5 Alasan Seseorang Bisa Terjebak dengan Lingkungan Toksik

Banyak sekali nasihat atau motivasi yang dipaparkan oleh orang-orang yang hidupnya telah sukses. Salah satunya adalah ajakan untuk berani keluar dan menjauhi orang atau lingkungan yang toksik. Sayangnya, gak semua orang bisa melakukan hal ini dengan mudah.
Beberapa orang bahkan gak menyadari bahwa mereka berada dalam lingkungan yang toksik. Ada juga, nih beberapa alasan lainnya kenapa seseorang bisa bertahan di lingkungan yang sangat mengganggu kesehatan mentalnya sendiri.
1. Merasa takut sendirian

Alasan pertama yang terdengar konyol tapi benar-benar ada adalah merasa takut sendirian. Ketakutan semacam ini bisa membuat seseorang dengan terpaksa tetap berada di lingkungan toksik meskipun ia sadar betapa gak sehat mentalnya akibat terus dicekoki racun-racun dari orang-orang tersebut.
Takut jika harus sendirian ketika memutuskan untuk keluar dari lingkungan toksik sebenarnya sangat gak perlu dikhawatirkan. Sebab, akan selalu ada orang baik di luar sana yang akan bisa dan mau menerima kita jika kita mau mencoba menemukan dan mencari mereka.
2. Gak yakin bahwa ada lingkungan sehat yang bisa menerima dirinya

Keraguan dan kekhawatiran memang membuat langkah kita terhambat. Salah satunya adalah khawatir jika gak ada lingkungan sehat yang mau menerima keberadaan kita. Ini adalah kekhawatiran yang sangat gak beralasan.
Logikanya, jika lingkungan toksik saja masih begitu eksis, maka pasti lingkungan yang sehat dan positif pun ada banyak sekali di luar sana. Kita hanya perlu memberanikan diri dan mencoba membuka pergaulan lebih luas lagi.
3. Pikiran yang sudah dimanipulasi

Penyebab lainnya seseorang terjebak dalam lingkungan toksik adalah karena pikirannya sudah dimanipulasi oleh orang-orang toksik tersebut. Ia dibuat berpikir seolah itu adalah satu-satunya lingkungan yang tepat baginya. Dibenaknya ditanamkan mindset seakan gak akan ada orang lain yang mau menerimanya seperti mereka.
Manipulasi ini dilakukan secara perlahan dan begitu gak terasa. Sehingga si yang bersangkutan gak akan menyadari hal tersebut.
4. Tertipu oleh perasaan yang dikira rasa nyaman dan aman

Terjebak dengan orang atau lingkungan toksik juga bisa jadi disebabkan oleh ilusi yang diciptakan pikiran sendiri. Kita mengira semua itu sebagai rasa nyaman dan aman yang gak akan kita dapatkan di tempat lain. Padahal, semua itu seringkali hanya menyakiti diri dan mental kita.
Perlakuan dan perkataan orang-orang tersebut kita artikan sebagai bentuk kasih sayang dan kita selalu menyangkal betapa toksiknya semua itu. Penyangkalan inilah yang terbentuk dalam otak kita sehingga membuat persepsi yang keliru.
5. Lingkungan toksik tersebut berakar dari pengalaman keluarga

Sungguh disayangkan, beberapa orang benar-benar gak bisa keluar dari lingkungan toksik karena mereka adalah keluarganya sendiri. Memang, gak jarang, keluarga kita justru jadi orang yang membuat kita down dan gagal.
Parahnya lagi, kita juga seolah gak punya kuasa dihadapan keluarga sendiri. Takut dicap anak durhaka dan suka melawan, akhirnya kita selalu menerima apa pun yang dikatakan keluarga toksik ini kepada diri kita.
Ada sebagian orang yang sadar dan membiarkan dirinya berada di lingkungan toksik. Gak sedikit pula yang justru gak sadar dan bersikap menerima dengan lapang dada meski dikelilingi oleh orang-orang toksik. Kamu gak termasuk, kan?