5 Alasan Pentingnya Menyusun Outline sebelum Menulis Novel

Dengan outline, penulis akan tahu ending dari cerita. Selain itu, hubungan setiap karakter, pengembangan cerita, dan perpindahan adegan bisa direncanakan dengan matang. Semua itu akan mempermudah penulis ketika sudah memulai menulis novel. 

Menulis novel itu tidak bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Maksudnya, pengerjaan novel memerlukan jangka waktu yang panjang. Lalu, dalam waktu panjang tersebut, pasti ada perubahan mood ataupun ide. Untuk menghindari perubahan yang dadakan, pembuatan outline akan sangat membantu.

Meski cerita fiksi, pembuatannya juga membutuhkan riset, lho! Ketika tokoh utama seorang dokter, misalnya, penulis harus melakukan riset tentang keseharian dan apa-apa saja yang biasa dilakukan oleh dokter.

Nah, jika sudah membuat outline, proses riset akan semakin terarah. Riset pun bisa semakin mendalam dan penulis bisa menerapkannya dalam adegan sehingga cerita semakin menarik.

Istilah writer's block sudah biasa didengar kalangan penulis. Writer's block merupakan momen saat penulis tidak memiliki ide apa pun untuk ditulis. Asal kamu tahu, ketika writer's block menyerang, penulis bisa hanya duduk diam di depan komputer berjam-jam tanpa menghasilkan apa pun.

Namun, jika ada outline, penulis bisa kembali memulai menulis dengan acuan yang sudah ada. Dengan begitu, novel bisa selesai lebih cepat. 

Kadang, memang diperlukan improvisasi untuk membuat cerita lebih menarik. Namun, ketika improvisasi terus dilakukan tanpa ada batasan, cerita akan keluar jalur. Tentunya, itu bisa mengubah keseluruhan alur cerita.

Ketika sudah membuat outline, penulis sudah tahu batasan untuk improvisasi. Sedari awal ingin membuat cerita dengan genre romantis, misalnya, tiba-tiba tebersit ide untuk menambah banyak adegan thriller. Jika sudah seperti itu, cerita romantis yang diinginkan tidak akan maksimal.

Jika ingin mengajukan naskah untuk diterbitkan di online platform atau penerbit, beberapa editor meminta untuk dikirimkan outline. Biasanya, para editor memang ingin mengetahui keseluruhan cerita tanpa harus membaca semua bab.

Outline di setiap online platform atau penerbit juga belum tentu sama. Penulis disarankan untuk bertanya atau mencari informasi terlebih dahulu outline seperti apa yang diinginkan di masing-masing editor.

Setiap penulis memiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan naskahnya. Berdasarkan penjabaran dari lima poin di atas, pembuatan outline bisa mempermudah penulis saat menulis. Namun, pembuatan outline tidak membatasi penulis untuk mengembangkan cerita. Kalau kamu, lebih suka menggunakan outline atau tidak?