Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Orang Deaktivasi Akun Medsos, Terlalu Berisik!

ilustrasi mengecek sebuah akun media sosial (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Media sosial memberikan hiburan dan informasi penting, tetapi juga dapat mengganggu produktivitas kerja
  • Deaktivasi akun media sosial dilakukan untuk fokus pada pekerjaan dan menghilangkan distraksi
  • Tren positif dan negatif di media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental, sehingga deaktivasi akun diharapkan dapat menciptakan hidup yang lebih tenang

Hampir setiap orang di era seperti ini punya akun media sosial, bahkan lebih dari satu jenis. Aktif di sana sini tampaknya sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Harus diakui, memang keberadaan berbagai hal tersebut tidak hanya memberikan hiburan saat penat sedang mendera, tetapi juga informasi-informasi penting yang terkadang tidak dapat ditemukan dalam siaran televisi.

Kendati begitu, media sosial tidak selamanya memberikan kenyamanan kepada penggunanya. Hal ini dapat dilihat dari aksi sebagian orang yang memilih untuk deaktivasi akun media sosial yang dimilikinya. Lantas, kenapa ya seseorang sampai melakukan hal semacam itu? Coba cari tahu jawabannya dalam artikel ini, deh!

1.Berusaha menghilangkan distraksi agar bisa lebih fokus dengan pekerjaan

ilustrasi seseorang yang sedang fokus bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak dapat dimungkiri bahwa media sosial terkadang memang menyuguhkan beragam hal menarik. Isu-isu terkini yang meski serius tetapi selalu diwarnai oleh celotehan netizen yang sering kali kocak, foto-foto estetik yang memanjakan mata, hingga diskusi menarik tentang suatu topik tertentu selalu berhasil menyita perhatian. Terlalu asyik berkutat di dalamnya, kamu sampai tidak sadar bahwa telah menghabiskan banyak waktu dan mengabaikan tugas-tugas penting di dunia nyata.

Ketika seseorang sadar bahwa ternyata banyak waktunya habis untuk sibuk bermedia sosial, hingga tidak bisa bekerja secara produktif, tentu berpotensi mengalami penyesalan. Supaya mampu kembali ke jalur yang benar, maka dia akan berusaha menghilangkan distraksi, seperti mengambil langkah untuk menonaktifkan media sosial tersebut. Dengan begini, diharapkan bisa fokus dengan pekerjaan dan menunjukkan performa terbaik.

2.Merasa terlalu kewalahan dengan segala sesuatu yang ditampilkan dalam media sosial

ilustrasi seseorang yang merasa lelah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada banyak hal yang bisa ditemukan saat membuka media sosial. Di satu sisi, terdapat hal bermanfaat seperti tren-tren positif, kabar gembira, atau unggahan-unggahan humoris yang sangat menghibur. Namun, di sisi lain, keberadaan tren-tren negatif, berita buruk, perselisihan, dan sebagainya, juga tidak kalah mendominasi. Tidak heran, pada akhirnya semua itu bisa menimbulkan perasaan kewalahan, terlebih bila di dunia nyata juga sedang menghadapi situasi penuh tekanan.

Oleh sebab itu, melakukan deaktivasi akun rasanya menjadi solusi konkret yang bisa diambil untuk mencegah perasaan semakin buruk. Memutus akses terhadap media sosial, entah untuk sementara atau permanen, dapat membuat diri lebih tenang. Perlahan tetapi pasti, kepercayaan diri dan semangat positif akan tumbuh kembali, sehingga menciptakan hidup yang menyenangkan.

3.Ingin berusaha melupakan seseorang

ilustrasi seorang laki-laki yang terlihat menyendiri (pexels.com/William Fortunato)

Media sosial kerap menjadi saksi pertemuan dan kedekatan anak-anak manusia. Berawal dari saling memberi like pada foto, berkirim reels, atau mengobrol via pesan personal, kemudian berakhir menjadi sahabat dekat, atau malah pasangan. Kisahnya manis dan penuh kegembiraan, sampai pada suatu masa semua itu harus berakhir karena satu dan lain hal.

Tidak dapat dimungkiri bahwa kejadian semacam itu tentu sangat menyedihkan. Oleh karena itu, seseorang pada akhirnya memutuskan untuk deaktivasi akun media sosialnya demi bisa melupakan sosok yang telah menghadirkan pengalaman pahit dalam hidupnya tersebut. Besar harapan, langkah ini dapat mengembalikan ketenangan jiwa yang sempat menghilang.

Deaktivasi akun media sosial terkadang terkesan seperti tindakan yang ekstrem. Kendati begitu, ini merupakan langkah terbaik yang dapat diambil seseorang saat hidupnya mulai kacau sejak terlalu berkutat dengan segala keriuhan yang ditawarkan media sosial. Dengan memutuskan untuk meninggalkan hal tersebut, meski hanya sementara, diharapkan dapat membuat hati dan pikiran kembali tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us