeron Bach)

Rasa iri adalah perasaan yang sangat manusiawi dan sering kali salah dimengerti. Banyak yang langsung menyimpulkan bahwa kalau kamu iri dengan orang lain, berarti kamu insecure atau gak percaya diri dengan hidupmu sendiri. Padahal, iri gak selalu muncul karena kamu gak puas dengan dirimu. Kadang, rasa iri lebih kompleks daripada itu, dan menganggapnya sebagai tanda kelemahan bisa membuat kamu salah menilai perasaan sendiri.

Ada kalanya iri justru datang dari motivasi yang terpendam, impian yang belum tercapai, atau keinginan untuk berkembang lebih jauh. Perasaan ini bisa menjadi cermin yang membantu kamu memahami apa yang sebenarnya penting. Daripada merasa malu atau bersalah, penting untuk melihat rasa iri dari sudut pandang yang lebih sehat. Berikut lima alasan kenapa muncul rasa iri ke orang lain bukan berarti kamu insecure, dan bagaimana memahaminya dengan cara yang lebih bijak.

1. Iri bisa muncul dari keinginan untuk mencapai hal yang sama

ilustrasi iri (pexels.com/Andy Barbour)

Ketika kamu melihat temanmu mendapat promosi atau mencapai sesuatu yang kamu inginkan, rasa iri mungkin datang begitu saja. Bukan karena kamu gak bahagia atas pencapaiannya, tapi karena kamu ingin berada di posisi yang sama. Ini bukan tanda insecure, melainkan refleksi dari ambisi dan keinginanmu untuk maju.

Perasaan ini bisa menjadi pendorong kuat untuk bergerak lebih giat. Kamu jadi punya motivasi tambahan untuk meraih hal serupa. Iri dalam konteks ini seperti peringatan dari diri sendiri bahwa ada tujuan yang belum kamu capai. Jadi, bukan rasa minder yang berbicara, melainkan dorongan untuk bertindak lebih baik agar kamu juga bisa sampai di sana.

2. Rasa iri bisa jadi pertanda kamu peduli pada hal-hal tertentu

ilustrasi iri (pexels.com/Sam Lion)

Ketika kamu iri pada seseorang, itu bisa berarti hal tersebut punya arti penting dalam hidupmu. Kamu mungkin iri dengan seseorang yang punya waktu lebih banyak untuk keluarga, bukan karena hidupmu buruk, tetapi karena kamu menyadari bahwa keseimbangan antara kerja dan waktu pribadi adalah sesuatu yang kamu dambakan.

Ini bukan soal merasa tidak cukup, melainkan soal mengenali apa yang bernilai bagi dirimu sendiri. Rasa iri membantu kamu memahami apa yang benar-benar membuatmu bahagia dan puas. Dengan cara ini, iri bisa menjadi alat refleksi yang membantu kamu menetapkan prioritas baru tanpa harus merasa rendah diri atau kecil hati.

3. Iri terkadang berasal dari kekaguman, bukan kekurangan

ilustrasi iri (pexels.com/Elina Fairytale)

Gak semua rasa iri itu negatif. Kadang, perasaan iri muncul karena kamu kagum dengan pencapaian atau kehidupan seseorang. Misalnya, kamu mungkin iri melihat teman yang berani mengambil risiko besar dalam kariernya. Bukan berarti kamu takut, tetapi kamu kagum dan ingin memiliki keberanian yang sama.

Ini menunjukkan bahwa kamu sebenarnya menghormati dan mengidolakan kualitas tersebut, bukan merasa minder. Kekaguman yang bercampur dengan iri bisa menjadi inspirasi kuat. Kamu mulai berpikir, kalau orang lain bisa melakukannya, kenapa kamu tidak mencoba hal serupa? Dalam hal ini, iri adalah tanda bahwa kamu memiliki potensi yang belum tergali.

4. Rasa iri adalah respon emosional yang normal dan manusiawi

ilustrasi iri (pexels.com/skillo859908)

Mengalami iri bukan tanda kelemahan atau kegagalan, melainkan bagian dari respon alami manusia terhadap lingkungan sosialnya. Manusia secara alami membandingkan diri dengan orang lain. Ini adalah bagian dari cara kita belajar dan berkembang. Tanpa perasaan seperti iri, mungkin kita akan kehilangan motivasi untuk mencoba lebih baik.

Alih-alih memandang iri sebagai sesuatu yang harus dihindari, lebih baik melihatnya sebagai alat untuk mengevaluasi diri. Apa yang memicu perasaan itu dan apa yang bisa kamu pelajari dari situasi tersebut? Dengan cara ini, rasa iri bukanlah musuh, tapi teman yang mengingatkanmu untuk terus bertumbuh.

5. Kadang iri hanya menunjukkan bahwa kita punya standar yang tinggi

ilustrasi iri (pexels.com/bestyy38105321)

Rasa iri bisa jadi cerminan dari ekspektasi tinggi yang kamu miliki untuk dirimu sendiri. Kamu mungkin merasa iri melihat orang lain lebih cepat mencapai target yang sama, bukan karena kamu merasa gagal, tetapi karena kamu punya standar yang besar untuk sukses. Ini adalah tanda bahwa kamu berani bermimpi besar dan ingin melakukan hal yang hebat.

Daripada memandang iri sebagai perasaan negatif, lihatlah sebagai pengingat untuk tetap berpegang pada tujuanmu. Punya standar tinggi berarti kamu percaya bahwa kamu mampu mencapai sesuatu yang luar biasa. Hal semacam itu gak ada hubungannya dengan perasaan insecure, melainkan keyakinan bahwa kamu bisa berbuat lebih banyak.

Iri bukan tanda bahwa kamu lemah atau gak percaya diri. Sebaliknya, rasa iri seringkali mencerminkan keinginan yang kuat, kekaguman, atau pengingat tentang hal-hal yang penting dalam hidupmu. Dengan memahami akar dari rasa iri, kamu bisa menggunakannya sebagai motivasi, bukan beban. Jadi, jangan takut merasa iri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team