Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Stigma Pick Me Girl Negatif? Ini Penjelasan Psikolog!

Ilustrasi pick me girl (pexels.com/Matthew Cain)
Ilustrasi pick me girl (pexels.com/Matthew Cain)

Tentu kamu sering mendengar istilah pick me girl belakangan ini yang bersliweran di media sosial, maupun di lingkaran pertemananmu. Pick me girl erat hubungan dengan perempuan yang mencari perhatian atau validasi, terutama dari laki-laki.

Meski kerap dipakai sebagai bahan candaan atau label populer di dunia maya, stigma ini justru membawa dampak negatif bagi citra diri dan relasi sosial seseorang. Lalu, mengapa istilah pick me girl dipandang buruk, dan bagaimana psikolog menanggapi istilah ini? Yuk, simak pembahasannya di sini!

1. Apa itu pick me girl?

Ilustrasi pick me girl (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi pick me girl (pexels.com/RDNE Stock project)

Istilah pick me girl mengacu pada perempuan yang memohon perhatian, validasi, atau penerimaan dari laki-laki, seringkali dengan merendahkan diri atau merendahkan perempuan lain.

Menurut Urban Dictionary, definisi utama dari pick me girl yaitu seorang perempuan yang berusaha keras untuk membuat pria terkesan dengan memastikan dirinya 'tidak seperti gadis lain'.

Melansir tulisan Amber Wardell Ph.D., seorang Feminist, yang berjudul The Pick-Me Problem di laman Psychology Today, tujuan pick me girl adalah untuk memisahkan diri dari perempuan lain, menandai diri mereka sebagai lebih menyenangkan dan dapat diterima oleh laki-laki.

Karena pick me girl menganggap bahwa kedekatan dengan laki-laki akan memberi mereka lebih banyak kekuasaan, privilege, hingga kesempatan atau mungkin sekadar ketertarikan romantis. Di media sosial, melabeli seseorang sebagai pick me girl telah menjadi hinaan yang paling berat.

2. Dari mana istilah pick me girl berasal?

Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/Norma Mortenson)
Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/Norma Mortenson)

Di awal tahun 2000-an, banyak film dan acara televisi yang menampilkan tokoh perempuan utama sebagai "cool girl" yang tidak sesuai dengan stereotip perempuan. Generasi milenial yang saat itu masih remaja sangat terpengaruh oleh representasi ini.

Misalnya, ada adegan dalam film A Cinderella Story di mana karakter Austin bertanya kepada Sam apakah ia lebih suka makan rice cake atau hamburger. Sam menjawab hamburger, dan Austin terkejut. Memilih burger cocok dengan kategori "guys’ girl" karena itu berarti ia tidak terobsesi dengan diet seperti kebanyakan perempuan. 

Contoh lainnya adalah lagu Taylor Swift yang berjudul You Belong With Me. Liriknya menggambarkan bagaimana ia memakai sepatu kets dan duduk di tribun penonton. Namun, pacar gebetannya memakai sepatu hak tinggi dan menjadi kapten pemandu sorak. Perbedaan-perbedaan itulah yang membuatnya lebih santai dan mudah dipahami, dan mengapa pria itu cocok dengannya.

Maju ke beberapa tahun terakhir, Gen Z mempopulerkan #PickMeGirl sebagai hinaan. Berasal dari frasa "aku tidak seperti perempuan lain". Memberi label pick me girl kepada perempuan berarti ia diejek karena mengubah dirinya demi mendapatkan pengakuan laki-laki. Pick me girl nekat dan rela melakukan apa saja untuk meyakinkan laki-laki bahwa ia adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan perempuan lain.

3. Karakter pick me girl

Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/cottonbro studio)

Pick me girl adalah istilah yang mengonseptualisasikan perempuan yang perilakunya mencerminkan hasrat kuat mereka untuk mendapatkan persetujuan laki-laki. 

Melansir dari laman Verywell Mind, Marvy Beckman LICSW, Co-Chief Executive Officer Sunstar Virtual Behavioral Solutions, mengatakan bahwa seorang pick me girl akan mencari cara untuk meningkatkan kemampuan bicara, penampilan, atau kepribadiannya agar lebih disukai orang-orang yang ingin ia tuju.

Namun, biasanya pick me girl tidak mampu memenuhi kebutuhan validasi dalam kelompok tertentu, sehingga merasa kurang nyaman untuk bergaul. Pada akhirnya, ia memilih mencari validasi di tempat yang sekiranya ia bisa diterima, yaitu kelompok laki-laki. Ia pun menghabiskan waktunya di sekitar kerumunan itu dengan berusaha meningkatkan aspek-aspek kehidupannya.

Berikut karakter dari pick me girl yang sering dijumpai.

  • Membanggakan dirinya karena berbeda dari perempuan lain
  • Tidak terlalu membutuhkan atau feminin
  • Terus-menerus mencari validasi dari orang lain, terutama laki-laki
  • Ingin dikenal sebagai cool girl yang bisa bergaul dengan para pria
  • Tidak banyak melakukan perawatan diri atau cuek
  • Meremehkan pencapaian dan minatnya

4. Mengapa stigma pick me girl negatif?

Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi pick me girl dalam grup (pexels.com/RDNE Stock project)

Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis, profesor, dan penulis di New York City, mengatakan bahwa ada stigma negatif dalam label pick me girl, karena perempuan ini cenderung melepaskan kekuatannya dan mendasarkan nilainya pada validasi dari seorang laki-laki.

Seorang pick me girl menemukan identitas dan harga dirinya dengan dipilih. Ia seringkali bersusah payah dan mengubah nilai-nilainya, jati dirinya, dan kepribadiannya dengan harapan terpilih. Masalahnya, kebutuhanya untuk dipilih atau divalidasi lebih berkaitan dengan kurangnya nilai dan harga diri, sehingga perspektif orang yang melabeli mereka mungkin bias.

Dengan cara mereka yang suka membandingkan atau merendahkan, pick me girl seringkali terlihat menyebalkan bagi perempuan lain.

"Ketika perempuan memandang hubungan sebagai kesempatan untuk 'dipilih', yang bagi banyak orang dimaknai sebagai pencapian tertinggi perempuan dalam masyarakat (seperti menikah dan memiliki anak), mereka kehilangan informasi berharga tentang laki-laki (pasangannya). Hal ini seringkali berakhir dengan menemukan partner yang tidak cocok dalam hubungan jangka panjang," jelas Dr. Romanoff, mengutip Verywell Mind.

5. Cara menghindari sikap pick me girl

Ilustrasi perempuan menunjuk ke atas (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi perempuan menunjuk ke atas (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ada cara bagi perempuan untuk menghindari label pick me girl. Ini bukan hanya tentang bagaimana mencegah di-'cap'. Dr. Romanoff menyampaikan bahwa perempuan dapat lebih jujur ​​pada diri sendiri dan berhenti berperilaku dengan tujuan utama mendapatkan persetujuan laki-laki.

Dengan tidak lagi berfokus pada laki-laki dan berfokus pada proses hubungan, perempuan dapat berupaya memprogram ulang tekanan dan sensasi intens karena dipilih. 

"Daripada merasa rendah diri karena laki-laki tidak membalas pesanmu atau meninggalkan kencanmu karena kamu merasa tidak cukup baik. Tanyakan pada dirimu sendiri bagaimana tindakannya memengaruhi perasaanmu. Apakah perasaan ini sesuatu yang ingin kamu rasakan dari pasanganmu?," saran Dr. Romanoff.

Ketika perempuan lebih yakin akan diri sendiri dan apa yang mereka tawarkan, mereka bisa mengurangi ketergantungan pada validasi eksternal. Berusahalah untuk selalu mendasarkan diri pada bagaimana tindakan orang lain mempengaruhi perasaanmu, bukannya berasumsi bahwa kamu berharga berdasarkan cara orang lain memperlakukanmu.

6. Dampak negatif memberikan label pick me girl terhadap seseorang

Ilustrasi melabeli seseorang (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi melabeli seseorang (pexels.com/cottonbro studio)

Beberapa orang mungkin membenarkan label pick me girl sebagai cara masyarakat kita melawan stereotip gender. Misalnya, hanya karena seorang perempuan senang menonton olahraga dan benci merawat kukunya, bukan berarti ia bertingkah seperti pick me girl. Ia mungkin benar-benar menikmati hal-hal tersebut dan tidak perlu malu. Label seperti ini menyulitkan siapa pun untuk berperilaku autentik karena label tersebut menciptakan rasa takut dikotak-kotakkan atau tidak cocok.

Selain itu, bagi mereka yang sengaja bersikap seperti pick me girl, seringkali bermula dari kurangnya rasa percaya diri, keterbatasan identitas, ketidakdewasaan, tekanan media, dan budaya untuk menarik perhatian pria dan mendapatkan validasi mereka.

Oleh karena itu, daripada membenci seseorang karena menjadi pick me girl, akan lebih produktif jika kita memfokuskan upaya kita untuk menghapus label dan saling mendukung, daripada mengadu domba perempuan.

Perempuan perlu meningkatkan nilai dan harga dirinya, serta belajar menjadi diri sendiri. Ini akan membuat nyaman menjadi diri sendiri, dan pada akhirnya mudah diterima di lingkungan. Dukungan sesama perempuan untuk meningkatkan value juga sangat penting, daripada melabeli seseorang dengan istilah-istilah tertentu. So, semoga jadi bahan bacaan yang bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

Koleksi Uniqlo U Fall/Winter 2025 Hadirkan Tema Future Layers

23 Sep 2025, 22:03 WIBLife