Dengar dan Tampung, Cara Pimpin Millennial & Gen Z di Tempat Kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Millennial & Gen Z identik dengan hal-hal yang berkaitan dengan fleksibilitas, termasuk dalam bekerja. Fakta bahwa Millennial & Gen Z sudah mulai memasuki angkatan kerja membuat banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan kultur dan suasana lingkungan profesional yang menawarkan fleksibilitas dan harmonisasi, sesuai dengan preferensi generasi tersebut. Sebagai CEO IDN Media, sebuah perusahaan media platform yang juga banyak merekrut generasi tersebut, Winston Utomo membagikan pandangannya mengenai kepemimpinan yang didambakan oleh Millennial & Gen Z di Indonesia.
1. Kerendahan hati untuk mendengar
Baca Juga: 3 Alasan Utama Mengapa Pemimpin Harus Rendah Hati
Millennial & Gen Z begitu menginginkan keseimbangan kehidupan kerja. Mereka memang berdedikasi penuh untuk kesuksesan perusahaan, tapi perusahaan juga harus mampu menyediakan lingkungan kerja yang ramah dan terbuka. Dengan kata lain, ide-ide yang mereka inisiasi dapat ditampung dan dieksekusi tanpa adanya birokrasi yang bertele-tele. Intinya adalah didengar dan dihargai.
Bila dilihat dari demografi usia Timmy di IDN Media, sebagian besar dari mereka pun merupakan Millennial & Gen Z. Menyadari bahwa generasi tersebut adalah generasi berjiwa muda dengan karakter yang beragam, Winston menyebutkan, “Harus ada kerendahan hati untuk mendengar mereka: setiap masukan, setiap keinginan, setiap keberatan. Mereka adalah generasi yang cerdas, kritis terhadap setiap hal yang mereka ungkapkan, jadi ketika mereka mengekspresikan opini mereka, pemimpin harus punya kerendahan hati dan keberanian untuk mau betul-betul mempertimbangkan feedback mereka.”
2. Harmonisasi antara kerja dan hidup
Seorang pemimpin perlu menunjukkan empati terhadap orang-orang yang dipimpinnya, yang mana dalam kasus ini adalah Millennial & Gen Z. Mau mendengarkan mereka secara aktif dan tulus adalah hal utama yang Winston selalu tegaskan. Tak lupa, dedikasi yang dimiliki oleh Millennial & Gen Z, sebut Winston, merupakan suatu hal yang sangat layak diapresiasi. “Mereka punya dedikasi yang luar biasa, so work-life harmony is the key,” tandas Winston.
Menurut Winston, seorang pemimpin harus mampu memberikan harmonisasi antara kerja dan hidup. “Contoh, jika ada urusan personal, misalnya harus full jaga anak seharian karena satu dan lain hal, seorang pemimpin sebaiknya memahami, mengakomodasi hal tersebut karena kita paham bahwa kita bekerja dengan manusia, bukan mesin. Flexibility is what’s important for them. Jangan terlalu memberi batasan tegas antara dunia kerja dan dunia personal, jadi lebih ke integrasi dan harmonisasi yang tepat. They get the best of both worlds,” sebut Winston.
3. Membuat keputusan jadi tantangan paling besar
Sudah tujuh tahun memimpin Millennial & Gen Z, Winston menyatakan bahwa dirinya tentu menemukan beragam tantangan. Namun, satu yang paling ia ingat. “Tantangan paling besar adalah bagaimana kita, sebagai seorang pemimpin, dapat terus membuat keputusan yang lebih baik lagi setiap harinya. Kita cenderung memutuskan hal yang menyenangkan orang lain, tapi apakah hal itu juga baik dalam jangka waktu yang panjang? Memerlukan banyak pengalaman, kegagalan, kekecewaan, komplain untuk memahami polanya. Bagaimanapun, seorang pemimpin dinilai dari keputusan yang dibuatnya,” terang Winston memberi kesimpulan.