”Kondisi lingkungan rumah secara langsung memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi mental dan emosional kita. Lingkungan rumah yang positif, aman, dan mendukung dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan,” ujar Amanda.
Alasan Psikologis Kenapa Rumah Berantakan Bisa Bikin Stres, Kenapa?
Pulang ke rumah seharusnya menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk istirahat, bukan? Tapi apa jadinya kalau pulang dan mendapati kondisi rumah yang berantakan? Bayangkan setelah seharian penuh beraktivitas, kamu masih harus melihat tumpukan sampah, baju di mana-mana, barang yang gak sesuai dengan tempatnya.
Alih-alih bisa relaks, bisa jadi mood-mu semakin kacau. Bukannya istirahat dengan tenang, kamu bisa makin stres karena harus meluangkan waktu lagi untuk beres-beres rumah. Sebenarnya, ada gak alasan psikologis kenapa rumah berantakan bisa memicu stres?
1. Bersih atau tidaknya rumah memengaruhi mood
Bersih atau tidaknya rumah dapat memengaruhi kondisi mental dan fisik. Hal ini diungkapkan oleh psikolog klinis Amanda Margia Wiranata yang menjelaskan bahwa rumah yang terorganisir itu bisa meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Selain itu, rumah yang rapi juga memberikan dampak posifif bagi kesehatan mental.
Gak heran kalau rumah yang berantakan bisa membuat mood semakin buruk. Pasalnya, lingkungan yang penuh barang tak tertata bisa membuat stres dan sulit fokus. Selain mood ikut berantakan, Amanda mengatakan rumah berantakan bisa membuat hati gak tenang.
2. Stres bisa meningkat karena merasa ada tugas yang belum selesai

Ada banyak pemicu stres. Salah satunya melihat kondisi rumah yang gak, setuju? Amanda mengatakan bahwa ada studi yang bisa menjelaskan bahwa lingkungan yang enak dan tertata bisa meningkatkan suasana hati.
Namun, lingkungan yang berantakan bisa membuat pikiran juga ikut berantakan, lho. Otak menjadi sulit fokus ditambah dengan energi yang sudah berkurang banyak. Akhirnya, kita merasa ada "pekerjaan rumah" yang belum selesai sehingga pikiranmu gak jadi istirahat.
"Begitu kita sampai ke rumah dan kita bisa melihat rumah dalam kondisi berantakan, itu rasanya meningkat stresnya. Karena kita merasa ada tugas yang belum selesai. Baru pulang dari rumah, mungkin jemput anak, belum selesai. Ya ternyata masih ada tugas yang belum selesai. Itu membuat stres. Solusinya gimana ya? Kita merapikan, sehingga kita bisa lebih tenang," kata Amanda saat mengisi talkshow di IKEA Jakarta Garden City pada Kamis (25/9/2025).
3. Lingkungan yang berantakan bisa menurunkan produktivitas

Menurunnya produktivitas juga bisa memicu stres. Mengapa bisa turun? Ada banyak distraksi yang mengganggu pikiranmu sehingga waktumu terbuang untuk hal-hal yang sebenarnya gak begitu penting.
Pernah gak kesulitan mencari kunci, dompet, atau barang-barang lainnya karena tertumpuk atau lupa meletakkan di mana? Kondisi ini memaksamu untuk berpikir lebih keras, gelisah, gak tenang, dan akhirnya stres.
"Kalau rumah berantakan ternyata bisa mengurangi memori, yang menghambat produktivitas," sambung Amanda.
Keharmonisan rumah tangga juga bisa menjadi dampaknya, lho. Hanya karena ada satu barang yang hilang akibat rumah berantakan bisa berpotensi memicu konflik di dalam rumah.
“Secara psikologis, ruang yang bersih dan tertata dapat meningkatkan suasana hati, dan kualitas tidur. Kegiatan merapikan juga membantu menjaga keharmonisan rumah, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan kepercayaan diri secara sosial,” ucapnya.
Oleh karena itu, Amanda juga menyarankan agar kita rutin membersihkan rumah, seperti decluttering. Menurutnya, decluttering itu seperti detoks, proses mengeluarkan kotoran atau racun. Ketika memperlakukan rumah juga perlu mengeluarkan kotoran atau racunnya, yaitu barang-barang yang dirasa sudah gak layak atau gak sehat.